31- Diculik (Part 2)

368 17 7
                                    

Hai!

Ini part terpendek sih menurut aku hihi

Cuman mau bilang, di part ini ada sedikit unsur kekerasan. Harap bijak saat membaca.

Selamat membaca!

***

Dengan seragam yang dikeluarkan dari baju dengan kancing yang terbuka namun badannya masih terlapisi kaus hitam, Aslan berjalan maju, memasuki kawasan Geng Astara. Sudah ada dua remaja seusianya yang ingin menghalangi jalannya.

"Weh ada-"

Bugh

Satu orang tumbang karena pukulan Aslan yang begitu kuat, orang yang satunya pun hendak memukul Aslan menggunakan tongkat bisbol langsung tumbang karena Aslan menendang kuat perut cowok itu.

Aslan menginjak wajah salah satu dari cowok itu. "Mana bos lo?"

Cowok itu tertawa. "Lo pikir gue bakal kasitau?"

Aslan menguatkan injakkanya membuat cowok itu meringis kesakitan. "Dimana!"

"Woi lo kagak usah macem-macem, udah tau dia lagi pms malah lo pancing" celetuk Bintang lalu menatap kearah remaja yang satunya lagi yang sedang memegang perutnya kesakitan karena tendangan kuat yang Aslan berikan padanya. "Ini juga, ngapain lo bawa-bawa tongkat?! Ini bukan lapangan!"

"Ya emang bukan bego!" Sahut Tyo yang baru datang.

Tanpa basa-basi, Aslan langsung nyelonong masuk ke dalam Markas Astara. Ia menyapu pandangan sekitar, sudah ada sepuluh remaja yang sudah membawa balok kayu masing-masing. Aslan langsung membuka seragamnya yang menyisakan kaos hitam lalu membuangnya ke sembarang arah.

"Tumben lo kesini, reuni kah?" Ujar wakil ketua Astara yang di kenal dengan nama Kevin.

"Mana Kim?"

Kevin maju menghadap cowok itu yang lebih tinggi darinya. "Kenapa? Takut lo kalau dia di mainin sama Al-"

Bugh

Bugh

Bugh

Baru tiga kali pukulan, Kevin langsung tumbang dengan keadaan tidak sadarkan diri membuat temannya yang lain langsung menyerang Aslan.

"Sialan! Mati lo anjing!" Ujar salah satu dari mereka hendak memukul Aslan dengan balok kayu namun cowok itu menghindar lalu memelintir tangan remaja tersebut dan meninju kuat perutnya.

Akhirnya, Chris langsung datang lalu melawan salah satu dari mereka dengan menendang perutnya lalu mengangkat badannya dan ia hempas kan ke sofa. Sedangkan Antartika dengan gesitnya dapan melawan dua remaja dengan tinjuan ganda nya membuat mereka kesakitan. Alaska juga sedari tadi menghindar dari balok kayu yang dipakai anggota Astara untuk memukulnya, setelah menemukan waktu yang pas, Alaska langsung mengambil balok kayu tersebut lalu ia pukul ke arah mereka hingga mereka tumbang.

Sedangkan Bintang dan Tyo, gak usah di tanya deh lagi ngapain. Mereka lagi duduk nyantai sambil nonton.

Bintang menggeleng takjub. "Ternyata Chris diam-diam menyeramkan ya bund"

"Untung orang yang di hampas kagak gegar otak," ujar Tyo.

Alaska yang melihat kedua bocah itu menganga tidak percaya. "Dasar gak guna lo! Bantuin kek!" Katanya lalu meninju wajah remaja yang hendak memukulnya dari belakang.

"Aduh, lagi mager nih! Capek gue!" Keluh Bintang.

"Lo emang mager ngapain anjir?!" Tyo menatap aneh Bintang.

"Badan gue lagi menolak untuk di ajak berkelahi"

Tyo menonyor kepala Bintang, dasar anggota gak berguna! Pikirnya.

Anggota Astara tidak ada habisnya, meskipun sudah belasan orang tumbang, namun selalu saja ada yang datang untuk menyerang Aslan dan yang lainnya membuat mereka kewalahan karena saking banyaknya. Namun, Aslan tidak peduli, ia tidak mau Kim disentuh sedikit saja oleh bocah seperti Aldi.

