Melihat Alina yang terbaring lemah dengan beberapa luka yang ada di lengan nya mampu membuat Alena terdiam sambil terus memandang wajah pucat Alina.
"Lo kenapa si?" Ucap Alena sambil mengelus rambut Alina.
"Bangun dong, gua takut lo kenapa kenapa, bilang sama gua siapa yang bikin lo kaya gini." Ucap Alena dengan lirih.
Bastian dan Ana yang melihat Alina hanya bisa terdiam dan berdoa agar segera bangun.
Alena bangun dari duduk nya. "Aku pergi dulu." Ucap Alena yang langsung berjaln keluar.
"Mau kemana dek?" Tanya Bastian namun tidak di gubris oleh Alena.
Alena berjalan di lorong rumah sakit yang sepi, mata nya memanas membuat air mata nya turun.
"ALENA." Teriak dari depan sana membuat Alena terdiam sambil melihat beberapa orang berlari menuju nya.
"Alina mana?" Tanya Gren yang masih mengatur nafas nya.
"Kamar ujung." Jawab Alena membuat Gren langsung berlari.
"Woy Gren!" Teriak Bima namun Gren terus berlari menuju kamar rawat Alina.
"Kenapa?" Tanya Alaskar sambil memegang pundak Alena.
"Ga tau, Alina belom sadar." Jawab Alena yang langsung berjaan tanpa memperdulikan yang lain.
"Gua samper dulu." Ucap Alaskar namun di tahan oleh seseorang.
"Gua aja." Ucap nya yang langsung berlari mengejar Alena.
Cakra menepuk bahu Alaskar. "Santai aja." Ucap Cakra.
Alaskar menatap punggu Alena dan laki laki yang berjalan di samping Alena, ntah apa yang salah dengan perasaan nya, tapi ntah kenapa Alaskar mau memeluk Alena bukan laki laki tersebut.
"Ayok." Ucap Dimas membuat Alaskar berjalan menuju kamar Alina.
Sedang kan di sisi lain, Alena dan laki laki tersebut memilih duduk di taman rumah sakit yang lumayan sepi cuma ada beberapa orang yang berlalu lalang.
"Jangan ngersa bersalah, ini bukan salah lo." Ucap laki laki yang duduk di samping Alena.
"Gua gagal ngelinduni adek gua sendiri Bar." Ucap Alena sambil menatap wajah Bara yang sedang menatap nya.
Bara tersenyum manis ke arah Alena dan terus menatap wajah Alena. "Ini bukan salah lo, lo kakak yang baik dan lo ga ga pernah gagal ngelindungin Alina, Alina hanya lagi menjaln kan hidup yang sudah di takdir kan nya, setiap masalah pasti ada jalan keluar dan hikmah nya, jadi lo jangan sedih lagi ya." Ucap Bara mencoba menenang kan Alena.
"Lo itu kan Queen nya Black Hold masa cengeng si." Ucap Bara sambil tersenyum pelan dan mengelap air mata yang mengalir di pipi Alena.
"Udah yok masuk, dingin bngt." Ucap Bara yang berdiri di ikuti Alena.
Setelah berjalan mereka sampai di depan ruangan Alina, saat membuka pintu ruangan tersebut Alena membulat kan mata saat melihat Alina yang sudah bangun sedang menangis di pelukan Bastian.
"Lo ga papah?" Tanya Alena yang menyembunyikan perasaan senang nya.
"Kak." Ucap Alina dengan serak.
Alina menatap wajah Alena dengan lekat lalu memaling kan wajah nya membuat Alena mengerut kan alis nya.
"Ini salah kakak, kakak penyebab aku kaya gini, KAKAK YANG UDAH HANCURIN HIDUP AKU!!" Teriak Alina membuat Alena terdiam tidak mengerti maksud dari Alina.
"Sayang maksud kamu apa?" Ucap Ana yang tidak mengerti.
"Ini salah kakak bun, salah kakak." Ucap Alina dengan suara serak sambil menangiis.
"Dek maksud nya apa? Jelasin!" Ucap Bastian.
"Kakak penyebab orang itu bawa aku, dia bilang kakak udah ngebunuh ayah nya jadi dia mau buat kakak hancur dengan cara ngehancurin aku, i-ini semua salah kakak, Aku benci kakak." Ucap Alina yang langsung memeluk Ana.
