Aku bahagia

1K 47 0
                                    

"Kenapa ga pergi sendiri aja?" Tanya Bara yang baru keluar dari kamar mandi dengan muka yang lebih seger.

"Motor gua aja ga ada." Ucap Alena.

"Motor lo udah di taro di rumah lo." Ucap Bara.

"Mau pergi sekarang?" Tanya Bara.

"Iya, ayok." Ucap Alena yang langsung berdiri dan memakai topeng nya, sedang kan Bara menggunakan masker hitam.

Alena dan Bara keluar dari markas mereka dan langsung menuju rumah baru Alina sekarang.

"Lo tau kan rumah nya dimana?" Tanya Alena sambil menatap Bara namun haya di jawab anggukan oleh Bara.

"Lo mirip seseorang." Ucap Alena yang masih tetap menatap Bara.

"Alaskar?" Tanya Bara membuat Alena memaling kan pandangan nya.

"Bukan" jawan Alena.

"Coba aja semalem gua rekam semua omong lo, pasti lo bakal malu sama gua." Ucap Bara membuat Alena melotot sambil melihat Bara yang sedang tersenyum kecil.

"Emang, gua ngomong apa?"  Tanya Alena.

"Banyak, capek gua ulangin nya." Ucap Bara.

"Ga yang aneh aneh kan?" Tanya Alena lagi.

"Hemm mayan." Jawab Bara semakin membuat Alena merasa tidak tenang.

"Semalen kok lo tau gua ada di tempat itu?." Tanya Alena, karna seinget nya tidak ada yang tau dia pergi ke tempat seperti itu.

"Filing." Jawab Bara.

"Masa filing lo bisa bener gitu, apa jangan jangan lo ke sana buat main ya sama cewek?" Ucap Alena dengan mata tajam.

"Sembarang lo gua bukan cowok kaya gitu, nginjek tempat gituan aja baru semalem." Jawab Bara.

"Wah idaman." Ucap Alena dengn pelan.

"Cocok kan buat jadi sumai lo." Ucap Bara membuat Alena terdiam.

Bima melihat Alena lalu tertawa. "Canda canda, ya kali Queen kaya lo mau sama gua." Ucap Bara.

"Jangan banyak omong gua ga suka, lo lebih cocok kalo jadi pendiem." Ucap Alena yang di jawab deheman oleh Bara.

Setelah beberapa lama mobil Bara berhenti saat sudah berada di depan rumah Zaki, rumah Zaki memang tidak se besar rumah Alena namun terlihat dari luar saja rumah nya sangat begitu nyaman.

Alena dan Bara keluar dari mobil nya dan langsung memencet bel, tidak lama seorang anak kecil laki laki yang mungkin berusia lima tahun membuka pintu nya.

"Wah ka Alina ada dua." Ucap nya dengan cadel sambil terus melihat wajah Alena.

"Alina nya ada?" Tanya Alena.

"Ada kok." Ucap nya yang langsung ber lari ke dalam di ikuti Alena dan Bara.

"ABANG KA ALINA ADA DUAA!!!" Teriak anak kecil tersebut menuju tangga.

"Pelan pelan Zibran nanti jatuh." Ucap Alina dari ujung tangga bersama dengan Zaki yang terus menggandeng Alina.

"Ada kakak Alina, tuh." Ucap nya sambil menunjuk Alena yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Jangan main lari larian nanti jatuh." Ucap Zaki yang langsung menggendong Zibran.

Alina dan Zaki langsung berjlan menuju Alena dan Bara yang sedang menatap ke arah mereka. "Kakak sama Bara mau minum sesuatu?" Tanya Alina.

"Ga usah, lo duduk." Jawab Alena membuat Alina dan Zaki duduk di depan mereka dengan Zibran di pangkuan Alina.

"Sama abang aja ya, kakak Alina nya pegel." Ucap Zaki namun Zibran malah memeluk Alina.

"Ngga mau." Ucap Zibran.

Zaki melihat ke arah Alina yang tersenyum. "Ga papah." Ucap Alina.

"Gimana perut lo sakit?" Tanya Alena.

"Ngga ko ka, ngga sakit sama sekali tapi kadang aku mual mual gitu." Jawab Alina sambil mengelus rambut Zibran.

"Maaf ya karna gua lo--"

"Ka, aku bahagia ko, kakak ga usah ngerasa bersalah lagi ya, Zaki baik banget sama aku dia juga sabar banget, aku bahagia jadi tinggal kakak yang harus bahagia." Ucap Alina memotong ucapan Alena.

"Lo ga bohong kan?" Tanya Alena.

"Ngga ka, aku memang bahagia sama Zaki, aku juga ga kesepian karna ada Zibran yang nemenin aku." Ucap Alina sambil melihat ke arah Zaki.

"Sekolah lo gimna?" Tanya  Alena lagi.

"Aku masih tetap sekolah ko, tapi dengan cara daring, kepala sekolah SMA kita itu paman nya dari Zaki  jadi aku masih bisa tetap sekolah, dan kalo Zaki bakal tetep sekolah kaya biasa." Ucap Alina membuat Alena mengangguk.

"Kakak pacran sama Bara ya?" Tanya Alina membuat Alena dan Bara saling pandang memandang.

"Ngga." Jawab mereka berdua kompak.

"Ga papah ka sama Bara aja dari pada kakak terus ngejar Alaskar yang ga pasti." Ucap Alina yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alena membuat Alina hanya tertawa.

"Bahas yang lain aja." Ucap Bara dengan dingin.

"Zibran ini adek kandung lo?" Tanya Alena kepada Zaki.

"Iya dia adek gua." Jawab Zaki.

"Oh iya soal ayah lo itu sebener nya gua ga peranh bunuh dia, satu satu nya orang yang gua bunuh cuma Arya, Bara saksi nya, dan orang yang udah ngebunuh ayah lo udau di tangan gua jadi biar gua aja yang urus, lo cukup jaga Alina aja." Ucap Alena.

"Iya, gua minta maaf karna gua udah salah nuduh orang, dan maaf Na gua bakal keluar dari Black Hold." Ucap Zaki.

"Memang sebaik nya kaya gitu, lo harus kasih contoh yang baik sama anak lo nanti." Ucap Alena.

Alena melihat ke arah jam yanh sudah menunjukan pukul satu siang dan langsung berdiri di ikuti Bara. "Kita balik dulu, kalian jaga diri kalo ada apa apa langsung kabarin gua." Ucap Alena.

"Kakak ga bisa bentar lagi gitu di sini aku masih kangen." Ucap Alina.

"Ga bisa, gua udah tiga hari ga pulang pasti bunda kawartir banget." Ucap Alena.

"Yaudah deh, kalian hati hati juga ya" Ucap Alina sambil memeluk Alena.

"Hemm." Jawab Bara dan Alena bersamaa.

"Kakak harus bisa bahagia juga, dan mungkin Bara salah satu ke bahagian kakak." Ucap Alina di pelukan Alena.

Alena melepas pelukan nya dan langsung keluar dari rumah Zaki dan masuk ke dalam mobil. "Lo salah Na, salah satu ke bahagian gua itu lo." Ucap Alena dengan lirih.









To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang