Kita di meja yang sama, tanpa saling mengira kita adalah adik kakak.
- Dewa Gerald Theo Ali"Sepertinya kalian semua sibuk, aku akan ke cafe untuk minum kopi sebentar." izin Aamirita yang kemudian meninggalkan tempat duduk nya.
"Kau punya uang?" tanya Zain.
Aamirita terkekeh, "tidak ada berikan aku uang mu," pinta Aamirita sambil menjulurkan tangan nya.
Zain mengeluarkan dompet nya, untuk mengambil kartu kredit nya, "ambilah." ujar Zain sambil menaruh kartu kredit nya ke tangan Aamirita.
"Aku hanya bercanda Zain," jawab nya sambil mengembalikan kartu kredit yang baru saja di berikan oleh lelaki yang sedang duduk di depan nya.
Zain tidak bergerak untuk mengambilnya, dia malah sibuk dengan orang-orang di depan nya tanpa menghiraukan lagi wanita yang memegang kartu kredit nya.
"Baik, aku pegang dulu ya. Nanti akan ku berikan lagi padamu." putus Aamirita yang kemudian berjalan keluar menuju cafe yang tak jauh dari hotel ini.
Aamirita berjalan dengan pelan, menggunakan mantel yang lumayan kebesaran di tubuh nya itu. Tapi, tidak masalah cuaca disini sangatlah dingin, Ryan saja sudah mendapatkan mantel baru jadi Aamirita tidak perlu takut jika lelaki itu merasa kedinginan.
Dari kejauhan, Aamirita melihat lelaki yang ia temui tadi sedang duduk. "Apa aku ajak Dewa saja ke cafe? Sekalian mengobrol bukan?" tanya Aamirita pada dirinya sendiri.
Aamirita memutar tujuan nya, yang awalnya ingin langsung keluar ini dia ingin mengajak teman nya, Dewa adalah teman nya bukan musuh seperti yang selalu dikatakan Zain.
"Dewa," sapa Aamirita sambil duduk dihadapan lelaki ini.
Lelaki ini menatap wanita di depannya, "kenapa?"
"Mari minum kopi, tidak jauh dari sini ada sebuah cafe bukan?" tawar Aamirita.
Sedangkan lelaki ini menggeleng kan kepalanya, "kau saja aku sedang bekerja." tolak nya dengan halus.
"Aku akan meminta izin kepada tuan Ryan? Bagaimana?"
"Tidak, jika Zain nanti menyusul mu bagaimana?"
Ada ketakutan dari diri lelaki ini yang Aamirita perhatikan, ia ketakutan jika Zain mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Ada ketakutan terbesar di dalam diri lelaki yang sedang dia ajak meminum kopi ini. Aamirita harus meyakinkan nya untuk ikut, Aamirita juga yakin Zain tidak akan menyusul nya.
Aamirita tersenyum, "tidak akan... Zain sedang banyak pekerjaan, jika dia bisa pasti dia sudah menemani ku untuk minum kopi." ujar Aamirita berupaya meyakinkan lelaki didepannya ini.
"Tidak ada salahnya, ayo." jawab Dewa mengiyakan perkataan wanita dihadapan nya ini.
"Yey!" girang Aamirita.
Mereka berdua berjalan sambil menuju arah cafe yang tak jauh dari hotel ini, banyak pejalan kaki yang mungkin sedang ingin pergi atau pulang kerumah mereka.
"Boleh aku bertanya?" tanya Aamirita membuka pembicaraan.
"Katakan lah," ujar nya tanpa menoleh ke sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...