Tak selamanya jatuh itu sakit. Kau dijatuhkan berkali-kali agar kau sadar, betapa berharganya sebuah kepercayaan.
- Aamirila HaiderAamirila Haider anak pertama dari dua bersaudara lebih tepatnya Aamirila memiliki kembaran yaitu Aamirita Haider. Usia mereka sudah hampir memasuki kepala 3, tepatnya 4 tahun lagi.
Aamirila menyelesaikan kuliah nya di
Imperial College London dengan jurusan Management. Aamirila sudah menyelesaikan kuliah nya diumur 23 tahun yang kemudian disusul oleh Aamirita Haider yang berkuliah ditempat yang sama dengan jurusan Matematika.Setelah kepulangan mereka ke Indonesia semuanya tampak berubah. Tidak ada canda tawa ataupun kehangatan dalam sebuah keluarga. Bibi Ann yang sudah lama bekerja sebagai asisten rumah tangga mengakui jika dari kecil dua anak keturunan Haider memanglah sangat misterius.
Kehidupan mereka di Landon membuat mereka hidup dengan cara mereka sendiri, hampir 20 tahun tinggal di Landon dan kembali memutuskan untuk kembali ke negara yang memiliki banyak kenangan adalah hal tersulit yang dibuat oleh dua kakak beradik ini.
Meninggalkan Haider Villa meninggalkan semuanya untuk memulai kehidupan baru tidak lah mudah. Aamirita yang pembawaan nya lebih santai membuat dia lebih mudah berbaur daripada sang kakak. Aamirita yang notif nya sekarang mengelola sekolah Haider membuat nya menjadi pemilik penuh semua aset keluarga Haider dibandingkan sang kakak. Sang kakak yang mengelola Haider Group tidak ingin sama sekali semua aset jatuh ke tangan nya, yang itupun disetujui oleh sang adik.
Semua saham semua aset semua harta kekayaan jatuh atas nama Aamirita Haider sebagai pemilik sah dari semua aset Haider Group. Kekayaan yang dimiliki nya diusia muda membuat nya harus mengasingkan diri dari dunia publik dan memasuki dunia menjadi seorang guru di sekolah dasar. Aamirila yang tidak pernah sama sekali keberatan atas keputusan yang diambil oleh adiknya ini membuat mereka dekat tapi tidak sehangat kakak adik pada umumnya.
***
"Semua nya sudah siap pak?" tanya Aamirila sambil duduk di sofa.
Pengacara itu hanya mengangguk, "sudah siap nona. Tinggal menunggu nona Aamirita menandatangani surat-surat semuanya."
Aamirila yang dingin hanya bisa menatap datar sekitarnya sambil menunggu adiknya untuk turun menemuinya.
"Hai kak, hai tuan Ryan." sapa Aamirita.
Kedua orang ini menoleh meneliti wanita yang baru datang ini dengan seksama. "Hai nona selamat siang."
"Selamat siang tuan Ryan ada apa kau kemari?" tanya Aamirita penasaran.
"Tanda tangani surat yang diberikan tuan Ryan." ujar Aamirila membuka suara.
Aamirita menaikkan kedua alisnya bingung dengan apa yang dikatakan kakak nya ini. "Untuk apa?"
Aamirila melirik kan kedua bola matanya kepada pengacara yang ada disampingnya.
Ryan yang paham dengan maksud dari bahasa tubuh yang dia lihat dari wanita disebelahnya ini langsung menjelaskan kenapa dia datang kemari dengan berkas-berkas yang harus ditandangani secepatnya.
"Nona semua berkas ini adalah harta kekayaan keluarga Haider yang akan diserahkan kepada anda semua. Kemarin 51% bagian nona Aamirila Haider dan 49% adalah bagian anda karena nona Aamirila Haider tidak menginginkan satu persen pun kekayaan nya dia ingin memindahkan 51% atas nama anda. Jadi, 100% semua harta kekayaan keluarga Haider adalah milik anda." jelas Ryan dengan detail.
Aamirita tercengang atas apa yang baru saja dia dengar, "apa kau tak salah bicara tuan Ryan." tanya Aamirita.
"Tidak nona anda bisa tanyakan langsung kepada nona Aamirila."
Aamirita mengarahkan pandangan nya kepada kakak nya sambil memberikan bahasa tubuh, "kak apa maksudnya?"
"Semuanya untuk mu aku tidak menginginkan harta sama sekali. Ambil bagian ku dan semuanya akan menjadi milikmu. Kau memiliki wewenang penuh atas Haider Group."
"Tidak kak... aku tidak bisa, bukankah kau tahu aku tidak ingin berkerja di perusahaan." tolak Aamirita.
Aamirila menggeleng, "urusan kantor aku akan tetap berkerja, aku hanya ingin semua nya atas namamu. Setiap keputusan ada ditangan mu."
Aamirita terdiam memikirkan apa yang harus dia pikirkan sekarang dengan menerima semuanya dia akan memiliki kekuasaan penuh atas semua aset perusahaan. "Tidak kak... aku tidak bisa mengambil bagian mu, aku akan mengambil bagian ku saja aku tidak ingin hak mu terbagi." tolak Aamirita kembali.
Ryan yang notifnya sebagai pengacara keluarga Haider merasa bingung menatap dua wanita yang sama-sama keras kepala dan tidak ingin mengalah. Ryan menggeleng kan kepalanya saat dua wanita ini hanya saling menatap tajam tanpa mengeluarkan suara.
Aamirila berdecak, "tidak tanda tangani secepatnya aku akan kembali bekerja." ujar Aamirila kemudian berlalu meninggalkan ruang tamu.
Ryan dan Aamirita menatap kepergian seseorang yang baru saja ingin menyerahkan semua harta nya kemudian berlalu tanpa keputusan yang jelas.
Aamirita menatap pengacara didepannya, "tuan bagaimana?" tanya Aamirita.
Ryan hanya mengacuhkan kedua bahunya, "saya tidak tahu nona. Nona Aamirila menginginkan semuanya atas namamu, sebaiknya anda tanda tangani berkas nya agar tidak terlalu lama lagi."
"Saya akan pikirkan lagi tuan Ryan, saya masuk dulu ya. Selamat siang," pamit Aamirita menuju kamarnya.
"Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan dilakukan oleh kedua wanita keluarga Haider ini." gumam Ryan pelan.
***
Hai ketemu lagi!
Semoga suka ya!
Jangan lupa vote dan komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...