48- Haruskah Usai?

228 11 9
                                    

Hai!

Kabarnya gimana? Semoga baik-baik aja ya!

Masih ada yang nunggu cerita Aslan update?

Jujur akhir-akhir ini lagi sibuk banget, maaf ya kalau agak lama updatenya huhu😭

Selamat membaca!

🎶Tetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati🎶

🎶Tetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Aku tak ingin menyakitimu, tapi inilah caraku mencintaimu"
-Kimberley

***

Qana menghela napas pelan, sesekali ia melirik kearah Aslan yang sedari tadi diam sembari mendengar sebuah lagu lewat ponselnya dengan headset miliknya.

Semenjak Kim pergi menghilang dari hidupnya, Aslan selalu bertanya-tanya bahkan sampai frustasi. Apa kesalahannya sampai-sampai Kim mulai meninggalkannya tiba-tiba.

"Udah, gak usah sedih terus," tegur Qana, ia turut prihatin dengan temannya yang satu itu.

Aslan tidak menggubris.

"Gue yakin, Kim punya alasan tersendiri kenapa dia ngelakuin itu ke lo,"

Aslan menghembuskan napasnya kasar. Ia sedang tidak ingin mendengar nama gadis itu untuk sementara ini. Sialan! Dirinya merasa tersiksa.

Geng Monster dan Qana akhirnya saling menatap satu sama lain. Sudah seminggu Aslan lebih banyak diam. Ya meskipun memang biasanya gak banyak ngomong tapi sudah seminggu ini sepertinya mereka tidak mendengar cowok itu ngomong satu kata pun.

Bintang akhirnya menjentikkan jarinya. "Gimana kalau kita main? Lagian hari ini gurunya pada rapat,"

"Main apa, Tang? Kalau main naik kereta api gua kagak mau ikut."

"Udah, tenang aja nanti lo juga tau" Bintang menepuk bahu Aslan. "Bos, lo ikut ya?"

Merasa diajak bicara, Aslan melepas headset-nya. "Ha?"

"Ikut main, ya ya ya ya??" Bintang memasang wajah sok imutnya. Sementara Aslan memasang wajah malasnya.

"Ya."

"Asik! Kalau gitu kita ke Kantin sekarang!"

Semuanya akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kantin. Seperti biasa Geng Monster selalu menjadi pusat perhatian, dan tidak kalah dengan Qana yang selalu di perhatikan oleh beberapa orang karena memang parasnya yang sangat cantik. Banyak yang ingin berada di posisi Qana, dengan alasan bakal jadi orang yang di lindungi di Geng Monster.

Tapi bagi Qana, biasa aja dan tidak ada istimewanya.

Di tengah perjalanan, sebuah objek menarik perhatian mata Aslan hingga langkahnya terhenti. Nampak seorang gadis yang sedang berjalan sendirian dengan sebuah buku yang ia peluk, dan wajahnya yang begitu murung. Ia menatap Aslan yang tengah menatapnya, waktu berpas-pasan ia langsung membuang mukanya dan melewati Aslan begitu saja.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang