"Sendirian aja, Miss Sam?" tanya Nana ketika melihatku sedang asyik menonton TV di ruang resepsionis seorang diri karena staf yang lain sedang sibuk mengajar.
Nana ini siswa ajar TOEFL Preparation yang diajar oleh Mr. Indra. Dia belum lama lulus kuliah dan ikut kelas itu sebagai persiapan lanjut S-2 dengan beasiswa.
"Iya, Na. Gimana kelasnya?" tanyaku basa-basi.
"Yah, gitu, Miss. Pusing. Ini, kan, baru hari pertama jadi masih pre-test dulu. Aku bener-bener nggak tahu apa-apa soal TOEFL. Aku udah berusaha belajar sendiri semalem tapi tetep nggak mudeng. Pasti nilaiku jelek banget deh," keluhnya.
"Ya, nggak papa. Nanti, kan, ada Mr. Indra yang bantu buat ngajarin kamu. Kekurangan kamu di mana dan sebagainya."
"Iya sih." Nana terdiam sebentar. "Uhm, Miss. Miss nggak takut kalau duduk sendirian di sini?" tanyanya kemudian yang membuatku bingung.
"Kenapa mesti takut? Ruang resepsionis, kan, pake jendela kaca. Dari sini keliatan jalan raya. Keliatan kok motor-motor lewat, orang-orang jalan ke sana kemari. Di pojok depan sana rame karena ada orang jualan sate juga, kan?"
"Oh, i-iya sih tapi apa Miss nggak pernah merinding gitu?"
Glabelaku mengerut. "Ng? Maksudnya?"
"Ah, nggak papa, Miss. Lupain aja. Aku pulang dulu ya, Miss. Papaku udah jemput."
Sepeninggal Nana, aku sendirian lagi di ruang resepsionis. Aku kembali asyik menonton TV. Namun, aku sempat merasa merinding beberapa detik. Aku merasa pasti ini karena AC yang kusetel agak dingin. Aku menaikkan suhu AC agar aku tidak kedinginan lagi. Aku tidak berpikir aneh-aneh karena memang biasanya tidak ada yang aneh di ruangan ini meski selalu sepi.
Pertemuan berikutnya, Nana juga kembali menghampiriku selepas kelasnya selesai.
"Udah mulai asyik kelasnya?" tanyaku basa-basi.
"Yah, hari ini masih bahas skor TOEFL kemarin sih, Miss. Nilaiku anjlok banget. Duh, malu-maluin. Masa skor TOEFL nggak ada 450?" ceritanya.
"Terus yang paling parah apa?" tanyaku lagi.
"Structure. Eh, structure itu grammar, kan, ya, Miss?"
Aku mengangguk. "Emang kamu nggak tanya sama Mr. Indra?"
"Udah dijelasin sih cuma bahasa dia agak tinggi gitu jadinya kadang aku cuma bengong."
Aku terkekeh. Mr. Indra memang pintar sih cuma dia agak sedikit perfeksionis dan sering menggunakan bahasa yang terlalu sulit dipahami oleh orang biasa ketika mengajar. Pernah dia menolak mengajar dua orang siswa ajar kelas IELTS Preparation karena mereka berdua bahkan tidak tahu apa fungsi tes IELTS dan tidak mengerti apa saja materi tesnya. Skor tes TOEFL mereka saja masih anjlok jadi bagaimana mau masuk kelas IELTS Preparation, katanya. Mr. Indra baru bersedia mengajar kalau dua orang siswa ajar itu mengganti kelas mereka ke TOEFL Preparation dan bukannya IELTS Preparation. Untungnya kedua orang itu tidak keberatan setelah kuberi pengertian.
"Miss Sam selalu sendirian kalau jaga malem?" tanya Nana.
"Seringnya sih gitu soalnya, kan, pengajar yang lain ngajar di kelas jadi Miss harus jaga sendiri di sini. Lagian, kan, Miss emang CS di sini tapi kadang diperbantukan buat ngajar," jelasku.
"Oh." Nana mengangguk-angguk. "Omong-omong, di sini rame ya, Miss."
"Iyalah, kan, deket jalan raya. Apalagi kalau hari Rabu tuh, kan, ada parti alias pasar tiban jadi rame sampe malem," timpalku.
Sebagai informasi, parti alias pasar tiban sebenarnya adalah istilah orang Pekalongan untuk menyebut pasar kaget atau pasar dadakan yang muncul di hari tertentu di sebuah tempat, biasanya di jalan raya. Pedagang parti bermacam-macam dari pedagang CD/DVD bajakan, jajanan, pakaian, jilbab, pakaian dalam, sandal dan sepatu, bahkan alat-alat rumah tangga. Meskipun aktivitas pasar dadakan ini mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas karena keberadaan pedagang yang menggelar lapak mereka di bahu jalan, tetapi aku menyukai pasar ini karena aku bisa membeli barang-barang bagus dengan harga sangat murah. Pasar semacam ini benar-benar membantu keuanganku yang pas-pasan tapi tetap ingin terlihat keren tanpa harus kebobolan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Course (TAMAT)
General FictionSebelas bulan selepas pengunduran dirinya dari PT. Bank Nusantara, Samira akhirnya diterima bekerja di sebuah lembaga kursus sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris. Pengalaman horor dengan makhluk penghuni tempat kursus hingga pengalaman "horor" den...