Alena yang sesungguh nya

2K 122 0
                                    

Suara pecahan kaca di sebuah ruangan yang sangat minim cahaya dan terdapat seorang perempuan dengan penampilan yang acak acakan dengan darah di sekujur tubuh nya.

"Kenpa harus ada lo di dalam diri guaaaa!!!." Teriak perempuan tersebut sambil memukul lengan nya dengan sebuah botol beling membuat botol tersebut pecah.

"Kenapa, kamu bilang kenpa?, aku ini kamu, kamu yang dulu, aku Alena dan kamu orang asing yang masuk ke dalam tubuh ku, aku Alena, Alena kecil yang melihat semua itu." Ucap Alena dengan wajah polos nya sambil memperhatikan tangan nya yang mulai bercucuran darah.

"Kamu yang harus pergi dari tubuh ku, aku membenci kamu karna kamu bukan Alena yang aku mauu, aku Alena yang sesungguh nya, bukan kamu." Lanjut Alena dengan tatapan kosong menatap sebuah bingkai foto seorang anak kecil laki laki sambil tersenyum penuh arti.

"Aaaaaah, gua benci lo, gua tau lo ga nyata, pergi dari hidup guaaa, biarin gua hidup tenang untuk sekarang, gua benci Alena kecil gua, benci masalalu gua, gua benciii!!!." Teriak putus asa Alena sambil memukul dada nya yang serasa sesak, kenapa masa lalu nya terus menghatui nya, kenapa ada orang asing yang masuk ke tubuh nyaa, kenapaaa tolong jawab.

"Alenaa!!." Teriak panik seorang laki laki yang baru saja memasuki ruangan tersebut dan berlari ke arah Alena dan langsung memeluk nya.

Bau darah begitu menyengat di penciuman laki laki tersebut. "Alena berhenti, ada gua di sini." Ucap lembut laki laki tersebut sambil mengelus  punggung Alena agar lebih tenang.

"Van dia, dia muncul lagi, dia-Shuttt dia ga nyata." Potong laki laki tersebut sambil terus memeluk Alena yang sedang menangis ketakutan.

"Na berhenti nyakitin diri lo sendiri, gimana kalo keluarga lo tau pasti mereka hancur banget ngeliat lo kaya gini, lo sayang kan Alina, setidak nya jangan nyakitin diri lo untuk Alina, oke."

*****

"Kak, tumben di rumah pake baju panjang?." Tanya Alina kepada Alena yang sedang duduk sambil bermain gitar di balkon kamar nya.

"Kurang enak badan." Jawab Alena tanpa mengalih kan pandangan nya dari bintang bintang yang mulai memuncul.

"Lo sakit dek?." Tanya laki laki yang langsung duduk di samping Alina.

"Ngga." Jawab jutek Alena yang langsung meletakan gitar tersebut di samping nya.

"Tapi tadi kakak bilang ga enak badan, apa mau aku ambil lin obat?." Tanya kawartir Alina.

"Ga usah."

"Alina tadi disekolah di samperin sama kakak kelas yang muka nya serem banget." Adu Alina kepada Bastian.

"Siapa?." Tanya Bastian sambil merangkul Alina.

"Ga tau siapa, tapi dia bilang dia pacar abang dan ga suka kalo ada yang deket deket sama abang, padahal aku udah bilang kalo aku adek nya dia malah marah terus ngebentak aku." Ucap Alina sambil terus memakan meripik.

"Lo ada pacar?." Tanya Alena yang mulai tertarik dengan topik pembahasan nya.

"Ngga." Jawab singkat Bastian, dia sedang memikir kan siapa orang yang berani berani membentak Alina sedang kan dia abng kandung nya aja tidak pernah membentak Alina dan Alena sama sekali.

"Terus kalo gitu, siapa perempuan itu?." Tanya penasaran Alina.

"Paling juga orang yang sirik sama lo." Ucap Alena yang di angguki oleh Bastian.

"Sirik kenapa?." Tanya polos Alina.

"Lo bisa deket deket sama abang sedang kan perempuan itu ngga." Jelas Alena sedikit kesal.

"Ooo, gituu, kira aku sirik kenapa."

"Besok kalian pergi duluan aja, gua mau bawa motor." Ucap Alena.

"Tapi kan kaya Ayah kita harus pergu bertiga." Ucap Alina sambil menatap kearah  Alena.

"Besok ayah pergi ke Paris dan berangkat nya jam 4 subuh jadi ayah ga akan tau kalo gua pergi sendirian." Jelas Alena.

"Sterah lo aja." Ucao Bastian, lalu mangambil toples yang berisi kacang dan mulai memakan kacang tersebut.

"Kalian mau sampe kapan disini, gua ngantuk." Ucap sekaligus mengusir secara alus kedua sodara nya ini.

"Lo ngusir kita?." Tanya Bastian membuat Alena mengangkat bahu nya acuh dan mulai masuk ke dalam kamar nya lalu tidur dengan tentram.

"Yaudah aku juga mau tidur, good night bang." Ucap Alina sambil mencium pipi Bastian lalu meninggal kan kamar Alena.

"Too." Jawab pelan Bastian.

"Gua tau tentang lo Alena, kita lihat sampe kapan lo bisa menyembunyikan itu semua dari gua." Gumam Bastian sambil melihat kearah Alena yang sudah pulas tertidur.








To be continued....

ALENA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang