Sebenarnya apa mau mu?
- Aamirita Haider"NETA JANGAN!"
Semuanya menoleh saat ada suara kencang dari arah luar.
Ryan dan Tirta buru-buru menarik Zain dan melarikan nya dari genggaman tangan Neta.
"Neta, apa yang kau lakukan?" tanya Aamirita.
Iya, dia Aamirita. Wanita yang baru saja sampai kerumah untuk menukar pasport nya. Tidak disangka, saat ia masuk kedalam rumah keadaan nya sudah benar-benar kacau.
Aamirita masuk bersama Xavier, lelaki itu meminta ikut agar bisa menyapa Aamirila.
Neta membiarkan Zain ditarik oleh kedua lelaki itu, yang ia ingin sekarang adalah wanita yang ada didepannya ini. "Menurut mu apa yang aku lakukan?" tanya Neta melangkah maju.
"Aamirita mundur lah, dia membawa senjata," bisik Xavier ditelinga Aamirita.
"Xavier... jika aku tidak datang tepat waktu, maka nyawa Zain dalam bahaya."
"Biar aku yang mengatasinya, kau jangan maju. Dia sekarang berjalan ke arah mu," pinta Xavier.
Aamirita menggeleng, "dia ingin bertemu dengan ku. Biarkan dia datang kepadaku," jawab Aamirita.
"Kau bertanya apa yang aku inginkan bukan?" tanya Neta saat sudah berada dihadapan wanita yang mengehentikan aksinya barusan.
Aamirita mengangguk, "aku tidak habis pikir Neta, kau sudah aku izinkan tinggal dirumah ini. Kau ku izinkan memakai nama keluarga ku, lalu? Apa yang kau lakukan kepada Zain?"
Wanita ini tertawa dengan kencang, sekarang sudah saat nya balas dendam. Di rumah ini, seperti 20 tahun yang lalu.
"Aku ingin satu, nona Aamirita Haider."
"Katakanlah, tapi jangan ganggu mereka lagi."
"Tidak semudah itu,"
Zain tidak tahan lagi melihat wanita ini, ia berjalan maju untuk mendatangi Aamirita. "Aamirita, jangan dengarkan dia." cegah Zain yang akan berjalan ke arah Aamirita, tapi dicegah oleh Ryan dan Tirta.
"Zain, kau sudah menjadi alasan dia marah. Jika dia kembali marah, habis nyawamu Zain."
"Aku akan membunuh nya," gumam Zain.
Tirta menggeleng, "kita tidak punya senjata Zain. Dia membawa senjata, selangkah kau maju entah nyawa siapa yang akan segera dihabisi nya." jelas Tirta.
Zain memikirkan satu halu, pistol nya ada dikamar. Ia harus mengambil nya dan membunuh wanita ini secepatnya, "aku akan ke kamar dulu, kalian tunggu saja disini."
"Zain.... "cegah Tirta.
"Biarkan saja, lebih aman Zain dikamar daripada disini."
"Lihatlah nona... betapa takut nya tuan Zain Raihan Ali, sehingga ia dia pergi dari sini."
Neta melangkah maju dengan pelan, kembali mendekati wanita yang terdiam membisu bersama seseorang lelaki gagah dan tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Fiksi Remajamencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...