Sahabat kecil

990 44 0
                                    

Suara hujan yang turun dengan deras menjadi teman Alena malm ini, suasana malam yang sepi dan dingin dia perdulikan.

Alena yang sedang melaju membalah jalanan malam dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya terus melaju tanpa tujuan.

Namun saat melihat dua orang anak kecil yang sedang ke dinginan di salah satu toko membuat Alena memberhenti kan motor nya.

Alena turun dan menghampiri dua anak laki laki dan perempuan tersebut. "Kalian tinggal di mana?" Tanya Alena yang merasa kasihan.

"Aku ga punya rumah kak, jadi rumah kami di mana aja." Ucap anak laki laki yang lebih tua.

Alena merasa tidak tega dengan kedua anak tersebut dan langsung masuk ke toko yang ada di sana untuk membelikan beberapa makanan dan selimut agar tidak kedinginan.

Setelah membayar nya Alena menghampiri ke dua anak tersebut, "ini buat kamu." Ucap Alena sambil tersenyum.

"Buat aku kak?" Tanya anak tersebut dengan senyuman manis nya saat Alena mengangguk.

"Alhamdulilah, teriamakasih ya kak." Ucap anak laki laki tersebut lalu menyelimuti tubuh adek perempuan nya dan diri nya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Alena yang duduk di samping anak perempuan yang sudah tertidur.

"Aku Aldo, kalo ini Alya adek aku." Balas nya.

"Kalo nama kakak siapa?" Tanya balik Aldo.

"Alena." Jawab nya.

"Kakak punya rumah?" Tanya Aldo namun di jawab gelengan oleh Alena.

"Jadi kakak tinggal dimana?" Tanya Aldo kembali.

"Rumah orang tua." Jawab Alena sambil memperhatikan hujan.

"Enak ya punya rumah, kalo siang ga kepanasan kalo malem ga ke dinginan dan kalo hujan ga ke basahan, aku juga mau punya rumah tapi kata ibu aku, aku harus kerja dan dapetin uang banyak biar bisa beli rumah dan sekolahin adek, ibu juga pernah bilang sama aku, kalo Allah itu tidak akan memberi cobaan di atas kemampuan kita, jadi kalo kita di kasih cobaan berarti kita kuat." Ucap Aldo membuat Alena merenung kan setiap ucapan nya.

"Heheh maaf ka aku malah banyak omong." Ucap Aldo sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Ga papah, omongan kamu tadi ngebatu kakak bngt, kamu harus jadi orang sukses ya biar bisa bahagiain adek kamu, kakak pergi dulu ada urusan."

***

"Jadi bener dia orang nya?" Tanya Bara yang langsung mendapat anggukan dari Alena.

"Langsung kita tangkap apa biarin dulu?" Tanya Dimas.

"Langsung bunuh aja lah ajing!!." Ucap Ciko yang sudah tidak bisa menahan emosi.

"Nah setujuh tuh gua, langsung kita habisin aja." Ucap Bima.

"Tapi kalian udah tau kalo dia salah satu anak anggota geng, bisa habis di bantai kita kalo bunuh dia." Ucap Ciko yang masih memikir kan kedepan nya.

"Gua punya Delvaros, gua bisa ngomong langsung sama ketua geng dia, biar kita aman." Ucap Alaskar.

"Ciko lacak dia ada di mana." Ucap Alena.

Tidak lama Ciko sudah mendapat titik keberadaan orang tersebut. "Ajg, dia ada di markas Black Hold." Ucap Ciko sambil menu jukan isi ponsel nya.

"Serius?" Tanya Rangga.

"Duh repot nih." Ucap Cakra dan Alaskar bersamaan.

Bara hanya menatap Alena yang sedang berfikir, "pake masker, kita samperin dia ke sana." Ucap Alena yang langsung memaki masker dan menaiki motor.

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang