Suara langkah kaki seorang laki laki berjalan dengan tegas menuju seorang perempuan yang sedang bermain ponsel nya dan mengguna kan sebuah topeng berwarna emas.
"Queen." Panggil laki laki tersebut membut perempuan yang di panggil Queen pun menatap kearah nya.
"Cleo ingin bertemu dengan mu." Ucap nya sambil tertunduk.
"Ada urusan apa?." Tanya perempuan tersebut yang masih memain kan ponsel nya.
"Dia meminta kita bergabung dengan nya untuk mengancur kan Delvaros." Jawab laki laki tersebut.
"Dasar laki laki tidak tau malu, berani sekali dia datang ke sini hanya untuk meminta kita melakukan sesuatu yang tidak kita mau, gua ga mau jumpain dia." Jawab tegas Queen membuat laki laki tadi menganguk paham lalu berjalan menjauh dari nya.
" gua tunggu selanjut nya apa yang akan lo lakuin, Alaskar Velto Antars." Gumam Queen dengan lirik meremehkan.
Queen berdiri dan berjalan menuju sebuah ruangan yang sangat minim pencahayaan lalu menghampiri seorang perempuan yang berada di pojok ruangan tersebut sambil trus memeluk diri nya sendiri, penampilan nya juga sudah sangat acak acakan dengan baju yang sudah tidak terbentuk, rambut yang di potong asal dan wajah yang penuh darah.
"Haiii, apa kabar lo?." Ucap Queen dengan nada yang sangat menakutkan lalu membuka topeng nya dan meletakan nya di sofa yang ada di sana, karna pencahayaan yang minim wajah Queen tidak terlihat jelas begitu juga dengan wajah perempuan tersebut.
Perempuan tersebut menatap ke arah Queen dengan rasa takut yang luar biasa, tubuh nya mulai menggigil ketakutan.
Queen menatap wajah perempuan tersebut dengan kesal lalu mencengkram dagu nya dengan kuat. "Mulut lo masih bisa di gunain kan?, atau butuh gua potong biar lo beneran ga bisa ngomong." Ucap lirih Queen tepat di depan wajah perempuan tersebut.
"Le-lepain gua." Jawan perempuan tersebut dengan gemetar di tubuh nya.
"Perasaan gua ga ada kasih lo pilihan." Jawan Queen sambil tersenyum lebar.
Melihat wajah Queen yang tersenyum membuat perempuan tadi merasakan ada yang tidak beres dengan kejiwaan Queen.
Queen berjalan menuju sebuah lemari lalu membuka nya, mengambil botol berisi air keras dan berjalan kearah perempuan tersebut.
"Mau gua siram kewajah cantik lo atauuu lo minum ini?." Ucap Queen dengan senyum yang tidak lepas dari bibir nya.
"Queen gua minta maaf, tolong lepasin gua." Ucap perempuan tersebut membuat Queen menatap kesal ke arah perempuan tersebut.
"LO BUDEK YAA, GUA BILANG DI SIRAM ATAU LO MINUM BICIT." Tetiak Queen.
"Gua bosen sama lo." Ucap Queen lalu membuka mulut si perempuan dan memaksa perempuan tersebut meminum air keras tersebut.
"Qu-Qu-een." Ucap perempuan tersebut sambil menangis menahan rasa sakit di bagian mulut dan tenggorokan nya yang mulai merasa terbakar.
Belom puas Queen mengambil sebuah pisau kecil lalu mulai menyayat pipi perempuan tersebut membuat nya menangis dengan sejadi jadi nya.
Karna mulai merasa bosan Queen menusuk perempuan tersebut di bagian perut nya berkali kali. " ANGGA." Teriak Queen lalu mengambil topeng nya dan memasang nya kembali.
"Ada apa Queen?." Ucap laki laki yang bernama Angga tersebut.
"Tuh mainan." Ucap Queen menunjuk perempuan tadi yang sudah mulai kehabisan darah.
"Wahh serius buat gua?." Ucap senang Angga.
"Hemm."
******
"Kar si Cleo nantangin lo balap malem ini, lo mau ga?." Ucap Gren membuat yang lain menatap Alaskar menunggu jawaban nya.
"Jam?." Tanya Alaskar.
" jam 11 di tempat biasa." Jawab Gren.
"Kita boleh ikut?." Tanya Dimas yang penasaran kira kira siapa yang akan menang.
"Boleh." Jawab Rangga.
"Lo mau ikut Na?." Tanya Dimas kepada Alena.
"Boleh." Jawan singkat Alena sambil terus menatap Alaskar.
"Cleo itu siapa?." Tanya Bima yang mewakili Alena dkk.
"Ketua geng Relvas, dan bisa dibilang musuh Delvaros." Ucap Rangga membuat Alena dkk mengangguk.
"Terus kenapa dia benci sama kalian?." Tanya penasaran Cakra yang mulai tertarik dengan pembicaraan mereka.
"Kalian tau Black Hold?." Tanya Ciko.
"Setau gua itu geng yang paling di takutin, karan ke sadisan dan mereka ga kenal kata kasihan bagi musuh mereka, gua juga pernah denger kalo geng mereka itu kumpulan para psikopat yang udah bunuh pulahan orang, asli serem banget anjirr." Ucap panjang lebar Bima.
"Gua mau tambah, gua pernah denger juga dari si Zholan kalo ketua Black Hold itu misterius banget karna satu anggota mereka pun belom pernah ngelihat wajah tuh orang dan hanya orang terpilih yang bisa jumpah sama dia, gila ga si keren abiss tapi juga bikin merinding." Sambung Dimas.
"Ya kurang lebih begitu lah, jadi si Cleo nuduh Delvaros adu dombain Black Hold sama Relvas karna minggu lalu Relvas di serang abis abisan dengan sekumpulan orang yang pake topeng warna hitam dan baju serba hitam, itu ciri ciri Black Hold dan mereka jumpah lambang Delvaros yang membuat mereka semakin yakin kita sebagai akar masalah nya." Jelas Ciko dengan wajah geram.
"Karna kejadian itu juga Relvas banyak kehilangan anggota dan ada beberapa yang di nayatakan hilang, di duga si kalo mereka di culik dan di siksa oleh Black Hold." Lanjut Gren ikut menjelas kan secara rinci masalah mereka dengan Relvas.
"Kalo misal nya bukan Black Hold yang lakuin itu, apa yang akan kalian lakukan?." Tanya Alena.
"Nah itu kita juga lagi cari tau siapa sebener nya orang yang udah adu domba kita sama si Relvas." Ucap Rangga.
"Mungkin tujuan nya baik." Ucap Alena membuat mereka mengerut kan alis nya bingung.
"Baik apa nya?." Ucap Gren yang tidak paham.
"Ya mana gua tau, kita kan ga bisa asal ambil kesimpulan niat orang itu baik atau buruk." Jawab Alena dengan santai.
"Kenpa lo bisa berfirkir gitu?." Tanya Alaskar.
"Ntah tiba tiba kepikiran aja, gua duluan ya." Ucap Alena sambil menatap Alaskar lalu pergi meninggal kan mereka.
"Melem kita tunggu kemenangan lo ya." Ucap Cakra sambil menepuk pundak Alaskar lalu pergi meninggal kan kantin bersama Bima dan Dimas.
Semakin menarik
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
AléatoireAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...