"Anjir, mereka terlalu banyak!" Ujar Bintang setelah menonjok muka salah satu anggota Astara. Akhirnya nolong juga...

Tidak hanya Bintang, anggota Geng Monster yang lainnya pun juga kewalahan melawan anggota Geng Astara yang tidak ada habisnya itu. Hanya Aslan yang tidak kenal lelah melawan mereka semua. Ia tidak peduli, ia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Kim.

Saat Aslan berkelahi dengan salah sati dari mereka, tiba-tiba saja dari arah kiri anggota Astara yang lainnya hendak memukul Aslan menggunakan balok kayu membuat cowok itu langsung melindungi wajahnya dengan tangan kirinya.

BUGH

KREK

Aslan meringis ketika lengan kirinya terasa sangat sakit. Ia pun langsung menendang orang yang memukulnya tadi dengan kuat lalu menonjok wajah orang yang sedang berkelahi dengannya tadi dan menendang perut nya.

Melihat itu Bintang bergegas menghampiri cowok itu. "Bos, tangan lo berdarah!"

"Biarin aja" ujar Aslan seolah-olah tidak mempermasalahkannya.

"Itu darahnya netes terus bego!" Panik Bintang ketika melihat darah mengalir di lengan temannya itu. Jujur saja, ia takut melihat darah.

"Lo sama yang lain di sini aja, gue kelantai atas" perintah Aslan.

"Tapi tangan lo-"

"Jangan ngebantah" potong Aslan cepat lalu ia bergegas ke lantai atas untuk mencari Kim.

***

Di ruangan yang cukup dingin ini, Kim masih dalam keadaan yang sama. Seragam sekolah yang belum di ganti namun sudah terlihat kusut dan kotor, serta wajahnya yang pucat karena tidak makan sekitar dua hari mungkin?

Sedari tadi, ia masih menangis. Ia takut akan diperlakukan hal yang tidak baik oleh Aldi, ia juga takut sesuatu terjadi pada Aslan.

Sedangkan Aldi masih duduk dengan santainya di hadapannya sambil merokok. Kim tidak suka bau rokok, rasanya ia ingin keluar dari sini sekarang juga.

Aldi melirik jam tangannya lalu ia tersenyum kemenangan, akhirnya waktu itu datang juga. "Udah jam 9, cowok lo gak kesini juga. Berarti lo sekarang punya gue"

Kim yang memiliki firasat tidak enak pun langsung berkata, "kamu mau ngapain?!"

Tidak menggubris perkataan gadis itu, Aldi langsung mengusap pipi Kim lembut, lalu ia ingin menyentuh paha Kim.

"Jangan disentuh brengsek!" Kim meronta-ronta sambil menangis, memohon untuk tidak diperlakukan seperti itu.

Aldi menampar Kim. "Apasih! Gue cuman mau nyentuh aja masa gak boleh!"

Kim menangis, tamatlah sudah riwayatnya. Aldi adalah orang yang berbahaya, ia tidak tau harus apa. Sementara Aldi ingin melakukan aksinya, ia tidak ingin melewatkan kesempatan dengan gadis di hadapannya ini. Selama ini, ia tidak pernah merasa tertarik para gadis-gadis yang mengajaknya bermain, namun ketika dengan Kim ia merasakan hal yang berbeda.

"Lepasin! Jangan sentuh-sentuh!" Teriak Kim yang makin menguat.

"Gak mau" sahut cowok itu lalu mengusap rambut Kim lembut. Ia pun mendekatkan wajahnya lalu menutup matanya, hendak melakukan sesuatu yang tidak Kim inginkan.

BRAK

Aldi menghentikan aksinya, ia langsung terkejut ketika melihat seseorang yang datang dari pintu. "Apa-apaan!"

***

Maaf banget ya kalau part yang ini pendek banget, tapi semoga aja kalian suka sama part ini.

Jangan lupa vote dan sertakan komentar biar aku semakin bersemangat berkarya🙏 karena hanya dengan vote dan komentar kalian itu udah bikin aku semangat update😁

Jangan lupa komen 'next' kalau mau tau kelanjutannya.

Sampai ketemu di next part!

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang