Katanya kecantikan itu privilese, hak istimewa. Sesuatu yang diinginkan banyak perempuan karena tidak semua perempuan dianggap cantik oleh pandangan sosial masyarakat- jadi yang bilang semua perempuan cantik itu dusta! Oleh sebab itu, ada istilah beauty privilege. Kalau kamu cantik, selama kamu perempuan, maka separuh kemudahan hidup bisa kamu genggam. Kalau kamu cantik, tapi kamu lelaki, kamu bisa saja jadi anggota boyband Korea meski itu tidak berarti separuh kemudahan hidup bisa kamu genggam karena jadi anggota boyband harus jadi trainee lebih dulu dan jadi trainee tidaklah mudah. Apes-apesnya dipanggil tulang lunak dan dinistakan oleh para lelaki yang menganggap diri mereka macho.
Namun, meski punya beauty privilege, tidak lantas menjadikan Miss Neina mempunyai hidup yang mudah. Setidaknya untuk urusan asmara. Miss Neina ini mempunyai rambut hitam legam sepinggang yang lebat, alis tebal hitam berbentuk indah, bulu mata panjang yang membingkai kedua mata belonya, plus kelihaian memainkan alat kecantikan membuatnya mempesona lelaki mana saja. Meski tubuhnya cenderung mungil tapi Miss Neina bisa memikat siapa saja yang melihatnya. Dengan sekali lihat saja kita bisa mengkategorikan dia masuk ke golongan good looking- lagipula para pria memang kebanyakan suka dengan wanita bertubuh mungil, kan? Kontak ponselnya saja sudah seperti asrama putra. Isi pesan masuk di ponselnya juga tidak jauh-jauh dari para lelaki yang bersedia mengantarkannya kemana saja ketika akhir pekan atau mengantar-jemput ke kantor ketika hari hujan dan jalanan banjir atau mengajak berkenalan dan melakukan pendekatan. Bahkan orang-orang asing yang mendapat kontaknya dari selebaran brosur LPBIK juga berlomba mengiriminya pesan dengan modus ingin-belajar-bahasa-Inggris-tapi-hanya-mau-diajar-olehnya. Seumur hidup aku bahkan tidak pernah punya pilihan untuk urusan tipe lelaki. Dengan wajah pas-pasan begini prinsipku memilih lelaki sedari dulu hanya berbekal asas yang-penting-ada-yang-mau sedangkan Miss Neina bebas menunjuk siapa yang ingin dipacarinya. Dari yang combo tampan-kaya, combo tajir-pinter tapi minus wajah tampan, sampai super combo maut tajir-pinter-tampan tapi buaya. Dia tinggal memilih para lelaki itu semudah memilih paket KFC. Namun, tetap saja Miss Neina mengeluh.
"Aku putus lagi, Miss," keluhnya suatu hari.
Sejak aku menikah dengan Mas Ganjar, Miss Neina memang jadi lebih sensitif tentang segala hal berbau komitmen sebab aku dan Titi jadi senang mengobrol tentang pernikahan dan terkadang menggodanya- ya, aku tahu sih itu salah. Kemesraanku dan Mas Ganjar- meski tidak pernah diperlihatkan secara gamblang selama di kantor- juga mungkin jadi pemicunya. Miss Neina mungkin sadar bahwa meski kami tidak bermesraan tapi status kami sudah menikah sekarang. Praktis, hanya dia satu-satunya pegawai perempuan di LPBIK yang masih single sejak Miss Nike mengundurkan diri.
Aku meliriknya sekilas kemudian bertanya. "Sama siapa? Emang kamu ada pacar selama ini? Kok aku nggak tau? No pics equal to hoax tauk!"
Miss Neina tampak tersinggung. "Dih, punya lah cuma emang nggak pernah aku tunjukin aja."
"Kenapa? Nggak ganteng? Nggak tajir?" Aku bertanya karena aku tahu betul seleranya sangat tinggi soal lelaki.
Dia menggeleng. "Nggak mungkin dong pacarku nggak ganteng dan nggak tajir. Yah, seenggaknya minimal ada satu lah kelebihannya dibanding manusia lain di dunia ini."
Aku memutar bola mata.
"Dia ganteng kok. Dia juga tajir. Udah mapan, punya kerjaan bagus, punya rumah juga, paket lengkap deh pokoknya."
"Lha, terus kalau udah husband material gitu kenapa malah putus?" tanyaku penasaran.
"Nah, itu dia masalahnya, Miss Sam. Aku, kan, liat dia udah sempurna gitu ya jadi aku ngomong ke dia dong biar kita menuju ke jenjang berikutnya. Eh, dia malah ghosting dong," rengek Miss Neina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Course (TAMAT)
General FictionSebelas bulan selepas pengunduran dirinya dari PT. Bank Nusantara, Samira akhirnya diterima bekerja di sebuah lembaga kursus sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris. Pengalaman horor dengan makhluk penghuni tempat kursus hingga pengalaman "horor" den...