Masalah Hati

1K 51 1
                                    

Suara bel membuat Alena berjalan ke arah pintu untuk membuka kan nya. "ALENAA SUAMI MU DATENGG." Teriak Bima membuat Alena langsung membuka pintu nya.

"Bising." Ucap Alena lalu membalik badan dan berjalan masuk.

"Dasar istri, ayo manteman masuk anggap aja rumah sendiri." Ucap Bima yang langsung berjalan duluan.

"Kawan lo." Ucap Cakra sambuat yang lain hanya menggeleng.

Mereka masuk kerumah Alena dan duduk di ruang tamu utama Alena. "Na kata lo ada yang mau lo ngomongin." Ucap Rangga.

"Alina di teror." Ucap Alena membuat mereka melotot tidak percaya.

"Ha, serius lo?." Ucap Ciko dengan suara cempreng nya.

Alena hanya mengangguk. "Bima tolong cek apa ada cctv yang mereka taro di rumah gua." Ucap Alena yanh di anggukin oleh Bima.

"Ikut gua." Ucap Bastian dari tangga membuat Bima langsung berjalan ke arah nya, Bima dan Bastian berjalan menuju lantai dua.

"Jadi sekarang di mana Alina?." Tanya Gren kawartir.

"Di kamar." Ucap Alena.

"Sendiri?." Tanya Gren kembali.

"Sama Elsa." Jawab Alena.

"Dia sempet nyakitin Alina?." Tanya Alaskar yang sndari tadi menutup mulut nya.

"Alhamdulilah ngga, dia cuma buat satpam gua pingsan dan mecahin kaca jendela Alina." Jawab Alena membuat sedikit lega di hati Gren.

"Apa lo punya musuh?." Tanya Ciko karna tidak mungkin orang orang yang melakukan kejahatan kepada orang lain tanpa sebuah alasan yang jelas.

"Gua ga tau." Jawab Alena.

"Ortu lo gimana?." Tanya Cakra.

"Besok mereka balik." Jawab Alena.

"Eee Na, gua boleh ngomong sama Alina berdua?." Tanya Gren ragu.

"Boleh." Ucap Alena membuat Gren tersenyum.

"Panggil aja dia di kamar gua, pintu warna hitam tapi jangan lo masuk kamar gua, kalian ngomong nya di taman belakang aja, inget jangan apa apain adek gua." Ucap Alena yang di anggukin oleh Gren, dengan semangat Gren berlari menuju kamar Alena.

"Kaya nya si Gren suka deh sama Alina." Ucap Rangga.

"Gua bakal bantu lo temuin siapa yang teror Alina." Ucap Alaskar membuat Alena tersenyum dan mengangguk.

"Terima kasih."

*****

Di bawah sinar bulan dua orang yang sedang duduk di taman hanya saling terdiam, menatap indah nya bintang yang menghiasi malam dan menikamati angin malam.

"Lo ga papah?." Tanya Gren sambil melihat lurus ke depan.

Alina tersenyum kecil. "Ga papah." Jawab Alina sambil melihat ke arah Gren, entah lah tapi dia merasa Gren berubah.

Suasana kembali sunyi kembali hanya terdengan suara air. "Aku ada buat salah ya?." Tanya Alina sambil terus menatap ke arah Gren.

Gren mentap balik Alina lalu tersenyum manis, tangan nya langsung mengelus puncak kepala Alina. "Ngga  ko." Jawab Gren dengan tulus.

"Terus kenapa kamu jadi pendiem?." Tanya Alina dengan wajah polos nya.

"Gua cuma kawartir sama lo, jadi bingung mau ngomong apa." Jawab jujur Gren, karna ketika dia mendengar Alina di teror hati nya seperti hancur takut terjadi apa apa dengan gadis tersebut.

"Gren ga usah kawartir lagi, Aku ga papah ko, dan juga ada bang Bastian sama ka Alena yang selalu ngelindungin aku." Jawab Alina sambil tersenyum membuat Gren ikut tersenyum.

Gren menatap lama wajah cantik Alina. "Gua ga tau ini perasaan apa, tapi saat lo ada di samping gua rasa nyaman menyelimuti gua, dan saat ada laki laki lain ngedeketin lo gua ga suka, apa mungkin gua cinta sama lo?, atau ini hanya sekedar sayang, gua belom tau." Ucap Gren tiba tiba membuat Alina terdiam.

"Tapi setiap yang gua lakuin buat lo itu bener bener tulus dari hati gua, dan setiap lo tersenyum buat gua rasa nya ada yang beda di hati gua, sikap baik lo itu gua ga mau salah mengartikan dan malah ngebuat lo atau gua tersakiti." Ucap Gren yang langsung menatap ke depan.

"Aku juga ga tau cinta apa ngga sama kamu, tapi setiap kamu chet dan teleponin aku itu suatu kebahagian buat aku, bahkan saat kau lama  balas chet aku aja aku takut kamu lagi chetan sama perempuan lain, ini bukan mainan tapi ini soal perasaan, aku juga ga mau salah memasukan seseorang ke hati aku padahal aku ga cinta sama dia, jadi biarin aku ngebuktiin dulu apa arti dari perasaan ini." Ucap Alina membuat Gren tersenyum dan mengangguk.

"Tapi lo janji ya sama gua, kalo memang perasaan ini bukan cinta, kita masih bisa menjadi sahabat." Ucap Gren yang langsung memeluk Alina.

Alina terdiam ketika di peluk oleh Gren, jujur Gren laki laki pertama, kecuali keluarga nya yang berani memeluk Alina.

"I-iya janji." Ucap gugup Alina membuat Gren langsung melepas pelukan nya.

"Sory, gua ga sengaja, gua ga ada niat buat meluk lo tadi, gua bener bener minta maaf." Ucap Gren yang benar benar merasa bersalah, ini bukan pertama kali nya Gren memeluk seorang perempuan tapi Gren sedang berusaha untuk melakukan sebatas wajar saja kepada Alina, mungkin tidak semua perempuan mau di peluk oleh laki laki karna menurut mereka itu tidak pantas.

"Iya ga papah ko, aku tau kamu ga sengaja, aku cuma kaget aja kamu satu satu nya laki laki selain keluarga aku yang berani meluk aku, tapi jangan di ulang lagi ya." Jawab Alina sambil tersenyum, Alina kaget saat di peluk oleh Gren namun pelukan Gren sangat hangan dan tulus namun Alina selalu di larang keras oleh keluarga nya untuk tidak boleh berpelukan kepada lawan jenis.

"Iya aku ga akan ngulangin lagi, sakali lagi aku minta maaf." Ucap Gren.

"Eee yaudah masuk aja yu, kita gabung sama yang lain." Ucap Gren membuat Alina dan Gren masuk ke dalam rumah.








To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang