2 - Tipe Customer: Gaya Selangit Tapi Pelit, Suka Hedon Minta Diskon

2.1K 216 5
                                    

Di hari berikutnya, aku berkenalan dengan beberapa pegawai LPBIK. Selain Titi, ada Miss Rina sebagai customer service sekaligus pengajar bahasa Inggris dan komputer, Bu Yuni sebagai manajer, dan Bang Husni sebagai office boy (walaupun dia udah nggak bisa disebut boy lagi karena usianya bahkan lebih tua beberapa tahun dariku). Ada beberapa pengajar freelance pula di sana yang jumlahnya cukup banyak. Aku sudah berkenalan dengan beberapa di antaranya. Para freelancer ini hanya mengajar di jam mengajar mereka saja sehingga tidak selalu ada selama delapan jam kerja. Biasanya mereka sudah punya pekerjaan inti lain selain di tempat kursus. Rata-rata mereka semua perempuan. Hanya ada satu freelancer laki-laki yaitu untuk tenaga pengajar komputer.

Iya, LPBIK hanya menyediakan kursus untuk bahasa Inggris dan komputer sebab lembaga kursus ini tidak sama dengan bimbel. Tidak semua mata pelajaran bisa diajarkan di sini. Lembaga kursus lebih mengutamakan mengajarkan kecakapan daripada pelajaran. Bahasa Inggris dan komputer merupakan salah dua kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap orang di masa modern seperti sekarang. Tujuan lembaga kursus pun bukan untuk mencapai nilai-nilai tertentu seperti bimbel. Lembaga kursus lebih bertujuan untuk memberikan keahlian bagi pesertanya agar suatu saat nanti bisa berguna untuk hal-hal yang lebih luas lagi misalnya untuk melamar kerja, untuk mendapatkan promosi jabatan, untuk mendapat beasiswa tertentu, untuk melanjutkan pendidikan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, hasil akhirnya berupa sertifikat bukan rapor. 

Hari ini aku duduk di ruang resepsionis. Kata Titi, aku harus melihat cara kerja customer service di sana ketika menjelaskan tentang kursus kami dengan begitu aku bisa meniru cara Miss Rina menggaet customer nanti. Yah, sekalian bisa ngobrol juga sih karena aku belum dapat kelas.

"Hai, Miss Titi," sapa seorang wanita muda yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang resepsionis sambil menggandeng seorang anak perempuan berseragam SD di tangan kanannya dan menggandeng seorang anak laki-laki (yang sepertinya lebih muda dari si anak perempuan) di tangan kirinya kemudian menyuruh mereka duduk di kursi yang ada di ruang resepsionis.

"Oh, halo Mama Lia," sapa Titi dengan ramah pada wanita yang dipanggilnya mamalia itu. "Silakan duduk." Si wanita muda itu pun duduk di kursi yang ada di depan meja resepsionis.

Aku menahan tawa ketika mendengar Titi memanggilnya mamalia. Kenapa si wanita itu tidak tersinggung ya dengan panggilan itu? Maksudku, emang bener sih manusia salah satu jenis mamalia tapi masa memanggil orang dengan sebutan mamalia padahal dia mestinya punya nama, kan? Ataukah karena mereka sudah saling kenal sehingga panggilan itu dirasa bukanlah sebuah hinaan?

"Baru jemput Lia sekolah ya, Ma?" tanya Titi.

"Iya nih, Miss. Kevin merengek minta ikut pula jadinya saya repot deh," keluh wanita itu.

T-tunggu! Baru jemput Lia sekolah? Lia itu maksudnya si anak perempuan berseragam SD itu? Jadi maksud Titi memanggil mamalia itu bukan mamalia tapi Mama Lia? Mamanya Lia? Oh, ya ampun! Pantesan wanita muda itu tidak tersinggung.

"Gimana, Ma? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Titi lagi.

Si wanita muda itu mendadak salah tingkah dan membenarkan posisi duduknya bolak-balik seperti orang kena wasir.

"Ah, anu, Miss. Soal yang waktu itu gimana?" tanya Mama Lia.

"Oh, itu ..." Titi menjeda kalimatnya sehingga aku jadi penasaran. "Mohon maaf banget nih, Ma, harga lanjut waktu itu, kan, juga udah didiskon. Itu udah murah lho, Ma, cuma bayar 700-an aja buat empat bulan."

"Yah, emang nggak bisa didiskon lagi gitu, Miss, sampe 500? Tiga ratus juga boleh. Saya ikhlas," rayu Mama Lia sambil senyum-senyum.

"Mohon maaf, Ma, nggak bisa," tolak Titi halus. "Temen-temen Lia yang lanjut juga bayarnya segitu lho, Ma, dan mereka semua nggak ada yang protes. Coba kalo Mama bandingin ke tempat kursus lain pasti harga segitu udah termasuk murah. Kadang ada harga yang sama di tempat lain tapi cuma buat trial aja."

The Course (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang