Tulus dari hati

968 46 0
                                    

Zaki yang baru saja sampai di depan rumah Alina terus menenang kan diri nya, rencana nya hari ini dia akan meminta maaf dan ingin menyampai kan sesuatu ke orang tua Alina.

"Tarik nafasssss, buanggg." Ucap Zaki yang di ulang ulang.

Setelah beberpa lama Zaki turun dari motor nya dan berjlan menuju pintu rumah utama, baru saja ingin memencet bel, pintu di depan nya langsung terbuka lebar.

"Ngapain lo?" Tanya Bastian dengan muka datar nya.

"Mau jumpah orang tua lo, ada?" Tanya Zaki.

Bastian menatap tajam ke arah Zaki. "Masuk." Ucap nya yang langsung mempersilakan Zaki masuk.

Zaki menelan ludah nya kasar saat melihat rumah Alina yang memang seperti rumah rumah mafia.

"Yah, bun." Ucap Bastian saat sudah sampai di ruang tamu.

Wajah Alex langung berubah saat melihat Zaki berada di samping Bastian, sedang kan Ana langsung berdiri dan menatap tajam Zaki. "Mau ngapain kamu ke sini?" Tanya Ana sinis.

"Bun." Ucap Alex membuat Ana langsung duduk.

"Kamu duduk dan Bastian panggil Alina." Ucap Alex yang langsung di jawab anggukan oleh Bastian.

Zaki duduk di depan Alex dan Ana, melihat wajah Alex yang begitu tenang seperti melihat singa yang tertidur.

"Kamu yang sudah membuat Alina sampai seperti ini?" Tanya Alex.

"Iya om." Ucap Zaki.

"Saya sangat menyesal karna sudah melakukan 'itu' ke pada Alina, dan maksud ke datangan saya ke sini untuk meminta restu kepada om dan tante agar saya bisa menikahi Alina, ini bentuk dari tanggung jawab saya sebagai laki laki." Ucap Zaki namun hanya di respon anggukan oleh Alex.

"Enak banget kamu mau nikahin anak saya, saya ga akan pernah setuju kamu sama anak saya, saya masih bisa membiyayai anak saya sendiri." Ucap Ana dengan nada ga suka.

"Kalo bukan karna Alina kamu mungkin sudah mati di tangan suami saya." Lanjut Ana.

"Bundaa." Suara lembut milik Alina membuat semua nya menatap Alina yang sedang berjalan menuju mereka dengan bantuan Bastian.

Setelah Alina duduk di samping Zaki Bastian berjalan ke arah Ana dan duduk di samping nya.

"Bunda ga boleh gitu, maksud ke datengan Zaki kan baik, dia mau meminta restu agar dia bisa bertanggung jawab atas apa yang udah dia laku kan ke aku, bunda juga selalu bilang agar kita harus saling memaaf kan dan ga boleh nyimpen dendam karna itu penyakit." Ucap Alina dengan nada lembut seperti biasa.

"Sayang, bunda cuma ga mau kamu nikah sama orang ga bener kaya dia, bunda takut nanti setelah kalian menikah kamu malah di jahatin sama dia, bunda sayang banget sama kamu Alina." Ucap Ana.

"Bunda ayah mau ngomong bisa?" Tanya Alex yang mendapat anggukan dari Ana.

"Kenapa tiba tiba kamu mau bertanggung jawab?" Tanya Alex.

"Karna Alina hamil anak saya, dan saya ga mau anak saya hidup tanpa seorang ayah, karna saya tau gimana rasa nya merindukan seorang ayah." Ucap Zaki.

"Berarti kalo Alina tidak mengandung anak kamu, kamu tidak akan mau bertanggung jawab dan akan memilih mati?" Tanya Alex lagi.

"Mungkin iya dan juga munggkin ngga, saya ga akan tau apa yang saya  pilih jika itu yang terjadi." Jawab Zaki.

Alex mengangguk beberpa kali. "Saya setuju kamu nikah dengan Alina." Ucap Alex membuat Ana menatap suami nya kesal.

"Kamu apa apaan si, kamu tega kasih anak kamu ke orang kaya dia?" Ucap Ana sambil menunjuk Zaki.

"Kamu sayang ga si sama Alina?" Tanya Ana dengan nada marah.

"Ana, kamu ga kasihan sama Alina, yang terus terusan nangis memikir kan kehidupan nya dan anak nya? Zaki ini ayah dari anak yang di kandung oleh Alina, saya yang akan mengawasi Zaki setelah menikah dengan Alina dan saya juga yang akan membunuh nya jika dia berani sekali saja memukul Alina." Ucap Alex dengan nada tegas.

"Saya tau apa yang di pikirkan Zaki saat ini, saya salut sama dia yang bernani mendatangi saya lalu meminta maaf dan meminta restu agar dia bisa bertanggung jawab, saya tau dia pasti juga tau apa yang terjadi jika saya tidak terima, saya bisa aja membunuh nya sekarang kalo aja dia menjawab pertanyaan saya tadi dengan gugub dan tidak yakin." Ucap Alex mencoba meyakin kan Ana.

"Bunda, aku dan Alena juga setuju kalo Zaki mau bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat, bunda kan tau Alena tidak akan mengambil keputusan sebelum dia pikir kan matang matang, Alena dan Ayah itu sama, mereka tidak akan membiar kan satu orang pun menyakiti keluarga nya, jadi bunda juga harus mikirin gimana nasib cucu bunda tanpa seorang ayah." Ucap Bastian.

"Bunda cuma takut Alina sedih dan tertekan, bunda ga mau Alina sedih teruss." Ucap Ana sambil menangis.

"Bundaaa, aku ga akan sedih kalo aku bisa nikah sama Zaki, aku malah seneng karna Zaki mau bertanggung jawab, aku janji sama bunda kalo aku di pukul sekali aja sama Zaki aku pasti akan bilang ke bunda, aku janji." Ucap Alina sambil tersenyum manis.

"Tante sekali lagi aku minta maaf, aku ga akan pernah menyakiti Alina lagi, aku pasti akan menjaga Alina dan aku akan mencoba untuk mencintai Alina, aku mohon banget sama tante untuk merestui kita." Ucap Zaki.

Ana terdiam untuk sesaat mencoba meyakin kan hati nya. "Baik lah, saya akan merestui kamu dan Alina, saya juga akan mencoba memaaf kan kamu." Ucap Ana.

Zaki tersenyum senang mendengar ucapan dari Ana. "Terima kasih tante, saya janji akan melindungi dan menyayangi Alina." Ucap Zaki.

"Janji lo ga di butuhi, gua mau lo buktiin ke kita ucapan lo." Ucap Alena yang muncul dari arah dapur sambil memegang gelas di tangan nya.

"Iya Na, gua pasti akan buktiin semua ucapan gua." Ucap Zaki.









To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang