Duarr...
Suara tembakan membuat Alena melihat ke arah Bara, "dia mau nembak lo." Ucap Bara.
Bara menembak salah satu anggota dari Arya yang mencoba menembak Alena diam diam.
Dengan sekali pukulan Arya mundur beberapa langkah, dengan cepat Alena dan Bara menembaki lima orang yang tersisa dalam ruangan tersebut.
"Shit." Umpat Arya saat melihat bawahan nya mati tertembak, Arya memikir kan cara agar kabur dari sini, dia yakin tidak akan biaa mengalah kan Alena dan Bara di sini sendirian.
"Sekarang tinggal lo, dan ga akan ada yang ganggu kita kali ini." Ucap yang langsung melepas kan topeng nya membuat Bara dan Arya terdiam karna kecantikan Alena.
"Queen." Ucap Bara sepontan.
"Tenang aja gua akan bunuh dia dan ga akan ada yang tau muka gua selain lo." Ucap Alena sambil tersenyum.
Alena maju dan mengambil pisau yang ada di tangan Arya, "pinjem bentar ya" Ucap Alena sambil tersenyum centil.
"Bara tutup mata" Ucap Alena.
"Kenapa?" Tanya Bara bingung.
Alena tidak menjawab dan hanya menatap tajam ke arah Bara, Bara yang mengerti langsung membalik kan badan nya.
"Jangan macam macam kamu" Ucap Arya dengan bentakan namuan hanya membuat Alena tertawa.
Alena meletakan pisau tersebut di leher Arya, "bingung mau langsung bunuh apa ngga" Ucap Alena.
Arya memukul bagian perut Alena membuat Alena terjatuh dan dengan cepat Bara membantu Alena.
"Jangan ikut campur" Ucap Alena ke pada Bara.
"GUA GA SEGAN GEGAN BUNUH LO SEKARANG JUGA BANGSAT!!!" Teriak Alena dengan tiba tiba.
Duar....
"AGRAHHHH" Teriak Arya saat Alena menembak bagian kaki nya.
"Kenapa sakita ya?" Ucap Alena dengan wajah panik nya lalu memegang bagian kaki Arya.
Arya yang merasa takut mencoba menjauh dari Alena, Alena sungguh sudah gila dalam pikiran Arya, "Jangan gila kamu Alena" Ucap Arya.
"Gila?, HAHAHHA SIAPA YANG GILA ANJING, Aryaa Arya lo tau ga gara gara lo hidup gua hancur, SEMUA NYA HANCUR ARYAA!!!" Teriak Alena histeris, tatapan Alena seperti singa yang ke laparan, hati nya puas melihat wajah Arya ke takutan seperti waktunya dulu.
Duarr...
Alena menembak tangan kanan Arya yang mencoba untuk mengambil pistol di atas meja nya. "Untuk hari ini biarin gua bersenang senang, hari ini adalah hari yang gua nanti nanti selama ini, gua puas gua puas banget" Ucap Alena dengan diri nya sendiri sambil tersenyum.
Alena berjongkok di depan Arya dan menggaret kan pisau yang ada di tanggan nya ke pipi Arya, dara segar mengalir semakin membuat Alena tersenyum bahagia, tanpa ragu Alena menjilat darah yang ada di pisau tersebut.
"AGRAHHHH!!!" Teriak Arya saat Alena menusuk pisau tersebut ke arah pundak Arya dan mencabut nya kembali.
"Alena saya minta maaf, tolong lepasin saya, saya mohon Alena" Ucap Arya yang sudah tidak berdaya.
"Lepas?" Tanya Alena yang langsung di jawan anggukan oleh Arya.
"APA LO BILANG? LEPAS?" Tetiak Alena yang langsung menusuk perut Arya membuat Arya teriak ke sakitan.
"Kamu bener bener wanita gila" Ucap Arya membuat Alena melempar senjata yang ada di kedua tangan nya.
