Prolog

725 44 2
                                    

Sakit paling menyakitkan kehilangan mereka yang tersayang.
- Aamirita Haider




Pilar itu masih berdiri kokoh semenjak 25 tahun yang lalu hingga ia hidup sekarang. Rumah megah yang ditempati semua fasilitas yang tersedia tidak akan bisa membuat seseorang untuk mengeluh akan hidup.

Aamirita Haider adalah adik dari Aamirila Haider jarak mereka tidak jauh karena terlahir kembar walaupun tidak seiras. Aamirita yang memiliki wajah khas Eropa itu sangatlah mirip dengan kakek buyut nya sedangkan Aamirila Haider memiliki wajah khas sang ibu yaitu Indonesian. Dua bersaudara ini hidup dengan tenang, tidak ada pertengkaran karena sama-sama menghindari nya.

"Kak apakah kau akan segera pergi?" tanya Aamirita sambil berjalan menuju meja kerja kakak nya.

Sedangkan sang pemilik nama hanya mengangguk pelan pertanda mengiyakan pernyataan lawan bicaranya ini.

"Aku harap kau selalu ingat pesan ku kak," peringat Aamirita sambil menyeduh teh hijau yang baru saja diantarkan pelayan.

"Iya." jawab Aamirila seadanya.

"Berapa hari kakak di Lombok?"

"Satu minggu jika tidak ada halangan."

Aamirita mengangguk paham seolah tidak ada lagi topik yang akan menjadi pertanyaan nya Aamirita memilih untuk diam dan menikmati teh hijau dan sebuah majalah berita hangat hari ini.

Keadaan benar-benar hening dirumah bak istana ini hanya di isi oleh beberapa orang saja karena yang lainnya tidak boleh masuk kesini ataupun halaman rumah keluarga Haider.

Aamirila mendongakkan kepalanya menatap perempuan yang dia sebut sebagai adiknya itu, "apa kau tidak mengajar?" tanya Aamirila duduk disebelah adiknya ini.

Aamirita menoleh, "tidak kak aku akan dari rumah saja udara di luar sangat dingin dan cuaca nya juga sering berubah-ubah."

"Apa semuanya lancar?"

Aamirita tersenyum, "tentu saja kak kau jangan khawatir aku akan menjaga nya sebisa ku."

Aamirita hanya diam saja dia tidak ingin membuka suara lagi selagi menunggu jus buah nya datang.

"Aku akan ke kamar keluar lah saat makan malam, aku akan pergi jam 21:00." ujar Aamirila yang berlalu meninggalkan Aamirita sendirian.

Haider Villa tempat tersunyi yang mungkin sangat sunyi, dipenuhi dengan para penjaga dari ujung sampai ujung. Dari gerbang utama hingga gerbang belakang, semua penjaga sudah dilatih keras untuk menjaga rumah ini agar tidak ada yang masuk atau menginjakkan kaki disana.

Aamirita melarang keras orang asing datang ke Haider Villa. Siapapun itu keluarga atau kerabat pun tidak ada yang bisa berkunjung. Haider Villa sangat lah sepi tidak ada kehidupan yang benar-benar dikata kehidupan. Isinya hanya orang yang memiliki pekerjaan penting dan menetap dikamar masing-masing.

"Bibi An apa kau sedang memasak?" tanya Aamirita yang baru saja masuk kedalam dapur.

"Hei jangan kesini menjauh lah nak bibi sedang memasak. Kau tunggu saja di meja makan." tegur nya agar putri rumah ini tidak mendekat ke arah kompor.

"Bibi aku ingin membantu mu... kumohon," pinta Aamirita.

"Tidak nak kau tunggu saja di meja makan."

Aamirita menyerah jika bibi nya ini sudah mengatakan tidak. Wanita paruh baya ini sudah mengasuh nya dari kecil seperti ibu kandung nya sendiri, walaupun dia bukan kerabatnya tetapi Aamirita selalu menyayangi bibi An seperti dia menyayangi ibu nya.

***

Sangat wangi tubuh nya dibasuh dengan air dingin yang masih benar-benar dingin. Kebiasaan buruk yang tidak bisa dihindari oleh seorang Aamirila Haider, mandi dengan air dingin. Sejak kejadian itu, Aamirila tidak sekalipun lepas dari air dingin saat mandi, menurutnya air biasa akan membuat isi kepalanya pecah tiba-tiba.

"Kak apakah sudah?"

Aamirila mematikan shower nya, "makan lah terlebih dahulu sepertinya aku tidak akan makan lagi." ujar Aamirila sedikit keras.

"Baiklah kak aku makan duluan, selamat malam." jawab Aamirita yang kemudian beranjak pergi.

Lagi-lagi kau melupakan duniamu kak, aku tahu yang paling terpukul adalah dirimu. Tapi, aku tidak bisa berdiam diri seperti mu. batin Aamirita.






































Welcome di cerita baru aku!
Par(End)s!
Semoga suka ya jangan lupa vote dan komen!

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang