Part 10- Milik gue

742 36 4
                                    


Dia milik gue, ya tetap jadi milik gue. Gak akan ada yang bisa ngambil
~ Aslan Ryvaldy

●●●

Kini Kim dan Vanya sedang berada dikelas, beruntung sekali saat ini semua guru ada rapat dari luar, semua siswa pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sama halnya seperti Kim dan Vanya, mereka sedang bergurau bersama.

Jika dilihat, persahabatan Kim dan Vanya lah yang paling rekat. Mengapa demikian? Vanya sudah mengenal Kim dari smp. Hanya Vanya yang tau mengenai masalah Kim.

Meskipun Vanya adalah cewek bawel dan juga cempreng, namun ia akan menjadi lebih dewasa jika berurusan dengan masalah Kimberley. Kebahagiaan Kim akan selalu ia utamakan. Bukankah itu yang namanya persahabatan? Meskipun mereka sama-sama memiliki kekurangan, namun mereka saling melengkapi.

"Kim" panggil Vanya namun tak direspon oleh gadis Kim.

"Kim"

"Kim!"

"Kimmmmm!"

"WOY!" Teriak Vanya membuat Kim beserta seisi kelas menatapnya aneh.

Kim berdecak. "Apa sih?!"

"Kacangin aja gue terus sampe sukses!"

"Aminnnnnnn"

"Loh! Kok?"

"Kan tadi kamu bilang, kacangin aja gue terus sampe sukses! Berarti kalau aku kacangin kamu, aku bakal sukses dong" ucap Kim dengan nada polosnya.

Vanya berdecih. "Semerdeka lo deh. Eh! Eh! Kita ke kantin yok!"

"Mau ke kantin atau mau ketemu Antartika?"

Gadis itu menyengir tak berdosa. "Hehe, dua-duanya boleh juga"

"Ckckck, Antartika aja terus! Nanti kalau sakit hati ujung-ujungnya nangisnya sama aku"

"Eh? Lo kira gue apaan? Gini-gini gue itu strong girl" ucap Vanya bangga.

"Sekarang kamu bakal bilang kalo kamu strong girl, mungkin di masa depan kamu bakal jadi sad girl. Percaya aja deh sama aku" ucap Kim seadanya namun sedikit pedas.

"Yaudah! Ayok dah kita kekantin! Gue bosen di kelas terus" ajak Vanya sambil mengalihkan pembicaraan.

●●●

Kini Kim dan Vanya sedang berjalan menyusuri koridor menuju kantin. Yahh memang dari kelas mereka ke kantin cukup jauh sih dari ujung ke ujung.

Di tengah perjalanan pun Vanya  menghentikan langkahnya membuat Kim juga menghentikan langkahnya. "Kenapa Van?"

Sedangkan Vanya hanya tersenyum kegirangan sambil melihat ke arah lapangan membuat Kim mengikuti arah padang gadis itu. Pantas saja Vanya kegirangan, ada Antartika rupanya!

"ANTARTIKA! YUHUUUUUUUUUU! TUNGGUIN VANYA DONG! ANTARTIKA MAU KEMANA? IKUT DONGGGGGGGGGGGG"

Kim hanya menepuk jidat, tingkah Vanya sangatlah berlebihan, lihatlah! Kini ia dan Vanya menjadi pusat perhatian.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang