Setelah berbincang bincang pesanan mereka pun datang dan mereka langsung menyantap nya.
Pandangan Alena terkunci saat melihat seorang laki laki yang sangat dia kenal, jantung Alena langsung berpacu dengan cepat, dada nya mulai sesak dan air mata nya turun dengan sendiri nya, bahkan tubuh nya gemetar.
"Alina lo kenapa?." Tanya Gren yang kawatir dengan Alina.
"G-gua ma-mau pulang." Ucap Alena terbata bata.
"Pulang?, yaudah sabar, Pelayan." Panggil Gren dan seorang pelayan pun datang.
"Ini semua berpa?." Tanya Gren yang langsung di kasi bon pesanan mereka.
Dengan tergesah gesah Gren mengeluar kan uang berwarna merah dengan total Rp.300.000.
Gren berdiri dan merangkul Alena keluar dari lestoran tersebut, banyak orang yang menatap ke arah Alena termasuk dua orang laki laki tadi.
Setelah masuk kedalam mobil Alena mengambil ponsel nya dan menelepon Revano.
"Hiks... Hiks.... Vanoo." Ucap Alena setelah Revano mengangkat panggilan dari Alena, Gren mengerut kan alis nya bingung dengan perubahan sifat Alina.
'Lo kenpa Al?." Tanya panik Revano di sebrang telepon.
"Dateng ke tempat gua bisa." Ucap Alena yang langsung mematikan sambungan telepon.
Alena memegang dada nya yang mulai sesak, dengan segera Gren memberikan air kepada Alena.
Gren melihat ke arah Alena yang sedang minum, dia merasa aneh dengan sikap Alina hari ini yang lumayan sama dengan Alena, ntah lah benar atau cuma perasaan nya saja.
"Lo ada masker?." Tanya Alena membuat Gren langsung mengambil masker berwarna hitam.
"Buat apa Al?." Tanya Gren namun tidak di jawab oleh Alena.
"Lo pulang duluan aja gua ada urusan." Ucap Alena yang ingin keluar dari mobil namun di cegah oleh Gren.
"Mau keman lo?." Tanya Gren yang masih kuwartir dengan kondisi Alina.
"Gua ada urusan, lo dulan aja." Ucap Alena dengan datar.
"Ga bisa, lo gua yang ajak keluar, gimana kalo Alina sama Bastian tanya soal lo, diem biar gua anter lo." Ucap tegas Gren.
Alena terdiam saat Gren menyebut nama Alina. "Lo?." Ucap Alena dengan nada bingung.
"Gua tau lo Alena, Alina ga mungkin kenal sama Revano dan bilang 'lo, gua'." Ucap Gren yang langsung melajukan mobil nya.
"Gua bakal minta penjelasan nya nanti, sekarang biar gua anter lo." Ucap Gren dengan tegas.
"Bangunan tua di hutan yang pernah kita jadiin tempat bolos waktu itu, lo masih inget?." Ucap Alena sambil melihat kan foto bangunan tua tersebut.
"Ini bukan nya tempat kumpul organisasi yang paling di takutin ya?." Tanya Gren yang di anggukin oleh Alena.
"Lo ikut gua aja, jangan lupa pake masker." Ucap Alena yang di anggukin oleh Gren.
Setelah beberapa menit akir nya mereka sudah tiba di bangunan tua tersebut, mereka keluar dengan menggunakan masker.
Di pintu utama ada dua orang berbadan besar berjaga membuat Gren langsung berjalan di belakang Alena, mereka di tahan oleh orang tersebut.
"Siapa kalian?." Tanya tegas mereka berdua sambil menodong kan senjata.
Alena berjalan ke arah mereka berdua dan memperlihat kan tato di leher nya yang bergambar sayap, ditengah sayap tersebut terdapat huruf BQH dan angka 11/2/1.
Setelah melihat angka tersebut kedua peria itu langsung menurun kan senjata nya dan meminta maaf. "Queen kami minta maaf karna sudah menodong kan senjata." Ucap kedua laki laki tersebut sambil membungkukan tubuh nya.
Alena mengangguk. "Buka." Ucap Alena yang lansung di turuti oleh kedua orang tersebut.
