57- Belum Berakhir

189 10 7
                                    


Hey hey hey!

Bagaimana kabarnya?

Bentar lagi ASLAN TAMAT YEYYY!

Gimana liburannya? Seru?

Gimana harinya? Kalau aku akhir akhir ini mood ku bagus jadi lancar deh hihi

Jangan lupa sebelum membaca di harap vote dulu dan sertakan komentar biar aku semakin semangat berkarya🙏☺️ karena hanya dengan itu semua udah bikin aku seneng banget deh!

Selamat membaca kalian😁🔥

***

"Ini dia," Aslan memperlihatkan Kim sebuah makam yang tertera nama seseorang di sana.

Aslan berjongkok sama halnya dengan Kim. Menatap batu nisan yang ada di hadapan mereka sekarang.

"Hai Alin, maaf baru sempat mampir. Lagi banyak halangan" ujar Aslan pelan. Ia tersenyum kecil.

Kim tertegun, perasaannya begitu campur aduk saat ini.

Aslan menatap Kim yang hanya diam sedari tadi. Aslan pun memberi sentuhan hangat kepada Kim hingga ia menoleh kearahnya, saling bertatapan. Kim bisa melihat Aslan tersenyum sendu.

"Di sapa dong Alin-nya,"

Kim dengan mata berbinar-binar pun membalas, "Aku gak tau harus apa. Aku mau nangis," lirihnya.

Paham dengan keadaan Kim. Aslan berujar, "Kamu masih ingat gak sama sahabatmu? Yang belum sempat kamu kenalin ke aku? Sekarang dia udah ada di sini lho. Yura namanya" ujarnya menatap batu nisan itu.

"Akhirnya kita ketemu, saling kenal. Gitu deh"

Kim menahan tangisnya, setelah kejadian itu dirinya benar-benar tidak melihat Alin lagi. Tetapi kali ini ia bertemu lagi dengan gadis itu lagi.

"Hai, Alin... Kabar kamu gimana? Kamu gak lupa kan sama aku?"

Kim berganti posisi dengan Aslan. Ia menatap batu nisan seraya tersenyum sendu. "Maaf ya, aku melanggar omongan ku waktu itu. Padahal kata aku, aku gak bakal lupa sama kamu. Tapi aku malah beneran lupa"

"Ah, iya. Liontin yang kamu kasih ke aku itu sebenernya aku kasih ke kakak mu. Maaf"

Kim pun menangis, sekaligus tidak percaya bahwa ia bisa bertemu dengan Alin lagi walaupun gadis itu sudah berada di tempat yang lebih baik. Aslan juga menangis dalam diam seraya mengelus punggung Kim.

"Maaf Alin... Maaf"

"Maaf aku belum bisa jadi yang terbaik" Kim menunduk, menumpahkan tangisannya. Aslan ikut merasakan kesedihannya, dan langit pun mendung seolah-olah tau suasana saat ini.

Aslan membawa Kim kedalam pelukannya sembari menatap kearah makam Alin. "Gapapa, tujuan kita sama. Berjuang buat cari kebenaran. Bukannya itu kemauan Alin?"

Kim mengangguk pelan.

"Kebenaran sebentar lagi ada di tangan kita, Kim. Kita cukup sabar aja"

Aslan setiap malam selalu berharap. Bahwa masalah ini akan cepat selesai. Ia sangat ingin tau siapa wajah orang yang sudah memperlakukan Alin seperti ini. Ia tidak akan pernah memaafkan orang yang sudah melakukan ini semua.

Takutnya jika di biarkan maka akan banyak korban tidak bersalah yang terlibat.

"Lo pada ada di sini juga?" Aslan dan Kim yang tadinya menunduk langsung menoleh kearah sumber suara.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang