25|| Hampir terbongkar

20 5 0
                                    

Belum saatnya kau tahu yang sebenarnya, belum saatnya perang ini dimulai.

"ZAIN!"

"Ryan." gumam Neta sambil memperhatikan wajah kekasihnya itu.

Neta dan Zain berdiri, memastikan apa benar itu adalah kekasihnya dan dua orang yang Zain tinggalkan di taman tadi.

"Zain, siapa dia?" tanya Aamirita ketika sampai.

"Ryan," ujar wanita itu dan langsung memeluk lelaki yang sudah ia rindukan berbulan-bulan itu.

"Eh,"

Aamirita terkejut dan beralih posisi mendekati Zain, "Zain kenapa dia memeluk Ryan?" tanya Aamirita pelan.

"Diam saja." jawab Zain.

Aamirita masih memperhatikan wanita itu dengan wajah seksama, kenapa dia berani sekali memeluk lelaki yang mungkin belum dia kenal, atau mereka sudah saling kenal.

"Apa itu kekasih nya Ryan, Zain?" tanya Aamirita kembali.

"Iya, itu kekasihnya." jawab Zain.

"Jadi wanita cantik ini adalah kekasihnya," gumam Aamirita kepada dirinya sendiri.

"Duduk lah, biarkan mereka." ujar Zain mengajak Aamirita untuk duduk.

Aamirita menuruti perkataan Zain dan duduk di sebelahnya, "kenapa kau bisa kesini?" tanya Zain.

Aamirita menoleh, "GPS di ponsel mu aktif Zain. Kami menunggu mu sudah lama, ternyata kau malah duduk di kedai ini dan meminum kopi dengan enak nya."

"Jadi GPS di ponsel ku aktif, sejak kapan aktif?" tanya Zain pada dirinya sendiri.

"Entah lah, Ryan yang melihatnya."

"Apa kalian tidak ingin duduk?" tanya Zain saat melihat kedua pasangan ini tetap berpelukan.

Ryan langsung melepaskan pelukannya, "duduk lah Neta." ujar Ryan.

Mereka berempat sudah duduk di meja yang sama, walaupun salah satu diantara mereka tidak mengenal nya.

"Siapa dia Ryan?" tanya Neta membuka suara.

"Dia Aamirita." jawab Zain, yang menjawab nya.

"Aamirita Haider?" tanya Neta.

"Iya, aku Aamirita Haider." jawab Aamirita membuka suara.

"Jadi kau adiknya kakak ya,"

"Kakak siapa maksudmu?" tanya Aamirita heran.

"Kakak Aamirila,"

"Kau mengenal kakak ku?"

Neta mengangguk cepat, "tentu saja. Kakak sangat baik kepadaku," ujar Neta sambil membanggakan Aamirila.

Neta ini manusia bodoh, kenapa membanggakan kakak orang lain didepan adik nya sendiri, batin Zain.

"Lupakanlah, tidak usah mendengar Neta. Dia hanya bercanda saja," jawab Zain tanpa ingin Aamirita mengetahui lebih lanjut mengenai siapa Neta sebenarnya.

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang