63- Selesai

263 13 22
                                    


Hey!

Kabarnya gimana?

Sepertinya ini akan menjadi part terakhir ASLAN... Udah pada siap? Atau mau aku lanjutin satu part lagi?

Diharap dengan sangat kalian meramaikan part-part terakhir cerita aku ya! Aku gak minta banyak kok wkwkwkwk

Buat kalian yang sedang cape dengan keadaan, semangat ya! Terkadang, lelah itu wajar kok, bagaimanapun juga, kita semua juga pasti berada di titik terendah. Semangat kalian! <3

Untuk aku sendiri, menurut aku ini part paling panjang yang aku tulis dalam cerita ini. Bener-bener seantusias itu aku menyelesaikan cerita ini.

Bagi kalian yang kembali sekolah online, tetap semangat dan jangan menyerah ya! Saya tau kok, kalian tertekan sama tugas-tugas yang gak habis-habis, plus gak bisa ketemu ayang WKWKWK

Bagi yang sekolah offline, juga harus semangat juga belajarnya! Tapi selalu pakai masker ya!

Kayaknya segitu dulu, di mohon kalian komen di setiap paragraf biar makin rame hihi

Selamat membaca!

***

"Kak,"

"Kakak!"

"Kak Aslan!"

Aslan langsung membuka matanya. Ia mengatur napasnya. melihat sekitar, tempat ini begitu asing. Ia tidak pernah kesini. Dimana dirinya?!

Cowok itu mengamati dirinya sendiri. Tidak ada yang berubah. Apa Aslan sedang berhalusinasi?

Tempat ini begitu tenang, bahkan Aslan merasa ia tengah berdiri di atas hamparan air yang luasnya tidak ada ujungnya. Aslan juga hanya mendengar suara angin yang berhembus.

"Aslan," Sang pemilik nama mengangkat kepalanya ketika seseorang dengan suara lembutnya itu memanggilnya. Aslan sedikit kaget ketika tiba-tiba di hadapannya ada sosok yang sangat ia rindukan.

"Alin..." Aslan hendak melangkah, namun ia merasa kakinya tidak bisa bergerak sama sekali. Seolah-olah dunia ini tidak membiarkan Aslan mencapai Alin yang berjarak sekitar dua meter dari dirinya.

"Apa yang kakak pikirin? Ini bukan waktunya untuk frustasi," ucapnya.

Aslan tertegun. Namun cowok itu hanya diam, tidak merespon.

"Jangan hanya karena semua usaha yang kamu lakuin ujung-ujungnya gak dapat apa-apa, kakak jadi kehilangan arah."

Alin merapikan rambutnya yang tertiup angin. "Semua ini belum selesai,"

"A-aku harus apa..." Gumam Aslan seketika angin bertiup lebih kencang dari sebelumnya.

Alin dengan rambut yang ikut berterbangan pun tiba-tiba tubuhnya perlahan lenyap.

"Jangan menyerah, selamatkan dia!" Alin melontarkan kalimat terakhir bersamaan ia hilang di tiup angin.

"Bos?"

"Bos! Woi!"

"WOI ASLAN!!" Aslan membuka matanya dan terkesiap karena sadar bahwa ia diteriaki oleh Bintang yang kini berada di hadapannya.

Plak

"Sadar goblok!" Aslan memegang pipinya yang habis kena tampar oleh temannya itu menatap Bintang tajam. "Lo nampar gue?!"

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang