Setelah siap membicarakan target mereka Alena langsung menuju ruangan pribadi nya bersama Revano.
Setelah masuk ke dalam ruangan tersebut Alena mengunci pintu tersebut karna takut nanti ada yang membuka pintu saat dia sedang tidak menggunakan masker.
"Jadi ini ada sangkut paut nya?." Tanya Revano yang duduk di sofa.
"Gua ga tau." Ucap Alena sambil membuka masker nya dan duduk di hadapan Revano.
Revano melihat ke arah Alena yang menunduk sambil memain kan jari jari nya. "Gua tau lo masih takut, kalo memang lo ga kuat buat ngehadapin dia, gua siap gantiin lo." Ucap Revano sambil tersenyum tulus.
Alena menegak kan tubuh nya. "Gua ga mau orang di sekitar gua dalam masalah, terutama Alina, gua bakal selesaiin ini semua sendiri." Ucap Alena.
"Jadi lo ga percaya sama gua, hem?." Tanya Revano yang langsung di jawab gelengan oleh Alena.
"Bukan nya ga percya, gua cuma ga mau ngelibatin lo dalam masalah gua." Ucap Alena sambil tersenyum manis, sungguh beruntung menjadi Revano yang dengan gampang nya melihat senyum Alena.
"Tapi lo janji ya bakal bilang gua kalo ada masalah." Ucap Revano yang di anggukin oleh Alena.
Alena berdiri dan memakai lagi masker nya. "Gua pulang dulu, kasihan kawan gua di bawah ketakutan." Ucap Alena yang langsung memeluk Revano dan berjalan keluar.
Alena berjalan menuruni tangga dan sebelum menghampiri Gren dia berjalan ke arah dua orang perempuan yang tadi di siksa.
"Siapa dia?." Tanya Alena kenapa laki laki yang sedang memegang pisau dengan lumuran darah di baju nya.
"Cabe yang sering ngebully di sekolah gua." Jawab nya yang di anggukin oleh Alena.
"Lepasin mereka, tapi jangan lupa lo kasih obat yang biasa." Ucap Alena.
"Siap Queen."
*****
Alena melihat Gren yang sedang duduk di samping Bara yang asik memain kan ponsel nya, sedang kan Gren hanya celingak celinguk bingung.
"Ayok pulang." Ucap Alena membuat Gren langsung berjalan menghampiri nya sedang kan Bara langsung berdiri menghadap Alena.
"Makasih udah temenin dia." Ucap Alena yang di jawab anggukan oleh Bara.
"Na tuh orang bisu apa gimana si, masa gua ajak ngomong diem aja." Ucap Gren yang berjalan di samping Alena.
"Dia memang gitu." Jawab Alena yang tau betul sifat Bara yang sangat pendiam.
"Dia masih bocah ya?." Tanya Gren karna wajah Bara seperti anak SMP.
"Hem, 15thun." Jawab Alena.
"Gila umur segitu udah ikut organisasi beginian."
*****
Alena masuk ke dalam rumah nya dan mendapati Bastian yang sedang menonton tv di ruang tamu sendirian.
Alena mendekati nya dan duduk di samping Bastian. "Baru pulang lo?." Tanya Bastian melihat ke arah Alena.
"Hem." Ucap Alena singkat.
Alena melihat ke arah Bastian dengan serius, memperhatikan setiap lekuk wjah nya dengan teliti. "Lo kenpa si?, risih gua di lihatin lo." Ucap tak santai Bastian.
"Gua mau ngomong sama lo." Ucap Alena membuat Bastian menatap balik ke arah Alena.
Dia yakin pasti ini hal yang sangat penting, karna jarang sekali Alena ingin berbicara dengan nya.
"Tolong jagain Alina kalo gua pergi." Ucap Alena membuat Bastian mengerut kan alis nya.
"Gua ga paham." Ucap Bastian.
"Gua percaya lo bisa jaga in Alina lebih baik dari gua, kalo sampe Alina kenapa kenapa saat gua pergi, gua ga akan segan buat ngehajar lo." Ucap Alena dengan serius.
"Iya gua bakal jagin dia, itu juga udah kewajiban gua buat ngejagain adek adek gua." Ucap Bastian sambil mengelus puncak kepala Alena lembut.
"Mungkin setelah ini bakal bayak masalah yang akan datang, bayak juga yang akan ngincar lo dan Alina, setiap detik lo dan Alina bisa aja ke hilangan nyawa, jaga diri lo baik baik, karna mulai besok semua nya baru di mulai." Ucap Alena yang langsung berjalan meninggal kan Bastian yang masih berperang dengan fikiran nya sendiri.
"Gua harap lo bijak dalam mengambil keputusan selanjut nya." Gumam Bastian sambil melihat punggung Alena yang mulai menjauh.
Alena berjalan menuju kamar nya dan langsung merebah kan tubuh nya, Alena harus menyimpan energi nya untuk hari hari selajut yang mungkin akan semakin berat dia lalui.
"Gua tau tentang lo, tapi gua ga sanggup buat nghancurin lo, mungkin mulai sekarang gua bakal menjadia dua orang yang berbeda." Ucap Alena sambil melihat sebuah foto seorang laki laki.
"Sekarang gua harus pilih antara kalian atau keluarga gua." Alena menghela nafas begitu berat beban yang dia pikul selama ini, malam yang sepi selalu menjadi teman nya, jika bintang dan bulan bisa berbicara mungkin malam nya tidak se suram ini.
Alena memejam kan mata nya mengingat semua kejadian di masalalu nya yang selalu menghantui nya, sekrang Alena harus bisa mengontrol emosi nya agar tidak terjadi yang tidak di ingin kan.
Ada yg mau kalian tanyain ga sama Autor soal ini cerita?, kalo ada, apa?.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
RandomAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...