46 - Si Bungsu

508 47 1
                                    

Sudah seminggu ini Miss Rayya bergabung bersama keluarga kecil LPBIK. Miss Rayya digadang-gadang akan menggantikanku selama aku cuti melahirkan. Ya, dua bulan lagi aku akan mengambil cuti selama tiga bulan sehingga Titi memutuskan untuk mencari CS pengganti sebelum aku benar-benar cuti agar aku bisa mengajari penggantiku.

Miss Rayya masih muda sekali usianya, 22 tahun kalau tidak salah. Oleh sebab itu, dia disebut Si Bungsu karena dialah yang paling akhir bergabung dan paling muda di LPBIK. Dia adalah fresh graduate. Dia baru lulus kuliah bulan lalu dari sebuah universitas swasta di Semarang dari jurusan Akuntansi.

"Jadi nanti ini dicatet di sini ya, Miss, terus ditulis ke kertas jurnal warna ijo. Buatnya per hari. Nanti dikumpulin dalam sebulan dalam satu wadah, plastik atau apalah terserah," kataku memberi instruksi.

Miss Rayya mengangguk patuh.

"Nanti aku kasih catetan. Nah, ini di meja udah ada catetan jurnal, kan? Kalau kamu lupa liat aja ini. Nggak papa. Nggak dianggep nyontek kok. Ini bukan ujian," tambahku lagi yang disambut Miss Rayya dengan senyum.

"Nanti tiap berapa hari sekali ke bank ya buat ambil kas kecil. Pake kartu ATM aja karena nama pemilik rekening atas nama investor. Jangan lupa tiap ada uang masuk atau keluar harus dicatet di jurnal. Oke?" Miss Rayya mengangguk lagi.

"Ada pertanyaan, Miss?" tanyaku.

Miss Rayya menggaruk pipinya. "Ng, bisa minta tolong jelasin lagi nggak, Miss Sam? Aku ... masih nggak ngerti."

Aku mendesah. Oke, jadi dari tadi penjelasanku sepertinya tidak berguna. Untung saja Miss Rayya datang ke sini dua bulan sebelum aku cuti. Bagaimana kalau misalnya dia baru datang kemari seminggu atau, parahnya, tiga atau bahkan satu hari sebelum aku cuti. Pasti selama aku cuti aku akan diteror habis-habisan oleh kantor. Yah, berita baiknya duo Pentium 1- aku dan Miss Neina- akan ketambahan personel baru yang tidak kalah lemotnya.

Miss Rayya kelihatan polos, kalem, dan pemalu tapi ternyata itu hanya sebuah kedok. Aku baru tahu kalau ternyata penampilannya yang bak gadis baik-baik itu hanya sebuah kepura-puraan ketika suatu hari aku memergokinya menghalu dengan ponselnya.

"Ya Allah, aku harus gimana ini? Apa langsung kasih kissu aja ya biar dia tertarik?" gumamnya.

Aku yang penasaran mendekati Miss Rayya diam-diam dari belakang. Dia tidak sadar bahwa aku sudah ada di balik punggungnya.

"Ah, ya ampun demi Dewa Zeus, Neptunus, dan Poseidon. Mereka ganteng-ganteng. Duh, aku harus pilih yang mana dong kalau begini?" Miss Rayya masih asyik berbicara dengan dirinya sendiri.

"Kamu lagi apa, Miss?" tegurku.

"Astagfirullahal'adzim! Ya Allah, Miss Sam, bikin kaget aja," teriak Miss Rayya kaget, nyaris membuat kursi putar di ruang CS rusak karena tertimpa beban tubuh Miss Rayya yang lumayan berat. Kursi itu berderak memilukan.

"Sejak kapan Miss Sam di sini?" tanyanya dengan nada mencurigai.

"Sejak kamu bilang mau kasih cium buat cowok-cowok ganteng di hp kamu," jawabku santai.

"Ya Allah! Aduh, malu banget aku," katanya sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Kamu lagi main apa sih, Miss, kok serius amat?" Aku mengabaikan ekspresi malunya itu.

"Anu, itu lho, Miss, gim dating gitu."

"Tinder?"

"Bukan."

"OkCupid?"

"Bukan. Eh, itu apa sih emangnya?"

Lah, kupikir dia bilang bukan karena sudah tahu aplikasi macam apa yang kusebutkan tapi ternyata dia asal saja menjawab.

The Course (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang