Entah dimana kita harus bertemu, di tempat yang tepat? Atau harus diam-diam seperti seorang maling?
"Cuacanya dingin, apa Amerika akan segera turun salju Ryan?"
"Belum, ini hanya sedang dingin saja."
Aamirita masih mengamati indahnya kota yang sedang ia lewati ini, tidak di sangka setelah beberapa bulan tidak ke Amerika ia akhirnya bisa kembali ke negeri ini.
Zain mencubit lengan Aamirita, "sakit Zain."
"Berhenti menatap luar, seperti tidak pernah kesini saja."
"Apa salahnya?"
"Tidak ada yang salah, hanya apa kau tidak membawa mantel mu?" tanya Zain yang menatap wanita di sampingnya ini hanya memakai kaos panjang dan celana jeans.
"Apa mantel?"
"Apa kalian membawa mantel?" tanya Aamirita kembali.
Ryan dan Zain mengangguk kompak, "cuaca akan terasa dingin, tidak kah kau lihat diluar semua orang mengenakan mantel?"
"Ya Tuhan Zain!"
"Ada apa?"
"Aku kira ini Indonesia,"
"Bagus."
"Kenapa bagus?"
"Tidak, turun lah dengan baju kaos seperti ini tanpa mantel. Berdoa saja ada seseorang yang akan memberikan mu mantel saat kita turun lapangan nanti." ujar Zain sambil memainkan ponsel nya sambil menunggu balasan pesan dari penyihir kantor itu.
"Jangan khawatir, pakailah mantel ku. Kurasa tidak terlalu kebesaran," jawab Ryan.
"Tidak... aku tidak masalah jika tidak memakai mantel, cuaca tidak akan dingin selalu kan?"
"Pakai saja, jika kau sakit Zain lah yang akan di marahi oleh kakak mu." jawab Ryan sambil menatap Zain dari kaca spion.
"Benar! Pakai saja mantel Ryan, aku tidak keberatan." jawab Zain tanpa mengalihkan pandangannya.
"Baiklah, jika itu mau kalian."
Perjalanan yang tidak jauh membuat mereka sengaja mengendarai mobil dengan kecepatan pelan. Agar merasakan nikmat nya kota yang sedang mereka lalui ini.
"Zain lihat itu!" girang Aamirita.
"Apa?"
"Patung liberty Zain!"
"Bahkan kau ada foto disana, tidak usah teriak-teriak."
"Bisakah nanti kita kesana lagi?"
"Tentu, dengan senang hati."
"Luar biasa, kita harusnya jalan-jalan saja. Tidak usah bekerja, apalagi membuang waktu."
"Terserah dirimu, jika kami tidak bekerja dimana kami akan mendapatkan gaji?"
"Bukankah kalian sudah memiliki cukup banyak uang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...