Hati Alena seperti di hantam keras, hati nya sakit mendengar kan semua kata kata dari Alina, apa ini mimpi? Tidak ini nyata, apa Alena akan kuat mendengar kenyataan yang akan di ucapan oleh Alina? Tidak, namun Alena harus siap.
"Ma-maksud nya?" Ucap Alena dengan lirih.
"Cowok itu benci sama kakak, TAPI KENAPA HARUS AKU YANG DIA RENDAH KAN, KENAPA BUKAN KAKAK, KENAPA KA, KENAPA??!!" Teriak Alina samakin membuat Alena terdiam.
"Kakak tau ga, Aku di bawa ke rumah dia ka, aku di lecehin, aku takut, aku nangis dan aku teriak manggil nama kakak, tapi apa? KAKAK BAHKAN GA NOLONGIN AKU, KAKAK MALAH SENENG SENENG DAN NGEBIARIN ORANG ITU MEGANG MEGANG BADAN AKU!!!!" Ucap Alina semakin membuat hati Alena hancur, hidup Alena yang tadi nya mulus sekarang harus melewati duri yang dengan siap melukai diri nya dan orang sekitar nya.
"Alina." Ucap Gren yang masih tidak percaya dengan apa yang di ucap kan oleh Alina.
"Gren juga jahat, Gren ga ada mau nolongin Alina, badan Alina sakit Gren, hati Alina hancur, Alina ga punya harga diri lagi, Alina kotor, Alina gagal menjaga mahkota Alina, Alina ga pantes bu---" Dengan cepat Gren memeluk Alina yang sedang menangis.
"Udah yaa, gua minta maaf, gua yang akan tanggung jawab, gua yang akan nikahin lo, biar gua yang meluk lo jangan orang lain lagi ya, gua minta maaf." Ucap Gren dengan lirih, melihat gadis yang dia cintai hancur membuat Gren ikut hancur.
"Aku gagal lagi bun." Ucap Bastian dengan tiba tiba.
Bughh...
Bastian langsung memukul tembok namun dengan cepat Rangga menenang kan Bastian.
"Jangan bertindak bodoh." Ucap Rangga sambil menepuk pundak Bastian.
Bastian memejam kan mata nya mencoba menenang kan diri nya agar tidak bertindak bodoh.
"Biar gua yang cari cowok nya." Ucap Bara yang langsung menelepon seseorang.
"Siapa laki laki yang bawa lo?" Tanya Alaskar yang mendekat ke Alina.
"Ga tau, di-dia pake topeng, tapi pas di rumah nya dia lepas, karna lampu nya gelap aku ga nampa wajah nya." Ucap Alina yang masih dalam pelukan Gren.
"Maaf." Ucap Alena sambil menatap ke arah Alina.
"Maaf doang ga bisa ngebaliin harga diri aku." Ucap Alina tanpa melihat ke arah Alena.
"Lo mau gua lakuin apa biar lo maafin gua." Ucap Alena.
"Bawa laki laki itu ke depan hadapan aku, dan bunuh dia." Ucap Alina.
Yang lain menatap tak percaya ke arah Alina, "sayang, kamu ga boleh gitu, laki laki itu memang salah tapi membunuh itu dosa." Ucap Ana.
"Dia kan memang pembunuh, jadi udah ga takut sama dosa." Ucap Alina sinis.
"Oke kalo itu mau lo, besok akan gua bawa dia ke hadapan lo, tapi lo harus janji jngan ngelukain diri sendiri lagi." Ucap Alena yang langsung keluar jadi ruangan tersebut dan di kejar oleh Bara.
"Cobaan apa lagi ini." Ucap Alena sambil berjalan menuju motor nya.
Alena ingin menangis dan berteriak namun Alena tidak boleh lemah, ini salah nya, dia harus bertanggung jawab dengan apa yang dia sudah laku kan, dan Alena tau siapa laki laki yang sudah menggores kan luka ke Alina.
"Tunggu gua bangsad."
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (END)
RandomAlena Alberat Cllosin seorang perempuan cantik, yang memiliki nama julukan Putri Es karna wajah nya yang cantik dan sifat nya seperti es membuat nya menjadi incaran cowok cowok, namun hidup nya tidak se cantik wajah nya, masalalu yang selalu menghan...