35- Hanya bisa di pendam

331 11 0
                                    

Hai!

Maaf banget aku baru bisa update soalnya aku sibuk banget😭

Semoga kalian masih setia baca cerita aku ya!

Tim AslanKim atau GilangKim?

***

"Galau terus ah lo! Terima aja napa!" Protes Tasya.

"Ih bacot banget sih lo! Namanya juga gue bingung," sahut Vanya lalu memijit kepalanya sok pusing.

"Apa susahnya tinggal terima? Jangan gantungin anak orang terus!"

Kim dan Melody hanya bisa menghela napas, ingin sekali memarahi Vanya namun lebih memilih diam. Saat ini ke limanya sedang nongkrong di Kantin, dan pastinya sedang memojokkan Vanya habis-habisan.

Jadi ceritanya Zidan tadi itu datang ke kelas, yang pastinya nyamperin Vanya. Tanpa basa-basi dia ngasih surat, bukan surat cinta kok, cuman ngajak pulang bareng aja. Kira-kira isinya begini.

Hai Vanya, lo hari ini sibuk gak? Kalau gak, gue mau kita pulang bareng. Gue tunggu balasan lo, sampai jam istirahat kedua.

Kalau gak ada balasan, gue bakal samperin lo ke Kelas.

Zidan

Meskipun isi surat itu begitu singkat, itu mampu membuat teman-teman Vanya hebohnya bukan main, terutama Tasya. Padahal kan cuman diajak pulang bareng, bukan di ajak nikah. Canda

"Udah mending terima aja, Vanya. Kasihan" saran Melody.

Tasya menepuk punggung Vanya. "Lagian juga kalau lo pulang bareng sama Zidan si Antartika kagak bakal peduli percaya deh sama gue!"

Kim hanya menggeleng lalu pandangannya tiba-tiba fokus ke arah dua orang yang ingin menghampiri mejanya. Alhasil Kim langsung menepuk berkali-kali bahu Vanya. "Van! Itu tuh, ada Zidan mau kesini!"

"Apaan sih, gak usah bohong lo ah!" Vanya masih dalam posisi menelungkup kan kepalanya.

Sedangkan Zidan yang sudah berdiri sambil menatap gadis itu hanya menggeleng maklum. Ia tidak tersenyum, namun pandangannya tidak lepas dari Vanya.

"Van, Itu tuh" bisik Jill.

"Dah lah gue lagi capek"

"Diangkat dulu kepalanya, Van" tambah Melody.

"Apasi-"

"Vanya" panggil Zidan sontak membuat Vanya reflek mengangkat kepalanya, benar saja bahwa dihadapannya sudah ada orang yang sedang jadi bahan perbincangan teman-temannya.

"Ng-ngapain lo di sini?"

"Ya mau nyamperin lo lah," jawabnya santai.

"Oy bubar-bubar! Ada orang lagi pdkt" sindir Tasya lalu berdiri sembari mengode Jill dan Melody untuk pergi.

"Eh! Lo pada mau kemana?!" Sergah Vanya.

"Hehe, ada urusan" Tasya tersenyum tidak berdosa. Ia lalu mengajak Jill dan Melody pergi.

Kim yang tidak ingin menjadi nyamuk juga memutuskan untuk beranjak dari duduknya namun tangannya di tahan oleh Gilang yang berdiri di samping Zidan. "Eh, tunggu dulu"

"Eh? Kenapa?" Tanya Kim.

Jika dipikir-pikir, sudah lama ia tidak melihat Gilang. Terakhir kali ia melihatnya saat di Rumah Sakit, dan memang akhir-akhir ini Gilang jarang kelihatan.

"Kita belum latihan buat pensi, gue tadi ditanyain sama Bu Dinda. Terus gue bohong deh, supaya kita gak dimarahin" Jelas Gilang.

Kim menepuk jidatnya. "Iya juga, aku lupa! Kemarin kan mau latihan ke tunda terus, maaf ya" Kim menunduk.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang