Kau berikan aku perlindungan, kau berikan aku segalanya. Apa pantas kau berikan semuanya kepada orang lain juga?
- Aamirita Haider
"Aamirita!" teriak Zain kencang.
Wanita itu memasuki kamar nya dengan keadaan kacau, bahkan ia sama sekali tidak mengizinkan Zain untuk masuk.
Di kepala nya sekarang hanya terputar, bagaimana cara kakak nya menipu dirinya atas segala yang sudah ia dengarkan seharian ini. Bukan soal harta, soal bagaimana dengan mudahnya memberikan nama belakang keluarga nya untuk orang asing.
"Zain... aku tidak kenapa-kenapa kau jangan khawatir, pergilah ke kantor." jawab Aamirita yang kemudian membuka suara.
"Buka sebentar, aku ingin bicara."
Aamirita berjalan, membuka knop pintu yang ia kunci.
Ceklek
"Masuk lah, Zain." ujar Aamirita sambil menghapus air matanya yang tak kunjung mau berhenti.
Zain masuk, mendengarkan apa yang wanita ini katakan. Ia beranjak ke sofa yang ada di kamar ini dan duduk sambil memperhatikan gerak-gerik wanita dihadapan nya ini.
"Kau baik-baik saja?" tanya Zain hati-hati.
"Tentu nya."
"Ini semua hanyalah akal-akalan kakak mu, jangan kau masukkan ke hati."
Aamirita menegakkan kepalanya, "kau salah Zain. Nyatanya Neta sudah memiliki nama keluarga ku."
"Tidak... selagi surat itu belum masuk ke pengadilan, nama Neta tidak akan memakai nama keluarga mu."
"Kau tenang saja, aku akan meminta Ryan melenyapkan semua berkas." sambung Zain.
Wanita ini menggeleng kan kepalanya, "jangan Zain. Kakak akan memarahi mu nantinya, dan pekerjaan Ryan terancam."
"Aku tidak mengerti jalan pikiran mu sebenarnya."
"Kau tidak perlu mengerti, Zain. Sama seperti kakak ku yang tidak akan mengerti bagaimana jalan pikiran ku."
Zain tidak tahu bagaimana caranya melakukan hal yang sebenarnya tidak bisa ia lakukan. Taruhan nya adalah pekerjaan Ryan, ia tidak bisa melakukan banyak untuk hal ini. Tapi, wanita itu sendiri yang akan meminta Aamirila membatalkan semuanya. Itu janji Zain, ia akan membuat Neta meminta Aamirila membatalkan semuanya.
"Jika kau tidak ingin Ryan yang melakukan nya, maka akan ku buat wanita itu yang melakukan nya." ujar Zain yakin.
Aamirita mengerti bagaimana Zain mampu melakukan semuanya, tapi ada satu hal yang harus Zain ketahui sekarang.
"Zain, kemarilah." Ujar Aamirita sambil memeluk kasur nya.
Zain berjalan mengikuti perintah yang wanita ini katakan, "ada apa?" ujar Zain sambil menatap wajah wanita ini yang terasa sembab.
"Kau ingin aku bahagia 'kan Zain?"
"Tentu saja, asik kecil ku ini harus selalu bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...