Setelah selesai acara, aku dan Mas Adi sibuk berbenah dibantu Alia dan David. Orang tua ku sudah pulang sedari tadi bersama Mas Davin dan Mbak Stella karna Daffa rewel.
"Om mau pulang apa nginep? " Tanya Mas Adi pada David yang masih sibuk dengan ponakan ponakannya.
David melirik kedua ponakannya itu "gimana? Om boleh pulang ga? " Tanya David pada Arsya dan Arsyi.
Arsya dan Arsyi kompak mengeluarkan suara menolak. Dan kami pun tertawa bersamaan . David menoleh ke arah Mas Adi
"Ada kamar kosong kan? " Tanya nya
"Ada di bawah tapi.. ''
" Okedeh... Biar besok pagi sekalian bawa bayi bayi ini kerumah kan" Canda nya
"Iya bawa gih.. " Sahut Mas Adi
David memang cukup dekat dengan kedua ponakannya itu. Bahkan bisa dikatakan David menganggap Arsya dan Arsyi adalah adiknya, bukan keponakannya.
Setelah aku selesai membenahi alat alat makan tadi dibantu Alia, aku langsung menghampiri Arsya dan Arsyi mengingat ini sudah cukup larut untuk mereka berdua.
"Kakak... Abang.. Masuk ya sudah malam" Aku menggendong Arsya dan Mas Adi menghampiri hendak menggendong Arsyi
Tapi aku mencegahnya menyentuh Arsyi "seragam nya kotor ga?"
Mas Adi melirik seragamnya dan mengusap sedikit "nanti Arsyi juga ganti baju kan? " Sahutnya menyeringai
Aku mendelik membiarkan Mas Adi menggendong Arsyi "Vid.. Kamar bawah ga di kunci"
"Oke."
***
"Mandi mas.. " Ucapku melihat Mas Adi sibuk menidurkan Arsyi saat aku menata Arsya yang sudah tertidur lelap
"Arsyi belum, sayang" Ucapnya dengan nada yang sangat lembut
Oh, aku tau maksudnya apa
Aku menghampiri Mas Adi. Mengusap rambut dan leher belakangnya dengan lembut.
Mas Adi menoleh dan tersenyum. "Mandi dulu, ya? " Ucapku ikut tersenyum
Mas Adi kembali melirik Arsyi dan melihat Arsyi mulai tertidur. "Sebentar lagi"
Aku menurut dan menunggu Mas Adi menidurkan Arsyi. Setelah dirasa Arsyi sudah lelap, baru lah Mas Adi beranjak dan menggendong ku.
"Mas... Nanti pada liat" Celoteh ku sepanjang jalan
"Kalo liat memang kenapa? Mau melarang mencari pahala? " Sahutnya
Ya. Aku lupa bahwa Mas Adi ini benar benar pintar. Ia selalu punya kata kata untuk menimpali.
Bahkan untuk hal yang seperti ini aku tidak akan pernah dibiarkan menolak.
Mas Adi menidurkan aku di ranjang. Ia menatapku sangat buas, bahkan melupakan figur dirinya ini siapa.
Ia mendekatkan wajahnya pada wajahku "Saya ingin berobat. Akhir akhir ini saya stress, obatnya apa ya dok? " Ucapnya lirih sembari meraba
Oke oke. Aku tidak akan menolak. Aku mengecup bibirnya dan mengusap pipinya lembut. "Mandi dulu"
Ia tersenyum simpul lalu beranjak masuk kedalam kamar mandi tanpa melepas seragamnya.
"Seragamnya dilepas diluar mas... "
Tak ada jawaban. Hanya ada suara gemercik air.
Sembari menunggu Mas Adi mandi, aku bergegas untuk menghampiri Alia.
"Al.. " Panggilku di lorong kamar
"Iya mbak.. " Sahutnya yang baru saja tiba dari bawah
"Darimana? " Tanyaku intens
![](https://img.wattpad.com/cover/223239401-288-k257749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwira Pelautku {Extra Part}
Fanfic"Jika kalian memandang menjadi istri seorang prajurit adalah suatu kesenangan karna terjamin, kalian salah karna suka duka hidup bersama prajurit itu berat" "Perwira bukan hanya mencintai wanita tapi dia mencintai negaranya, dia rela berkorban nyaw...