Agenda rutin LPBIK akhirnya datang lagi. Kami semua sangat antusias menantikan outing class karena Titi mengatakan bahwa outing class kali ini kami akan ke Cimory. Meski rata-rata kami semua pernah ke Cimory sebelumnya tetap saja outing class ini membuat kami bersemangat. Yah, siapa sih yang tidak suka liburan gratis? Yang khawatir justru Mas Ganjar karena ini pertama kalinya aku pergi jauh selama kehamilan. Terlebih lagi dia tahu bahwa aku masih sering dilanda mual dan muntah setiap saat meski usia kehamilanku sudah masuk trimester kedua.
"Kamu nggak papa kalau ikut, Yang?" tanyanya.
"Nggak papa, nggak papa. Insya Allah nggak papa," kataku berusaha menepis kekhawatirannya.
"Tapi kamu, kan, masih sering mual muntah gitu. Beneran nanti nggak bakal mabok?"
Aku menepuk-nepuk bagian depan tasku. "Aku udah bawa kantong plastik satu pak buat persiapan muntah di bis. Tapi semoga aja nggak kepake sih."
"Minyak angin bawa juga, kan?"
Aku mengangguk. "Bawa. Tisu kering, tisu basah, semuanya udah aku bawa, Yang. Tenang aja. Aku udah siapin semuanya yang sekiranya bakal aku butuhin selama di perjalanan. Lagian perjalanan kita cuma dua jam aja kok, Yang. Nggak usah khawatir berlebihan. Aku nanti nggak akan banyak gerak atau ngomong kok. Aku bakalan istirahat aja selama di bis biar nggak pusing. Aku udah bilang sama Miss Neina. Nanti dia yang bakal ambil alih tugasku selama di bis."
Mas Ganjar manggut-manggut. "Syukurlah kalau gitu."
"Kamu nggak usah khawatir berlebihan." Aku menepuk pundak Mas Ganjar. "Berdoa aja semuanya baik-baik saja."
Keesokan harinya, kami pun berangkat ke Cimory pukul tujuh tepat. Harusnya kami sudah bertolak dari kantor LPBIK setengah jam sebelumnya tapi, seperti biasa, banyak siswa ajar yang datang terlambat sehingga membuat kami terpaksa harus menunggu. Hanya ada satu bis yang kami sewa karena memang siswa ajar yang ikut tidak banyak. Itu pun sudah ditambah dengan beberapa orang tua siswa ajar yang ikut mendampingi anak-anak mereka sehingga bisa mengisi kekosongan kursi bis.
Selama perjalanan, Miss Neina dibantu Titi melakukan banyak permainan untuk dimainkan bersama para siswa ajar. Para siswa ajar juga tampak sangat bersemangat mengikuti permainan itu. Ketika mereka semua sudah kelelahan bermain, permainan dihentikan dan diganti dengan bernyanyi bersama. Tak lama setelah aktivitas bernyanyi bersama itu berlangsung, beberapa di antaranya ternyata sudah tumbang dan tidur di kursi masing-masing. Beberapa yang lain ada yang masih belum bisa memejamkan mata dan membunuh waktu dengan memakan camilan yang mereka bawa dari rumah. Tidak ada kendala berarti yang terjadi selama perjalanan sehingga kami bisa sampai di Cimory tepat waktu.
Begitu sampai di sana, kami disambut oleh manajemen Cimory. Kami dibawa ke sebuah aula besar dan dipertontonkan film tentang proses pembuatan susu dan sebagainya. Sesi ini cukup membosankan bagi para siswa ajar yang rata-rata masih kecil. Bahkan kulihat Mr. Tizar sudah terkantuk-kantuk di bangku belakang. Miss Neina dan Titi malah asyik bermain-main dengan ponsel mereka dan tidak memperhatikan para pembicara sepenuhnya. Beberapa siswa ajar remaja juga bahkan asyik mengobrol dan bersenda gurau dengan rekan-rekan yang duduk di sebelah mereka. Hanya Mas Ganjar yang masih setia memperhatikan film di depan sana.
"Nah, Adik-adik mau sesuatu yang seru nggak?" Salah seorang pembicara bernama Kak Meta akhirnya bersuara setelah film habis diputar.
"Mau, mau, mau!" teriak para siswa ajar heboh.
Mr. Tizar sampai terlonjak dari tempat duduknya ketika mendengar kehebohan itu. Untung saja dia tidak sampai terjatuh dari kursi karena kaget.
"Nah, kami punya permainan nih. Mau tahu apa permainannya?" sahut Kak Eko, pembicara yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Course (TAMAT)
General FictionSebelas bulan selepas pengunduran dirinya dari PT. Bank Nusantara, Samira akhirnya diterima bekerja di sebuah lembaga kursus sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris. Pengalaman horor dengan makhluk penghuni tempat kursus hingga pengalaman "horor" den...