Alena mencengkram kerah baju Arya lalu dengan tiba tiba air mata mengalir di pipi nya, hati Alena hancur saat mengingat Ayu bibi Alena berusaha melindungi Alena dan membuat Ayu meregang kan nyawa nya.
"AGRAHHHH!!" Teriak Alena yang langsung membabi buta Arya yang sudah sekarat.
Bugh...
Bugh....
Bugh...
Bugh...
"ANJINGG, KEMBALIIN BIBI AYU KEMBALIIN ANJINGG, ARYA KEMBALIIN BIBI ARYAAAA, AAAAAA, KEMBALIINNNN, HIKS, HIKS" Teriak Alena histeris membuat Bara membalikan badan nya melihat Alena yang sedang memukuli Arya yang mungkin sudah tidak bernyawa.
"KENAPA LO BUNUH DIA ANJING, KENPAA?!!"
Bugh...
Bugh...
Bugh...
"AGRAHHHH" Teriak Alena tidak terkendali, baju Alena mulai belumuran darah bahkan tangan nya mengeluar kan darah karna tidak berhenti berhenti memukuli Arya.
"JANGAN MATII BANGSATT JANGAN MATII, KEMBALIIN BIBI GUA AJINGGG KEMBALIIN!!" Teriak Alena membuat Bara terdiam melihat Alena yanh sangat histeris, ntah kenapa hati Bara ikuy hancur melihat Alena seperti itu.
"BARA" teriak Alena membuat Bara menghampri Alena dan melihat wajah Alena penuh dengan darah dan air mata mengalir deras di pipi nya.
"Baraa gua jahat ya?" Tanya Alena membuat Bara menggeleng kan kepala nya.
"Bara kenpa dia jahat sama gua?, kenpa gua yang ngalamin ini kenapa Bar, kenapa?, gua ga kuat bar gua capek gua capek hidup dengan bayang bayang kematian bibi Ayu, gua jahat Bar gua yang udah ngebuhunuh bibi, GUA JAHAT BARR!!" Teriak Alena sambil memukul dada Bara.
Alena mengambil pisau yang ada di lantai, baru ingin menusukan pada perut nya Bara menahan dan membuang jauh pisau tersebut, Bara melepas topeng nya dan tersenyum. "Lo ga salah Queen, jangan menyesali sesuatu yang udah lewat" Ucap Bara.
"Gu-gua ga bisa hidup kaya gini, gua udah berhasil bunuh dia dan sekarang udah ga ada alasan lagi buat gua hidup, gua ga mau orang orang menderita karna gua Bar, gua mau jumpah sama bi--" Belum siap Alena berbicara dia langsung pingsan ke arah Bara membuat Bara refleks memeluk Alena.
"Ternyata seorang Queen bisa mengalami mimpi buruk juga" Ucap Bara yang langsung memakai topeng nya kembali, Bara mengambil topeng Alena dan memasang kan nya, dia tidak ingin ada yang tau soal Alena.
Bara mengangkat tubuh Alena ala Bridal Style keluar dari ruangan tersebut, Bara berjalan menuju keluar menggunakan pintu depan dan terlihat seluruh anggota mereka sudah menunggu Queen mereka.
Melihat Bara menggendong Alena membuat yang lain langsung menghampiri mereka.
"Queen kenapa?" Tanya mereka kawartir.
"Pingsan doang" Ucap Bara yang langsung meletakan Alena di kursi kayu.
"Queen baik baik aja kan?" Tanya Candra khawatir.
"Baik"
"SELESAI KAN DAN URUS SEMUA YANG MASIH ADA DI DALAM!!" Perintah Alaskar yang langsung di kerjakan oleh anggota Delvaros, sedang kan anggota Black Hold tetap berada di sana, itu karna larangan bagi semua anggota Black Hold untuk mematuhi perintah ketua dari geng lain nya selain ketua mereka Queen.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
RandomAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...