Gren yang tidak paham dengan ucapan mereka hanya mengikuti Alena dari belang, pintu besi tersebut terbuka membuat beberpa orang melihat ke arah mereka berdua, tatapan tajam dan badan badan yang sangat kekar semakin membuat Gren takut, dia sangat nyesal karna ikut dengan Alena lebih baik dia pulang dari pada melihat pemandangan seperti ini.
Gren semakin melotot tidak percaya saat melihat dua orang wantia dan tiga orang laki laki sedang di siksa, suara teriakan dan meminta tolong membuat Gren menggenggam tangan Alena kencang.
"Queen?." Ucap seorang laki laki yang menggunakan topeng berwarna putih.
"Kumpul kan para inti, sekang." Ucap Alena dengan datar namun tegas membuat laki laki tadi mengangguk.
Beberapa orang juga langsung berlari ke lantai atas untuk berkumpul sesuai perintah dari Alena. "Bara!!." Teriak Alena membuat laki laki yang bernama Bara langsung berlari ke arah Alena.
"Iya Queen." Ucap Bara sopan.
"Temenin dia." Ucap Alena menujuk ke arah Gren yang malah menggeleng kan kepala nya.
"Na gua takut." Ucap Gren yang tidak mau melepas kan tangan Alena.
"Jangan panggil gua pake nama asli, dan jangan sebut nama lo ke siapa pun, kecuali memang lo mau mati." Bisik Alena membuat Gren mengangguk dengan cepat.
"Lo ikut sama Bara." Ucap Alena yang ingin berjalan namun di tahan oleh Gren.
Alena menghela nafas mentap Gren yang sangat ke takutan sambil melihat lima orang yang sedang di siksa. "Dia ga akan nyakitin lo, percaya sama gua." Ucap Alena yang langsung berjalan ke lantai atas.
Jujur Gren merasa kan hawa yang sangat menyeram kan dari orang orang di sini. "Ikut gua." Ucap Bara yang lansung pergi membuat Gren langsung mengejar Bara.
Sekarang Alena dan delapan orang lain nya termasuk Revano yang sudah berada di ruangan kusus anggota inti Black Hold.
"Gua udah jumpah target kita." Ucap Alena sambil menunjukan rekaman cctv seorang laki laki yang menggunakan jas berwarana hitam.
"Dia bukan nya..." Ucap Candra yang langsung mendapat anggukan oleh Alena.
"Iya dia Gelon Aldran Baker, salah satu pemilik perusahaan termaju di indonesia dan sahabat dekat nya orang yang gua cari selama ini, tadi gua jumpah sama mereka berdua pas gua sama kawan gua makan di salah satu tempat makan." Ucap Alena.
"Queen, jadi mereka berdua ini terlibat juga dengan kasus yang kita tangani saat ini?." Tanya Jeren.
"Queen izin menjawab, Kemungkinan besar iya, karna mereka berdua juga berhubungan dekat dengan target pertama kita, Tristan kemaren dateng ke gua dan tunjukin foto mereka bertiga lagi nyiksa seorang perempuan yang gua yakin perempuan ini yang kita cari selama ini." Jelas Egar yang langsung menujukan beberapa foto yang dia dapat kan dari Tristan.
"Kalo iya mereka bertiga terlibat dalam kasus ini, apa hubungan mereka dengan perempuan ini?." Tanya Revano.
"Perempuan ini nama nya Aurora, salah satu perempuan yang berhasil mendirikan perusahaan terbesar di indonesia dan udah jelas kalo Aurora ini adalah saingan berat mereka bertiga, Aurora dengan kepintar nya bisa menjatuhkan beberapa perusahaan terkenal dengan mudah, mungkin ini salah satu alasan mereka melakukan ini kepada Aurora." Jelas Bamas membuat Alena terdiam memikir kan ucapan nya yang masuk akal.
"Oke gua paham, Egar, Bamas, Jeren dan Zaki kalian cari informasi tentang mereka bertiga, dari keluarga dan masalalu mereka, sedang kan Revano, Candra, Akbar, kalian yang akan ikut gua ke suatu tempat, paham?." Ucap Alena sambil menatap mereka dengan tajam.
"Paham." Jawab mereka serentak.
'Kita lihat siapa yang akan memain kan siapa.'
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
RandomAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...