Berbeda

1.3K 73 1
                                    

Keringat mengalir di pelilpis seorang gadis cantik yang masih tertidur, nafas nya yang tidak teratur dan wajah nya menujukan espresi ke takutan.

Tok
Tok
Tok

"ALENA BANGUN!!." Teriak Bastian membuat Alena langsung membuka mata nya dan duduk sambil terus mengatur nafas.

Tok
Tok
Tok

"ALENA BANGUN!." Teriak Bastian lagi.

"IYA." Jawab Alena yang langsung menghidup kan lampu kamar nya dan berjalan menuju kamar mandi.

Tidak lama Alena keluar dengan wajah yang lebih segar lalu memakai seragam sekolah nya, setelah itu dia berdiri di depan kaca dan menyisir rambut nya, dia juga langsung menjepol asal rambut tersebut dan langsung menggunakan bedak bayi di wajah nya.

Alena berjalan ke arah sepatu sekolah nya dan langsung memaki nya, setelah siap Alena tidak lupa memaki jaket hitam nya dan jam tangan nya lalu mengambil tas nya, sebelum keluar kamar Alena menyemprot parfum ke baju nya.

Alena keluar dari kamar nya dan langsung menuju ke arah meja makan yang sudah terdapat, Alex, Bastian, Alina dan bunda nya yang sedang menyendokan nasi ke piring suami nya.

Alena duduk di samping Alina yang langsung di sambut senyuman manis dari Alina. "Pagi kak." Ucap Alina.

"Pagi." Jawab datar Alena membuat Alina cemberut.

"Ihh kakak nih, jawab nya yang niat dong." Ucap Alina perotes namun Alena malah menatap tajam Alina.

"Masih untung gua jawab." Ucap Alena sedikit membentak membuat Alina terdiam lalu menundukan kepala nya.

"Na jangan kasar." Ucap Bastian yang merasa kasihan kepada Alina, tidak biasa nya Alena membentak Alina, namun hari ini Alena seperti berbeda.

Alena tidak melayani ucapan Bastian dia malah berdiri dan berjalan menuju Ana lalu bersalaman begitu juga dengan Alex,Ketika Alena ingin melepas genggaman dari tangan Alex, Alex tersenyum kepada Alena.

"Kamu kenapa?." Tanya Alex yang juga merasa kan perubahan Alena.

Alena mentap Alex dengan tatapan bingung, kenapa dengan diri nya?. "Ga papah, aku pergi dulu." Ucap Alena lalu pergi dari ruangan tersebut.

Alena berjaln menuju motor nya lalu memakai helem dan menaiki motor nya, Alena melaju kan motor nya dengan ke cepatan tinggi, dia merasa risih jika ada seorang laki laki yang menatap nya, ntah lah kenapa.

*****

Suara bel keluar main membuat para siswa langung keluar dari kelas mereka masing masing begitu juga dengan Alena dkk dan Alaskar dkk yang langsung menuju kantin.

Sepanjang perjalan banyak yang menatap kagum ke arah mereka ber delapan terlebih ke arah Alena yang sudah jelas perempuan sendiri.

Mereka memutus kan untuk pergi ke gudang belakang sekolah yang memang sudah menjadi tempat nongkorongan mereka.

Mereka masuk kedalan gudang tersebut dan duduk di sofa sedang kan Alena memilih duduk di kasur yang memang sudah di sediakan di sana bersama Gren dan Dimas yang langsung membaring kan tubuh nya di belakang Alena.

"Na lo sakit ya?." Tanya Ciko yang memperhatikan wajah Alena.

"Ngga." Jawab Alena namun membuat Bima, Ciko dan Cakra malah menghampiri Alena.

"Tapi muka lo pucet." Ucap Bima sambil mengecek Alena demam atau tidak, Bima meletakan tangan nya di jidat Alena, namun Alena langsung menepis tangan Bima dan langsung menjauh kan tubuh nya dengan nafas yang tidak teratur.

"Na lo kenapa si?." Tanya Rangga dan yang ikut mendekati Alena.

"Ga papah ko, Eee kalian bisa ga jaga jarak dulu sama gua hari ini." Ucap Alena sambil tersenyum paksa dan meremas ujung rok nya.

"Lah kenapa tumben banget?." Ucap Dimas yang langsung membuka mata nya sedang kan Gren sudah berada di alam mimpi.

"Iya na lo kalo ada masalah bilang kita aja, kali bisa bantu." Ucap Cakra yang mulai kawatir dengan Alena yang berubah.

"Gua ga papah ko, udah ya gua cabut dulu." Ucap Alena yang langsung meninggal kan gudang tersebut.

Alaskar menatap kepergian Alena dengan tanda tanya di kepala nya, baru pertama Kali nya Alaskar melihat Alena bersikap berbeda dari biasa nya.

"Dia kenapa si?." Tanya Bima yang tidak mengerti dengan sikap Alena saat ini.

"Mungkin lagi pms jadi mood nya kurang baik." Ucap Cakra yang masih berfikir positif.

"Tapi ga biasa nya di kaya gitu kalo lagi pms, paling cuma marah marah doang, kalo ini aneh banget." Ucap Dimas membuat mereka semakin bingung ada apa dengan Alena.

"Dia pernah kaya gitu sebelum nya sama kalian?." Tanya Alaskar kepada DBC (DIMAS, BIMA, CAKRA) yang memang kawan dekat nya.

"Kaya nya pernah deh sekali." Ucap Bima yang mengingat ngingat.

"Kapan?." Tanya Alaskar.

"Kalo ga salah pas kita lagi main di rumah nya terus kita nginep dan tidur di ruangan kusus orang gua di rumah Alena, pas itu dia tidur di samping gua tapi tidur nya kaya orang ga tenang gitu." Jelas Bima yang memang mengingat.

"Ga tenang gimana?." Tanya Rangga yang juga ikut penasaran.

"Yaa kaya orang ketakutan gitu, tangan nya gemeteran, terus keringetan juga padahal ac nya nyalah, sama nafas nya kaya orang abis maraton, jadi karna gua takut dia kenapa napa gua bangunin lah mereka berdua, terus pas kita bangunin Alena dia natap kita kaya orang ketakutan terus nyuruh kita balik, baru deh besok nya dia minta maaf sama kita kata nya kemren dia mimpi buruk." Jelas Bima.

"Mimpi apa ya sampe ketakutan kaya gitu, kalian ga tanya?." Ucap Ciko yang langsung di jawab gelengan oleh DBC.

(Kaya nya kalo mau nulis Dimas, Bima, Cakra, Autor buat DBC aja ya biar lebih singkat)

"Bising bangat di anjing." Ucap Gren yang langsung mendudukan diri nya dan melihat ke arah yang lain sedang memasang muka serius.

"Kalian kenapa?, Alena mana?." Tanya Gren yang tidak melihat Alena di samping Dimas.

"Maka nya jangan tidur mulu, si Alena pergi tadi, dia tiba tiba aneh maka nya kita bingung dia kenapa." Jelas Dimas yang langsung di anggukin oleh Gren.

"Alena kenapa Aneh?." Tanya Gren yang langsung mendapat jitakan dari Bima.

"Maka karna itu kita lagi cari tau tolol." Geram Bima membuat Gren hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.








To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang