Aku hanya mampu menatap mu dari jauh, karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
- Aamirila HaiderAamirila sedang menatap tiga orang yang sudah memasuki pintu keberangkatan, siapa lagi jika bukan Ryan, Zain dan adiknya. Aamirila datang untuk melihat apa adiknya baik-baik saja, atau dia sedih. Tapi, dari yang Aamirila rasakan ada ketakutan yang sedang mendominasi hati adiknya. Entah apa yang sedang adiknya itu takut kan.
Setelah melihat pesawat adiknya sudah terbang ke udara, Aamirila memutuskan untuk kembali ke kantor untuk sedikit menyelesaikan pekerjaan nya sebelum mereka akan pergi ke Spanyol.
Alasan untuk pergi dari negara ini adalah dirinya sendiri, ia harus segera mencari tahu dimana adiknya itu akan pergi nantinya. Setelah ia tahu dimana keberadaan adiknya itu, ia akan lega dan memutuskan para bodyguard nya untuk datang kesana dan bekerja disana.
"Zain akan menjadi kakak yang selama ini kau impikan, nyatanya Zain berhasil melakukan nya."
Aamirila menyetir mobil tanpa menyuruh supir, ia sengaja melakukan nya sendiri agar tidak ada yang tahu kemana ia pergi, terutama Neta. Dia tidak boleh tahu kemana Aamirita pergi sebenarnya, biarkan dia bersenang-senang.
Aamirila memasukkan panggilan ke seseorang,
"Selamat sore tuan, apa saya bisa meminta anda untuk melacak penerbangan yang akan dilakukan oleh Aamirita Haider?"
"Apa anda memiliki salinan pasport nya nona?"
"Tidak, lakukan tanpa meminta apapun untuk menjadi bahan nya."
"Tapi, nona... "
"Tanyakan kepada pihak maskapai, dia akan tiba di Indonesia besok pagi. Aku rasa sore nya dia akan segera berangkat, akan ku kirimkan detail lengkap nama dan lainnya. Sekretaris ku akan mengirimkan nya ke email mu."
"Baik nona, jika itu keinginan mu."
Tut
Setelah melacak nya, Aamirila pastikan adiknya tidak akan merasa sendiri di negara yang akan adiknya tempati. Entah itu dalam jangka lama, ataupun dia akan berpindah tempat.
"Ibu... Aamirita kecil mu sudah dewasa sekarang, ia sudah bisa bepergian sendiri sesuai keinginan nya." gumam Aamirila kepada dirinya sendiri.
Ponsel nya berdering, entah siapa lagi yang menelepon nya sekarang.
Aamirila melihat nya, Neta? Kenapa wanita ini menelpon nya.
"Ada apa, Neta?" tanya Aamirila hangat.
"Kakak, kau dimana?"
"Di kantor," bohong Aamirila.
"Aku sedang di mall kak, bisakah kau menyusul ku? Kita akan berbelanja bersama."
Aamirila diam, tugas nya masih banyak tapi wanita ini sudah mengajak nya berbelanja. Aamirila akhirnya menyetujui nya, "aku akan datang setelah makan malam. Kau belanja sendirian dulu, aku akan datang saat makan malam."
"Baiklah, kak. Sampai nanti,"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...