32|| Berbicara dari hati

17 4 0
                                    

Tidak akan ada yang akan mengakhiri, kecuali salah satu mengaku kalah.
- Ryan Pamungkas.

Seusai pertemuan singkat yang sama sekali tidak menghasilkan apa-apa hanya terjadi kekacauan yang membuat semuanya perlahan dibuka lembaran lama.

Pertemuan yang tidak disangka menghasilkan fakta-fakta baru yang sebenarnya sudah lama diketahui, tapi sengaja tidak diberitahu kan lagi.

Begitu hal nya dengan Aamirila, ia akan menyangka adik nya akan melakukan hal yang sebelumnya tidak akan pernah ia lakukan sama sekali. Ia sengaja tidak ingin berkata banyak, yang akan membuat hati adiknya terluka kembali.

Suasana di rooftop rumah sangat dipenuhi bintang-bintang, langit Amerika tampaknya sedang terang dengan dingin yang menyelimuti.

Seperti yang dilakukan Aamirila sekarang, ia duduk diatas rooftop dengan mantel hangat dan secangkir kopi yang baru saja di antar pelayan untuk nya.

Ia menghisap perlahan kopi panas yang benar-benar menghangatkan tubuhnya, kejadian tadi benar-benar sudah di duga jadi Aamirila tidak pernah akan terkejut lagi. Ia seorang pengusaha, ia mampu memikirkan seratus cara untuk membuat semuanya baik-baik saja termasuk masalah pembagian yang sudah pernah di manipulasi oleh adiknya.

Sedangkan dari ujung tangga, ada seseorang lelaki yang sedang menatap wanita yang duduk di ujung rooftop dan dengan cangkir ditangannya.

Lelaki ini perlahan maju, ingin sekali mendorong wanita itu dari sana tetapi ia sadar ia bukan manusia jahat yang diciptakan Tuhan.

"Kau disini?" tanya lelaki itu yang sudah sampai di rooftop.

Sedangkan merasa ada yang bertanya kepadanya ia sama sekali tidak menoleh ke belakang karena Aamirila sudah tahu siapa yang ada dibelakangnya tanpa menatap wajah lelaki itu.

"Kau keberatan?" tanya Aamirila baik.

Lelaki itu tertawa keras seolah-olah apa yang dikatakan wanita ini sangat lah lucu, "kau bercanda?"

"Katakan, jangan basa-basi. Ada apa?" ujar Aamirila yang tidak suka berbasa-basi.

Lelaki itu bertepuk tangan, sambil menyuarakan "kau memang aktris yang hebat nona." jawab nya sambil menepuk tangan nya.

"Hentikan! Katakan, mau mu apa?"

"Sabar lah sebentar, kita mengobrol santai dahulu. Benar bukan?" tanya nya yang sudah duduk disamping wanita ini.

"Menjauh lah," usir Aamirila.

"Bahkan kau mengusir ku, apa kau ingin aku meminta adik mu untuk mengusir mu sekarang?" ancam nya balik.

Aamirila menoleh sinis, "jangan membawa adik ku tuan. Disini kau yang datang, lantas kenapa kau harus mengusir ku."

Lelaki ini terdiam sebentar sebelum kembali berdebat dengan wanita keras kepala yang ada disampingnya ini sekarang. Bagaimana tidak, sudah pukul 02:00 pagi tapi wanita ini tetap duduk di rooftop.

"Bisa katakan padaku, satu hal nona?"

"Apa?" jawab Aamirila cepat.

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang