27|| Completed Lunch (1)

18 5 0
                                    

Bukannya kita sama? Sama-sama menutupi setiap kebohongan yang ada. Katakan saja ini impas.
- Aamirita Haider

Mentari telah terbit dengan cepat, padahal baru saja merasa tidur dengan nyenyak. Harus kembali bangun dan melanjutkan aktivitas dengan semestinya.

Wanita ini yang baru terlelap karena harus menjaga lelaki yang sedang sakit itu di kamar nya. Setelah lelaki ini tertidur dengan pulas barulah ia kembali ke kamar nya.

"Selamat pagi, Ryan." sapa Aamirita yang baru saja menuruni tangga.

Ryan menoleh, "selamat pagi dimana Zain?"

"Dikamar nya, dia sedang sakit semalam. Aku belum sempat menjenguk nya lagi." jawab Aamirita sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.

Ryan yang sedang mengoles selai itu terkejut, bukankah kemarin setelah sampai Zain menonton sepak bola. "Jam berapa kau mengetahui Zain sakit?"

"Ia mengirimi ku pesan jam 2 malam, aku juga belum tertidur."

Pertandingan selesai jam 2 malam, dan Zain langsung memanggil Aamirita. Zain pura-pura sakit, ia baik-baik saja semalam.

"Kau yakin dia sakit?" tanya Ryan meyakinkan.

Aamirita mengangguk, "badan nya memang tak panas, sepertinya dia sakit kepala."

"Jam 2 pertandingan baru selesai, dan dia memang langsung naik ke atas."

"Bola maksud mu?"

"Benar, setelah pulang semalam dia baik-baik saja. Dia juga sudah meminum obat nya," ujar Ryan.

"Awas saja jika dia membohongi ku," ancam Aamirita sambil memegang pisau yang ada di tangannya.

"Letakkan pisau itu, kau tidak bisa membunuh ku dengan pisau itu."

Aamirita menoleh ke belakang, "kau pura-pura sakit?"

"Tidak, nona."

"Saat aku kembali ke kamar kepala ku sangat lah pusing, tapi setelah kau memijit nya sebentar rasanya hilang. Aku sengaja meminta mu memijit kepala ku hingga kau tidak tidur." ujar Zain jujur.

"Kau ini!" kesal Aamirita.

Ryan tertawa, "kau menonton bola semalam Zain. Kepala mu juga sakit akibat terlalu lama menatap televisi."

"Benar, Ryan. Sepertinya hari ini aku tidak akan ikut dengan mu, aku sakit."

"Dia berbohong Ryan, potong saja gaji nya jika dia tidak masuk kantor. Enak saja ia tidur dirumah dan kau sibuk bekerja," celetuk Aamirita.

"Kau ada masalah apa pagi-pagi dengan ku?" tanya Zain.

Mereka sibuk meributkan tentang kebohongan, sedangkan Ryan terkejut dengan pesan masuk yang baru saja ia terima.

"Apa kalian menerima pesan juga?"

"Pesan apa?"

"Kalian tidak membawa ponsel ?"

Zain dan Aamirita kompak mengangguk kan kepala, "tidak."

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang