Ciko duduk di depan Alena dan Revano, tatapan Ciko tidak pernah lepas dari tangan Revano yang terus menggenggam tangan Alena.
"Lo kenapa bisa ada di sini?." Tanya Alena yang bingung kenapa Ciko bisa berada di sini, dia yakin pada saat pergi mereka semua masih tertidur lelap.
"Pas gua tidur gua denger suara motor dan kira gua ada yang maling motor salah satu dari kita, karna masih ngantuk banget gua langsung berdiri dan ambil kunci sama jaket tanpa sadar kalo lo ga ada di temat tidur, jadi gua ikutin aja motor lo dan pas lo perhenti di sini awal nya gua juga ragu mau masuk takut ada kawan kawan maling itu, tapi yaa karan itu motor lo dan gua penasaran juga gua ikut masuk aja, untung nya juga di bawah tadi pada teler karna mabok." Ucap Ciko menjelas kan dengan sejujur jujur nya.
"Terus kenapa lo tau kalo ini gua?." Tanya Alena balik yang masih penasaran.
"Pas lo udah masuk ruangan ini gua bingung mau ikut masuk apa ngga, tapi pas gua mau mutusin buat pulang dan bilang ke lo kalo motor lo di ambil gua malah denger suara lo, karna takut lo di apa apain ya gua buka aja, tau nya lo malah lagi pelukan sama nih orang." Ucap Ciko yang di anggukin oleh Alena.
"Nih siapa lo?." Tanya Ciko.
"Dia Revano, sahabat sekali gus udah gua anggap sebagai abang ke dua gua dari bang Bastian." Jawab Alena namun belom memuas kan bagi Ciko.
"Terus kenapa pelukan?." Tanya Ciko karna dia tau bahwa Alena itu bukan perempuan yang mau sembarang melakukan kontak fisik dengan lawan jenis.
"Dia baru pulang ke indonesia setelah hampir tiga bulan tanpa ngabarin gua, jadi pas semalem dia telpon gua senang banget." Jelas Alena namuan belom membuat Ciko percaya.
Revano menatap ke arah Ciko yang sedang menatap ke arah bingkai foto Alena dan diri nya. "Gua sama Alena ga ada apa apa jadi lo santai aja, lagian juga gua udah punya tunangan dan tahun depan gua nikah." Ucap Revano.
"Iya gua percaya." Ucap Ciko lalu berdiri.
"Mau kemana lo?." Tanya Alena yang ikut berdiri.
"Balik ke markas, takut mereka udah pada bangun." Ucap Ciko yang di angguki oleh Alena.
Ciko tersenyum lalu bejalan di ikuti oleh Alena namun sebelum Ciko membuka pintu tersebut Alena mebisikan Ciko. "Jangan kasih tau siapa siapa yaa."
"Iya tenang aja."
****
"Kamu ini perempuan jangan tidur rumah orang sembarangan dong." Ucap Ana sambil mengelus lengan Alena lembut.
"Iya bun maaf." Ucap Alena membuat Ana menghela nafas.
"Sayang, kenapa kamu ga mau cari kawan perempuan aja si, bunda takut kalo kamu main nya sama anak laki laki." Ucap Ana.
"Bunda kan udah kenal sama Cakra, Bima, Dimas, mereka emang kelihatan kaya orang ga waras tapi sebener nya mereka baik ko bun." Ucap Alena mencoba untuk menjelas kan agar bunda nya tidak terlalu kawatir.
"Iya sayang bunda percaya ko kalo sama mereka, tapi bunda mau nya kamu main sama perempuan kaya Alina." Ucap Ana.
"Bunda ga percaya sama aku?." Tanya Alena.
"Bunda percaya sayang, jangan bikin bunda ke cewa ya." Ucap lembut Ana sambil tersenyum manis.
Ana terus memperhatikan wajah Alena dalam diam membuat Alena bingung, tidak lama air mata mengalir di pipi Ana. "Bunda kenapa?." Tanya Alena yang kawatir.
Ana mengelap air mata nya. "Bunda boleh minta ke kamu sesuatu?." Tanya Ana membuat Alina mengerut kan Alis nya, jarang bahkan tidak pernah Ana meminta sesuatu kepada diri nya.
"Apa?." Tanya Alena.
"Jangan ikutin jejak ayah mu ya, tolak jadi penerus geng dia, bunda ga mau anak bunda salah jalan, tolong ya Alena jadi seperti Bastian yang menolak menerus kan geng itu." Ucap Ana sambil menatap Alena namuan Alena malah memaling kan wajah nya.
"Sayang bunda ga mau kamu kenapa kenapa, bunda sayang kalian bertiga, jadi jangan bikin bunda ke hilangan salah satu dari kalian." Lanjut Ana namun Alena masin diam.
"Alena kalo memang kamu ga bisa ngomong sama ayah kamu, biar bunda yang ngomong." Ucap Ana.
"Bun maaf aku ga bisa." Ucap Alena dengan suara pelan.
"Kasih alasan ke bunda." Ucap Ana.
"Ada yang mau aku cari." Jawan Alena.
"Cari apa?." Tanya Ana penasaran.
Alena hanya tersenyum menatap Ana. "Nanti juga bunda tau apa yang aku cari." Ucap Alena semakin membuat Ana penasaran.
"Bun aku ngantuk." Ucap Alena lalu berdiri lalu mencium pipi Ana.
"Selamat malam." Ucap Alena lalu berjalan menuju kamar nya.
Alena duduk di tempat tidur nya lalu membuka laci di samping tempat tidur tersebut dan mengambil botol kaca, Alena mengeluar kan beberapa pil obat dan langsung menelan pil tersebut sambil meneguk air.
Alena memejam kan mata nya sambil mengatur nafas. "Rev sorry, gua ngelakuin lagi." Gumam Alana lalu membaring kan tubuh nya dan menatap tangan nya yang bergetar.
"Tenang Na tenang." Ucap Alena lalu menutup wajah nya dengan tangan yang masih bergetar tersebut.
"Hiks...Hiks..."
To be continued....
![](https://img.wattpad.com/cover/261011283-288-k440721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
AcakAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...