tatapan tajam

2.1K 123 2
                                    

"Eh anjirr gua baru tau kalo sodara kembar Alena sekolah di sini." Ucap Ciko yang membawa berita terbaru.

"Lah si Alena punya kembaran?." Ucap Ragga tak percaya.

"Punya, semalem gua baru jumpah sama kembaran nya, nama nya Alina." Jelas Gren yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ciko.

"Ngapian lo jumpah sama kembaran si cewek sok dingin itu." Ucap tak santai Ciko.

"Gua cuma nolong dia dong." Jawab jujur Gren, karna memang benar kemaren saat Gren lewat dia melihat perempuan sedang ditarik pasaksa dengan 2 pereman, saat dia mendekati Gren melihat perempuan tersebut seperti tidak asing namun penampian dan tutur bicara nya sangat berbeda maka karna itu Gren menolong nya dan baru tau kalo nama nya Alina kembaran Alena.

"Kar, sebener nya lo tertarik ga si sama cewek." Ucap Rangga yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alaskar.

"Lo kira gua ga normal gitu." Ucap sinis Alaskar membuat Rangga menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Yaa gimana kalo kita bahas cewek cantik atau cewek sexsi pasti lo kaya ga berselera aja kan gua jadi curiga." Kata Rangga sambil menyengir lebar.

Dengan kesal Ciko langsung menjitak kencang  Rangga. "Sakit tolol." Kesal Rangga yang langsung melempar kulit kuaci ke arah Ciko.

"Jorok goblok bekas masuk mulut lu." Sacara bersamaan seorang perempuan masuk ke dalan kantin membuat seluruh kantin menatap nya kagum karna kecantikan nya dan senyum manis nya.

Alaskar menatap perempuan itu yang berjalan kearah meja Alena dkk yang langsung menyambut perempuan tadi senang.

Kalian memang ga ada beda nya, apa kalian inget sama gua?.

****

"Kak." Panggil Alina saat berada di meja Alena dkk.

"Duduk." Ucap Alena yang di angguki Alina lalu duduk di samping Cakra.

Bima dan Dimas menatap Alena Dan Alina secara bergantian sambil terus mencari yang berbeda dari ke dua nya. "Alena coba senyum." Ucap Dimas membuat Alena mengerut kan alis nya.

"Buat?." Tanya Alena.

"Ck, senyum aja dulu." Ucap Dimas membuat Alena senyum dengan paksaan.

"Senyum yang tulus coba na." Kesal Bima membuat Alena langsung tersenyum dengan manis, tanpa mereka sadari senyum Alena membuat tatapan tajam seorang laki laki tidak terlepas dari senyuman Alena yang jarang terlihat.

Lagi, Dimas dan Bima memperhatikan setiap lekuk wajah Alena dan Alina. "Kalian ngapin si pegel gua." Kesal Alena yang langsung menghilang kan senyuman nya.

"Maka nya sering sering seyum biar kebiasa ini punya muka ga ada espresi sama sekali." Ucap Cakra yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alena membuat Alina tertawa pelan.

"Hai kenalin nama aku Alina, kembaran nya kakak Alena." Ucap Alina membuat ketiga laki laki tadi tersenyum juga.

"Kenalin nama gua Bima, cowok paling ganteng dan incaran cewek cewek di sini, kalo mau lo jadi pacar gua jadi ga perlu ngantri sama yang lain, gimana mau ga?." Ucap pede Bima membuat Alina tertawa sambil menggeleng pelan, sedang kan Cakra dan Dimas memasang espresi ingin muntah.

"Jangan di layanin cowok kurang belayian ini, nama gua Cakra kalo mau panggil ayang, beb, mas, atau, beby, juga ga papah se enak nya eneng aja." Ucap Cakra sambil menaik turun kan alis nya yang membuat Bima menatap kesal.

"Kalo panggil babi boleh ga?." Ucap datar Alena membuat Alina, Bima dan Dimas tertawa.

"Sial lo."

"Apaan kalian ini calon ibu dari anak anak gua  malah kalian godain, ayang Alena kenalin nama calon bapak dari anak anak mu ini sudah berada di hadapan mu ini adalah Dimas, pulang sekolah nati kita ke KUA biar langsung biasa bikin bayi yang unyu unyu." Ucap Dimas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alena dan seorang laki laki tanpa mereka sadari.

"Astagfirullah na bercanda kali gua, tapi kali soal mau ngehalalin adek lo gua ga bercanda." Lanjut Dimas membuat Alena memutar mata  nya malas.

"Kaya nya kalian asik banget, aneh benget si ka masa punya temen se asik ini malah ga pernah ketawa." Kata Alina dengan senyuman tidak pernah pudar dari bibir mungil nya.

"Iya kakak lo kaya nya punya kelaian." Ucap sembarang Bima.

"Alena gua ga ikut ikutan, Bima yang bilang." Ucap Cakra saat melihat raut wajah Alena yang menatap Bima seperti seorang mangsa.

"Iya na kita ga ikut ikutan, kalo lo mau bunuh dia biar kita bantu." Ucap Dimas membuat Bima melotot tak percaya kepada kedua setan di hadapan nya.

"Canda na sumpah." Ucap panik Bima sambil mengangkat kedua jari tengah dan telunjuk nya.

"Gua udah tau mau buang di mana mayat dia jadi aman." Ucap Dimas yang langsung mendapat jitakan kuat membuat nya langsung meringis kesakitan.

"Punya temen isi nya setan semua."





To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang