Sebuah pilihan

996 54 0
                                    

Ruangan yang sangat minim pencayaan dengan beberapa orang di dalam nya membuat suasana sangat mencekam.

"Ini kan yang lo minta?" Tanya Alena ke arah Alina yang sedang duduk di kursi roda.

"Cowok bangsad ini harus gua bunuh di hadapan lo." Lanjut Alena sambil menunjuk Zaki menggunakan pisau.

Alina hanya terdiam sambil terus melihat wajah Zaki yang penuh darah, rasa sakit dan benci begitu besar di dalam diri Alina namun Alina tidak bisa mengucap kan satu kata pun dari bibir nya.

"Ini pertunjukan buat lo." Ucap Alena yang langsung menusukan pisau di pundak Zaki.

"AGRAHHHH." Teriak Zaki saat Alena mencabut pisau dari pundak nya.

"Aku mau." Ucap Alina sambil meminta pisau yang ada di tangan Alena.

Alena tersenyum sinis ke arah Alina lalu melempar pisau tersebut ke Alina, "Sebener nya gua ga mau tangan lo kena darah menjijikan kaya gini, tapi karna lo yang minta, yaudah." Ucap Alena.

Alina turun dari kursi roda nya dan mengambil pisau yang ada di lantai lalu berjalan ke arah Zaki, tatapan Alina kosong dan air mata terus mengalir di pipi nya.

Alina langsung berjongkok saat berada di hadapan Zaki membuat Zaki tersenyum sinis, "Halo bitch." Ucap nya yang langsung mendapat tamparan dari Alina.

"BERA--" Ucapan Zaki terputus saat Alina memeluk nya.

"Alina." Panggil Gren.

"Gua hamil anak lo." Ucap Alina pelan di kuping Zaki membuat Zaki terdiam, jantung nya berdetak sangat kencang, rasa bersalah mulai menyelimuti hati kecil nya.

"Tapi tenang aja, gua akan pertahanin anak kita dan gua ga akan minta lo tanggung jawab atas ini." Ucap Alina lalu melepas kan pelukan nya.

Zaki haya bisa terdiam melihat wajah polos Alina dengan senyuman menyakit kan, walau bibir nya mengukir senyum tapi mata Alina benar benar menggambar kan isi hati Alina yang sebenar nya.

"Maaf." Ucap Zaki.

Buhg...

Buhg....

"MAAF DOANG GA BISA GANTIIN ADEK GUA KAYA SEMULA ANJING!!!" Teriak Bastian sambil memukuli Zaki.

"Bang." Ucap Alina sambil memegang pundak Bastian membuat Bastian berhenti memukul Zaki dan berbalik menghadap Alina.

"Kenapa, hem?" Tanya Bastian.

"Udah ya, mau gimana pun dia ayah dari anak aku." Ucap Alina membuat yang lain terdiam tidak percaya.

Gren seperti di hantam pun berjaln menuju Alina. "Maksud kamu apa?" Ucap Gren sambil memegang pundak Alina.

Alina tersenyum sambil memegang pipi Gren. "Kamu ga pantes buat aku yang udah kotor Gren, kamu bisa cari wanita lain yang lebih baik dari aku, aku bisa ngurus diri aku sendiri dan anak aku, kamu jangan lagi mikirin aku, aku pasti baik baik aja." Ucap Alina sambil menangis namun bibir nya terus tersenyum.

Gren langsung menggeleng kan kepala nya saat mendengar ucapan dari Alina. "Ngga ngga, aku akan nikahin kamu dan aku janji aku pasti akan anggap anak ini sebagai anak aku sendiri, aku janji." Ucap Gren sambil menangis dan menunduk kan kepala nya.

"Aku ga papah Gren, kamu pantas mendapat kan perempuan yang lebih baik dari aku." Ucap Alina sambil mengelap air mata Gren yang mengalir.

"Gua ayah nya, berarti gua yang harus tanggung jawab." Ucap Zaki tiba tiba membuat Alena menggepal kan tangan nya.

Bugh....

Bugh....

Bugh....

Bugh...

Bugh...

"DIEM LO BANGSAT!!." Teriak Bastian sambil terus memukuli Zaki yang sudah tidak berdaya.

"BASTIAN ANJING UDAH!!!" Teriak Alena yang langsung mendorong tubuh Bastian.

Alena menatap tajam ke arah Zaki. "Mati atau tanggung jawab?" Tanya Alena ke arah Zaki.

"Bunuh atau terima?" Ucap Alena lagi ke arah Alina.

"Gua bakal tanggung jawab." Ucap Zaki.

Alina mengatur nafas nya sambil memejam kan mata, mencoba memikir kan keputusan yang harus dia ambil.

"Aku...." Ucap Alina dengan raguh sambil menatap ke arah Gren yang terus menggeleng.

"Alina plis jangan." Ucap Gren sambil menggegam tangan Alina.

"Aku terima." Ucap nya membuat Gren langsung terduduk lemas.

"AGRAHHHHH BANGSAT." Ucap Gren sambil memukul lantai sampai tangan nya mengeluar kan darah.

"Ge-Gren udah ya, kamu harus terima ini, aku cinta sama kamu dan aku juga tau kamu cinta sama aku, tapi cinta bukan berarti harus memiliki, melepas kan orang yang dia cinta agar bahagia juga sesuatu yang sulit untuk di laku kan, kalo kamu cinta sama aku, kamu harus bahagia dengan wanita lain agar aku juga bisa bahagia sama Zaki dan anak aku, kita punya rencana namuan semesta punya kenyataan, cari perempuan baik di luar sana ya, dan tunjukin ke aku kalo kamu bisa bahagaia tanpa aku, oke?" Ucap Alina sambil tersenyum.

Alina mengambil tangan Gren yang berdarah lalu mencium nya. "Udah sembuh, bentar lagi darah nya ga keluar ko." Ucap Alina sambil tersenyum.

Gren menghela nafas nya sambil terus melihat wajah Alina dengan senyum manis seperti biasa. "Kalo ini jalan yang kamu pilih, aku juga ga bisa ngelarang kamu, karna aku cinta sama kamu dan akan lakuin apa pun asal kamu bahagia termasuk pergi dari hidup kamu." Ucap Gren dengan wajah datar.

"Alina lo yakin lebih milih dia dari pada Gren?" Tanya Alaskar yang langsung mendapat kan anggukan dari Alina.

"Sebenr nya gua ga setuju sama keputusan lo kali ini, tapi yudah seterah lo aja, dan kalo Zaki berani nyakitin lo sekali aja, jangan halangin gua buat bunuh dia." Ucap Alena penuh penekanan di akhir kalimat.

"Anggap aja ini kesempatan terakir lo." Ucap Alaskar ke pada Zaki.





To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang