Tertawa kadang untuk menutupi rasa sakit yang datang dari hati.
- Zain Raihan Ali.Siang ini, Aamirita, Zain dan Ryan sedang menikmati makanan seafood yang terkenal di mall yang sedang mereka datang i.
Aamirita duduk di samping Zain, tapi lelaki ini dengan enak nya sedang mengobrol bersama Ryan.
Zain sedang sibuk dengan obrolan nya, sampai tidak menyentuh makanan yang masih terlihat penuh.
"Kalian tidak ingin makan?" tanya Aamirita menatap heran dua lelaki yang terus saja mengobrol tiada henti.
Aamirita menatap mereka pasrah, "baiklah terserah kalian saja." putus Aamirita yang kemudian melanjutkan kembali memakan makanan yang ada di piring nya.
Selama menikmati makanan nya dengan lahap, ternyata dua lelaki ini sama sekali tidak bergeming untuk menyentuh makanan mereka. "Kalian sungguh tidak ingin makan?" tanya Aamirita kembali.
Tidak di jawab.
Tidak di hiraukan.
Sebenarnya siapa yang mereka obrolkan ini?"Baik, kalian mengacuhkan ku." ujar Aamirita sendiri.
Merasa tidak di hiraukan, Aamirita memainkan ponsel nya sambil menunggu dua lelaki ini berbicara kepadanya. Aamirita menscroll sosial media nya yang sudah lama sekali tidak ia buka karena menurut nya tidak ada yang penting sama sekali.
"Kurang ajar, mereka tetap tidak berbicara." ujar Aamirita kesal.
"ZAIN!" teriak Aamirita kesal.
Zain terkejut dan menjatuhkan ponsel yang ada di genggaman nya. "Astaga, kau kenapa berteriak?" tanya Zain sambil mengambil ponsel nya.
"Kalian yang kenapa? Kenapa tidak menjawab pertanyaan ku sedari tadi."
"Nikmatilah makanan mu saja, kami sedang ada urusan." jawab Zain.
"Sebenarnya, apa urusan kalian." tanya Aamirita sambil memperhatikan arah yang sedari dua lelaki ini tatap.
"Kakak!" teriak Aamirita terkejut.
"Itu kakak ku kan Zain?" tanya Aamirita memastikan apa yang ia lihat barusan.
Kenapa ada kakak nya disini? Kenapa kakak nya tertawa dengan bahagia bersama seseorang yang ada di depannya itu. Siapa wanita yang sedang mengobrol dengan kakak nya itu? Kini banyak pertanyaan yang terdapat di kepalanya.
"Ryan jawab aku,"
"RYAN!" teriak Aamirita kesal.
Sedangkan lelaki itu langsung menoleh, "aku juga tidak tahu itu siapa? Sebaiknya kita kembali." saran Ryan yang disetujui oleh Zain.
"Ayo pulang, biarkan kakak mu disana. Dia pasti nanti akan kembali ke rumah."
"Zain, kita susul saja kesana. Aku penasaran dengan wanita itu." usul Aamirita.
Zain menggelengkan kepalanya, "tidak kita pulang saja. Biarkan penyihir itu disana,"
"Tapi Zain.... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...