09||Curiga

46 6 0
                                    

Aku ini sebenarnya apa? Tidak pernah tahu apa rahasia yang kalian sembunyikan.

"Neta, Neta, Neta, nama itu terus saja berputar di kepala ku!" kesal Aamirita yang sudah sedari tadi mencoba untuk melupakan nama yang ia dengar dan memutuskan untuk tidak peduli lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul 03:00 pagi. Tapi, Aamirita tetap terjaga tanpa enggan menutupkan matanya yang mulai sayu itu.

Aamirita memakai sendal nya dan berniat untuk kebawah mengambil minum di meja.

Sepi, sepertinya dua lelaki itu sudah tidur sedari tadi. Biasanya lampu akan menyala dan suara televisi akan hidup dan terdengar saat Aamirita menuruni tangga.

"Mereka sudah tidur," gumam Aamirita sambil menuangkan air yang ada di gelas nya itu.

Setelah selesai Aamirita berjalan kembali ke arah tangga untuk kembali masuk ke kamar nya. Tapi, sebelum ia menuju tangga, matanya sedikit menyipit ketika melihat ada untaian kaki di sofa ruang keluarga itu.

Aamirita berjalan pelan untuk menghidupkan saklar lampu yang tak jauh dari nya.

Ceklek

"Kalian!" teriak Aamirita.

Sedangkan dua orang yang terkejut itu terjatuh ke lantai akibat mendengar suara teriakan.

"Ngapain kalian tidur di sofa?" tanya Aamirita yang sama sekali tidak merasa bersalah karena sudah berteriak kencang hingga membuat dua lelaki ini terjatuh ke lantai.

"Apa-apaan ini Aamirita? Kenapa kau berteriak sekencang itu?" kesal Zain sambil memegang punggungnya yang terasa sangat nyeri sekali.

Sedangkan Ryan sama sekali tidak membuka suara, dia hanya langsung merebahkan kembali tubuhnya ke sofa dan berniat untuk memejamkan mata kembali.

"Kalian yang apa-apaan punya kamar sendiri-sendiri masih tidur di sofa,"

"Kita ini cowo tidur dimana saja bisa," jawab Zain.

"Baiklah nikmati sakit punggung kalian disini." pamit Aamirita kemudian meninggalkan dua lelaki ini yang masih terbaring di sofa.

"Ryan nggak sakit?" tanya Zain.

"Sedikit besok juga hilang, besok rapat nya akan terjadi besok apa kau tunda lagi?"

Zain mengangguk, "besok sepertinya karena proyek ini akan segera cek lapangan dan akan segera survei."

"Kenapa kau menerima proyek disini? Sedangkan yang di Amerika kau berikan kepada Tirta."

Zain tertawa benar proyek di Amerika adalah proyek yang ingin sekali dia selesaikan. Tapi, sepertinya kondisi tidak akan mendukungnya kesana.

"Sepertinya saya lebih cocok disini sih, lagian proyek di Amerika itu cocok untuk Tirta. Sebentar lagi Tirta akan pulang bukan?"

"Sebulan lagi sepertinya, tadinya saya akan kesana menyusul Tirta tapi tidak jadi."

"Bukankah hotel disana akan segera launching? Tirta mengerjakan semuanya dalam waktu 3 bulan hebat sih, salut saya sama Tirta."

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang