"Emang lo tau apa?." Tanya Bastian.
"Ada deh rahasia." Ucap Alena sambil berjalan ke arah Revano.
"Abang Alena mau permen." Ucap Alena sambil menatap Revano.
Revano memeriksa kantong baju nya dan menemukan permen lalu membuka bungkus nya dan memberikan nya ke Alena, Alena tersenyum dan langsung memakan permen tersebut. "Nama abang siapa?." Tanya Alena sambil memiring kan kepala nya.
"Revano." Jawan nya.
"Ooo kalo Alena panggil Vano aja boleh?." Tanya Alena yang langsung di jawab anggukan oleh Revano.
Namun saat Alena memejam kan mata tubuh nya langsung tumbang dan dengan cepat Revano menangkap tubuh Alena dan mengangkat nya, setelah itu Revano langsung membaring kan tubuh Alena di kasur dan menyelimiti Alena.
"Bokap nyokap lo mana?." Tanya Revano yang heran karna orang tua Alena tidak menghampiri Alena yang jelas jelas tadi berteriak sangat kencang.
"Tadi pamit mau ke luar kota, kata nya ada urusan si Alina juga ikut." Ucap Bastian.
Flashback oof
"Terus gimana kalian tau kalo Alena punya Dissociative Identity Disorder?." Tanya Alaskar.
"Gua tanya sama salah satu kawan gua yang orang tua nya psikolog, kata mama nya kalo Alena ada nunjukin gejala gejala dia punya kepribadian ganda berarti bener, gua perhatiin Alena selama beberapa minggu dan Alena punya semua gejala itu." Jelas Bastian.
"Jadi ortu lo sama Alina belom tau soal Alena?." Tanya Cakra.
Bastian menggeleng kepala nya. "Alena ga mau kalo ortu gua sama Alina khawatir sama dia." Jawab Bastian.
"Udah sore kita pulang dulu ya, makasih juga kalian udah khawatir sama gua." Ucap Alena sambil tersenyum.
"Gua harap hanya kalian yang tau soal ini." Ucap Alena yang langsung menarik tangan Bastian.
"Iya Na santai aja ini rahasia kita." Ucap Rangga.
"Kakak gua psikolog kalo mau nanti gua bilang ke dia biar lo bisa konsultasi." Ucap Gren.
"Makasih tawaran nya, tapi gua udah konsultasi sama kawan nya Revano." Ucap Alena.
"Yudha kalo gitu kita juga mau pulang, lo hati hati." Ucap Alaskar dengan wajah datar nya sambil mengelus rambut Alena.
Alena hanya terdiam mendapati Alaskar. yang mengelus rambut nya. "Gua duluan ya." Ucap Alaskar yang langsung pergi dari situ di ikuti yang lain.
"Na kita duluan." Ucap Ciko sambil menepuk pundak Alena.
****
Alena yang baru siap mandi langsung memakai baju nya, setelah siap memaki maju Alena berjalan menuju balkon kamar nya sambil membawa gitar kesayangan nya yang berwarna hitam.
Alena memetik gitar tersebut yang menghasil kan sebuah nada yang sangat indah, Alena menatap ke arah langit yang di penuhi oleh bintang bintang.
"Apa gua harus kehilangan lagi?." Gumam Alena dengan nafas yang tidak teratur.
Lamunan Alena buyar saat seseorang mengetuk pintu kamar Alena dan membuat Alena langsung berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju pintu.
Alena membuka pintu kamar nya dan terlihat Bastian yang sudah memakan baju santai langsung masuk ke dalam kamar Alena dan berjalan menuju balkon.
Alena langsung menutup pintu kamar nya dan berjalan menghampiri Bastian. "Ngapain?." Tanya Alena yang duduk di samping Bastian.
Bastian melihat ke arah Alena. "Mau minta penjelasan." Ucap Bastian membuat Alena mengerut kan alis nya.
"Penjelasan, emang gua buat salah?." Tanya Alena yang masih bingung.
Bastian mengangguk. "Ada kejadian apa yang buat lo sampe kaya gini?." Tanya Bastian membuat Alena terdiam.
"Alena gua ini Abang lo, gua juga berhak tau apa yang lo alami sampai lo kaya gini, gua cuma minta sama lo jujur sama gua, lo sama Alina adek gua kalian tanggung jawab gua, sekarang lo boleh ceritain apa pun yang lo alami ke gua, udah cukup lo pendem semua ini sendirian." Ucap Bastian membuat Alena menatap Bastian dengan mata yang berkaca kaca.
Alena menatap Bastian dengan tatapan yang sangat dalam, satu butir air mata langsung mengalir di pipi Alena membuat Alena langsung memeluk Bastian dengan erat.
"Tenangin diri lo dulu, baru lo ceritain ke gua." Ucap lembut Bastian.
Bastian memeluk Alena dengan erat, apa sebenar nya yang terjadi sama Alena sampai sampai sehisteris ini?, ini pertama kali nya Bastian melihat Alena menangis bahkan Bastian juga merasakan kepedihan saat mendengar isak tangis Alena.
Diam Alena selama ini hanya untuk menyembunyikan semua luka yang terus bersembunyi di dalam diri nya, Bastian memejam kan mata nya dan terus ber janji pada diri nya sendiri siapa pun yang membuat Alena seperti ini akan mendapat balasan yang setimpal.
Setelah beberapa lama Alena mulai tenang dan melepas peukan nya dari Bastian. "Udah bisa cerita?." Tanya lembut Bastian yang langsung di angguki oleh Alena.
"Gu-gua takut." Ucap Alena sambil mengepal tangan nya yang mulai gemetaran.
Bahkan hanya mengingat kejadian 'itu' membuat Alena merasa kan takut yang luar biasa, rasa cemas dan takut bercampur aduk di dalam diri Alena.
"Ada gua jangan takut." Ucap Bastian sambil tersenyum manis.
Alena memejam kan mata nya sambil terus mengatur nafas nya. "Apa lo inget waktu gua umur 10tahun, gua pernah masuk rumah sakit dan yang bawa gua ke rumah sakit itu paman Alan." Ucap Alena yang di angguki oleh Bastian.
"Gua inget, waktu itu lo masuk rumah sakit karna ke tabrakan." Ucap Bastian.
"Sebenar nya paman bohong soal itu." Ucap Alena sambil menatap lurus.
Bastian menatap Alena tidak mengerti, kalo iya paman nya berbohong apa tujuan sebenar nya?.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
RandomAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...