Masa lalu Alena 2

1.2K 71 0
                                    

"Sebenar nya paman bohong soal itu." Ucap Alena.

"Maksud nya bohong gimana?." Tanya Bastian bingung.

Alena menarik dalam dalam nafas untuk menenang kan diri nya. "Jadi gua di bawa sama ayah ke rumah paman karna gua ga mau ikut kalian ke luar kota, paman sama bibi baik banget sampi kalian udah pulang ke Jakarta pun gua masih betah di sana dan bilang ke ayah gua mau nginep di rumah paman satu minggu lagi."

Flasback on

"Udah ga papah mas Alena di sini aja, dia juga baik banget." Ucap seorang perempuan sambil mengelus rambut Alena lembut.

"Boleh ya yah aku di sini seminggu aja ko." Ucap Alena sambil memegang tangan Alex.

Alex hanya menghela nafas pasrah. "Yaudah kalo gitu ayah mau pulang dulu, kamu di sini jangan nakal ya." Ucap Alex yang langsung di jawab anggukan oleh Alena.

"Ayok mas aku anter." Ucap seorang laki laki.

Alex dan seorang laki laki itu pun berjalan menuju pintu utama, terlihat Alex sedang berbicara serius oleh laki laki tersebut.

"Bibi, Alena udah ngantuk." Ucap Alena kepada perempuan tadi.

"Ayok bibi anter ke kamar." Ucap Bibi tersebut sambil menggandeng tangan Alena menuju kamar nya.

Alena langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk cuci kaki dan cuci tangan dia juga langsung menggosok gigi nya, setelah siap Alena langsung berbaring di kasur sambil melihat langit langit kamar nya.

Alena yang sudah terlelap tidur langsung terbangun saat mendengar suara teriakan seorang laki laki sambil terus menyebut nama Alena, Alena melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 02.13 malam.

"Bising banget si." Ucap Alena sambil berjalan menuju pintu kamar nya, namun sebelum Alena membuka pintu dia mendengar suara paman nya berteriak.

"JENY PERGI DAN BAWA ALENA!!." Teriak paman nya semakin membuat Alena penasaran.

Alena membuka pintu kamar nya dan turun menuju lantai bawa, jantung Alena seakan ingin keluar saat seorang laki laki berjubah hitam berlari ke arah nya sambil membawa pisau.

Alena yang diam membeku hanya menutup mata nya dan menunggu pisau tersebut tertancap di perut nya.

"ALENA." Teriak Bibi Alena yang langsung memeluk Alena membuat punggung nya tertancap pisau kecil.

Alena membuka mata nya dan mendapati Bibi nya sedang tersenyum. "A - Alena, pergi ke kamar." Ucap pelan Bibi tersebut membuat Alena langsung berlari menuju kamar nya sambil melihat ke arah paman nya yang sedang berkelahi, Alena juga melihat seorang laki laki sedang menusuk perut art di rumah ini.

Alena langsung menutup pintu kamar nya dan mengunci nya, dengan sekuat tenaga Alena juga mendorong sofa kecil ke arah pintu agar tidak bisa di masuki oleh penjahat tadi.

"Ayah tolong Alena, Hiks." Ucap Alena sambil memeluk lutut nya sendiri di pojok kamar.

Suara gedoran pintu semakin membuat Alena ketakutan. "A-Ayah bang Bastian to-tolongin Alena, Hiks, Hiks." Ucap Alena sambil menangis.

Alena menutup kuping nya saat seseorang mencoba mendobrak pintu kamar nya, seluruh badan Alena gemetar hebat saat pintu tersebut berhasil kebuka.

"Alenaa." Panggil laki laki tersebut dengan nada mengerikan.

"Alenaa." Panggil nya lagi semakin membuat Alena menutup mata nya pasrah.

Suara langkah kaki mendekati Alena. "Hai cantik, jangan takut." Ucap laki laki tersebut sambil memegang pundak Alena namun langsung di hempas oleh Alena.

"Memang ga salah lo anak nya Alex." Ucap laki laki berjubah tersebut sambil tersenyum sinis.

Alena memejam kan mata nya mengumpul kan keberanian nya langsung berdiri dan mendorong sekuat mungkin laki laki di depan nya dan lansung lari menuju kamar paman nya.

"Sial." Umpat laki laki tersebut yang langsung mengejar Alena.

Alena mengunci kamar paman nya dan mengambil sebuah ponsel yang ada di meja lalu berjalan menuju balkon kamar.

Dengan cepat Alena mencari nomor ayah nya, namun sudah beberapa kali Alena menelepon nya tidak ada jawaban sama   sekali.

"ALENAA!!." Teriak laki laki tadi yang masih mencari Alena membuat Alena semakin gemeteran.

"Kenapa ga di jawan si." Kesal Alena.

"Hai."

Flasback oof

"Gua ketangkep sama orang orang tersebut dan dengan jelas gua ngelihat paman dan bibi di siksa di depan mata gua, gua di sekap selama 3 hari di bangunan tua." Ucap Alena sambil meremas ujung baju nya.

Bastian melihat ke arah Alena tidak menyangka adek nya pernah mengalami masa masa yang sangat sulit dan diri nya bahkan tidak mengetahui nya.

"Lo tau ga, di sana setiap hari nya gua selalu mendengar suara teriakan perempuan perempuan yang sedang mereka siksa dan perkosa, jujur gua takut banget pas salah satu dari mereka membuka ruangan tersebut dan jalan ngedeketin gua, dia megang rambut gua dan pipi gua, dia juga hampir  memperkosa gua kalo ga kawan nya dateng dan memperingatin dia, gua juga bersukur mereka ga ngakuin yang aneh aneh ke gua, paling mereka cuma nampar gua atau ga nyayat bagian muka dan tangan gua." Jelas Alena sambil beberapa kali menghapus air mata yanh turun begitu saja, Bastian yang mendengar itu hanya terdiam sambil terus menggenggam tangan Alena.

"Pas malem malem gua tiba tiba dengar suara orang lagi kelahi, dan untung nya di sana ada paman yang langsung ngebuka tali dan gendong gua keluar dari bangunan tersebut, gua juga lihat beberapa orang bertopeng yang langsung naik motor mereka saat gua sama paman udah ada di dalam mobil, paman bilang itu kawan kawan nya yang nyelamatin dia waktu itu, pas gua tanya bibi di mana paman hanya diem, pala gua pusing banget saat paman ngedeketin sapu tangan nya ke bagian muka gua dan tiba tiba semua nya gelap, saat gua bangun gua udah ada di rumah sakit gua juga denger paman bilang ke ayah kalo gua kecelakaan, paman bilang ke gua kalo gua harus sembunyiin ini dari ayah atau siapa pun." Jelas Alena yang langsung memeluk Bastian sambil menangis, melihat Alena yang seperti ini membuat hati Bastian sangat sakit, dia merasa gagal menjadi seorang abang untuk Alena.

"Alena maafin gua, ini salah gua karna ga bisa ngejagain lo, gua ngerasa gagal jadi abang lo." Ucap Bastian pelan sambil terus mengelus rambut Alena.

'Siapa pun laki laki yang udah ngebuat adek gua kaya gini, lihat aja bakal gua kejar lo bahkan ke neraka sekali pun!!.' Batin Bastian samil mengepal tangan nya dengan rahang yang mengeras.









To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang