41|| Quality time

18 4 0
                                    

Setelah malam ini, tidak akan ada yang tahu kapan moment seperti ini terulang kembali.
- Aamirita Haider

Setelah acara melow antara Aamirita dan bibi Ann. Akhirnya Aamirita mengajak bibi Ann untuk makan malam bersama, saat Aamirita sudah memasuki ruang makan. Ia melihat dua lelaki ini sudah menelungkup kan kedua tangan mereka dan tertidur.

"Kasihan mereka nak, mereka menunggu mu hingga tertidur di meja makan."

Aamirita mengangguk, ia merasa bersalah "Zain bangunlah."

"Ryan, bangunlah."

Aamirita menggoyangkan tubuh lelaki ini agar segera bangun, tidak sulit untuk mereka berdua bangun dan kembali membuka mata.

Zain mengucek matanya yang sudah mulai memerah, sedangkan Ryan masih belum tersadar sepenuhnya.

"Cuci muka kalian, baru kita akan makan." ujar Aamirita sambil menarik kursi kosong.

"Langsung saja kenapa? Sungguh aku sudah mengantuk," keluh Zain.

"Jika tidak mau cuci muka, yasudah. Kau masuk ke kamar mu dan tidur, tidak perlu makan lagi."

"Zain, ayo. Tidak usah berdebat ini sudah malam," ajak Ryan.

Aamirita tersenyum, "Ryan saja paham masa seorang Zain Raihan Ali tidak paham sama sekali." ejek Aamirita.

Zain tidak memperdulikan perkataan yang dilontarkan oleh Aamirita, dia beranjak dari kursi nya dan mengikuti Ryan untuk mencuci muka.

Selama menunggu dua lelaki itu datang, Aamirita sudah memasukkan lauk kesukaan nya kedalam piring miliknya. Entah berapa berat badan nya akan naik setelah ini, piring nya pun sudah penuh.

"Apa kau sangat lapar?" tanya Zain saat melihat isi piring wanita didepannya.

Aamirita mengangguk, "sangat lapar."

"Badan mu kecil, porsi mu mengalahkan kami berdua yang bekerja."

"Terserah aku, Zain."

Zain mengangguk, "baik terserah kau saja nona."

Mereka menikmati makan malam dengan nikmat, walaupun sedikit perdebatan antara satu wanita dan lelaki yang mempermasalahkan lauk yang terus saja di ambil dan di masukkan ke dalam piring wanita ini.

"Rakus," ejek Zain.

Aamirita tidak mendengarkan nya, ia tetap memakan makanan yang ada di piring nya dengan lahap.

"Makan saja, Zain."

Zain menoleh, Ryan ini selalu saja membela Aamirita. Entah wanita ini salah atau benar, Ryan akan selalu membelanya.

"Kalian makan saja ya, bibi pamit ke dapur."

"Setelah selesai, kembalilah kesini bibi."

Ryan menyelesaikan makan nya lebih dulu, sambil menunggu dua orang yang belum selesai ini Ryan menikmati jus alpukat dan puding alpukat yang tersedia di meja makan.

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang