45- Di jebak

216 11 2
                                    

Hai aku balik lagi!

Kabarnya gimana? Baik?

Semoga kalian suka sama part kali ini!

***

Aslan membaca dengan seksama sebuah pesan yang ada di ponsel Alaska. Yang lain hanya bisa menatap sang ketua, menunggunya angkat suara. Begitu juga dengan Qana yang menjadi penyimak yang baik.

"Lo yakin dia orangnya?"

"Gue gak tau pasti, karena belum ada bukti yang kuat. Dia orang pertama yang harus kita curigain" jelas Alaska.

"Dapat informasi dari mana lo?" Tanya Bintang.

"Gue." Jawab seseorang sontak membuat semuanya menatap kearahnya.

"Aura? Ngapain lo?" Sewot Tyo.

Aura berdehem. "Calm down... Sorry udah bikin kaget. Tapi info yang gue kasih ke Alaska memang ada benernya,"

"Apa yang bisa buat lo yakin kalau itu bener" Tanya Aslan dengan nada dinginnya.

"Gue tau lo pada udah gak bisa percaya sama gue. Tapi buat kali ini lo semua harus percaya sama apa yang gue bilang."

Antartika bangkit dari duduknya. "Coba buktiin kalau lo bisa bikin kita percaya." Tantangnya.

"Oke ... Mungkin lo pikir gue ada rencana licik atau apalah itu, tapi gue beneran gak ada niatan buat begitu. Kenyataannya cuman gue yang tau kalau Kim di kasih pesan itu juga" tuturnya panjang lebar.

"Pesan yang mana?" Chris memicingkan matanya.

"Orang itu kirim pesan chat ke Kim. Dan itu pesan yang sama. Pesan yang dikirim ke Markas lo."

Seketika semuanya terkejut, bagaimana Aura bisa tau tentang semua itu.

"Lo nyusup ya? Kok lo tau kalau kita juga di kirim pesan kayak gitu?" Tanya Bintang curiga.

"Sembarangan lo! Lo kira gue penguntit?! Orang gue di kasih tau sama Alaska!"

Semuanya langsung beralih ke Alaska yang tersenyum tidak berdosa. "Maaf bos, gue pikir dia harus tau heheh"

"Jadi?" Lanjut Aslan. "Kim di kirim pesan yang sama? Kenapa lo bisa tau?"

"Ceritanya panjang," jawabnya seadanya. "Tapi yang tau hal itu cuman gue, dan akhirnya gue mutusin buat bilang sama lo pada,"

"Gue waktu itu udah nyaranin ke Kim, buat kasih tau kalian. Tapi dia gak mau nyusahin, dan akhirnya dia minta tolong sama gue buat cariin orang yang kirim pesan"

Semuanya larut dalam pikiran masing-masing. Mengapa Kim menyembunyikan masalah itu sendirian? Aslan jadi curiga kalau akhir-akhir ini gadis itu suka berbohong. Namun itu akan dipikirkan belakangan, yang penting ia tau siapa dalang di balik ini semua.

"Lo beneran yakin kalau pelakunya dia?" Tanya Aslan dan mendapat anggukan dari Aura. "Meskipun belum tentu bener, tapi gue yakin seratus persen!"

"Linda Amaya? Dia itu kan mainan lo dulu," ujar Bintang. "Kebetulan apa gimana?"

"Jangan lo pikir gue mau adu domba ya! Ini berdasarkan pemikiran gue aja. Gue ngerasa ada yang aneh aja sama dia,"

"Aneh gimana?" Qana memasang wajah bingung. "Terus? Si Linda itu siapa lagi?"

"Yang gak tau cerita mending diam aja" sindir Bintang.

"Gue dapet informasi tentang dia. Ternyata dia masih di bully sama temen-temen sekelasnya. Itu setelah Kim bela dia. Semua itu gak ngerubah keadaan"

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang