53- Buku Harian

198 12 6
                                    

Hai!

Kabarnya gimana? Sehat?

Oh iya! Aku cuman mau bilang minggu depan aku updatenya ditunda dulu karena mau fokus ujian. Bagi kalian yang juga sebentar lagi mau ujian semangat ya!

Sebenernya part 53 ini panjang banget, jadi aku bagi deh, takutnya kalau kepanjangan nanti kalian jadi bosen. Nanti kelanjutannya di tunggu aja!

Masih ada yang berharap kapal kalian berlayar lagi?

Jangan lupa di vote dan juga sertakan komentar biar aku semakin semangat berkarya☺️🙏 karena dengan itu semua udah bikin aku seneng dan semangat deh updatenya.

Selamat membaca guys!

***

Aslan berjalan keluar dari area kelas dengan wajah murung seperti biasa. Tidak peduli dengan tatapan-tatapan yang di berikan oleh sejumlah siswa kepadanya. Jika biasanya Aslan akan memarahi mereka, kali ini ia lebih memilih untuk tidak peduli. Geng Monster tadi sudah duluan pulang karena ingin menjalankan urusan masing-masing dan bahkan ada yang memilih untuk tetap nongkrong di Markas.

Cowok itu menghentikan aktivitasnya saat ada yang menghalangi jalannya. Sebenarnya kalau Aslan mau, ia bisa saja mengambil jalan lain, tapi karena ia orang yang baik maka ia akan menjadi baik.

"Sini, biar gue yang bantu" tawar Aslan yang ikut merapikan buku-buku yang berserakan di lantai.

"Ga usah." Tolak Kim dingin yang sudah bisa di tebak oleh cowok itu.

Aslan berdecak, ia tetap merapikan buku-buku itu dan disusun menumpuk menjadi satu lalu mengangkatnya.

"Aku bisa sendiri."

"Ini berat. Gua aja yang bawa" bantah Aslan membuat Kim berdecak.

"Gak usah sok baik."

Aslan mendekatkan wajahnya lalu menatap Kim tajam. "Dasar kepala batu. Udah tau berat masih mau maksa bawa sendiri."

Aslan langsung membawa tumpukan itu ke tempat yang hendak Kim tuju dan menaruhnya di atas meja ketika sudah sampai.

"Mau kamu ngapain aja juga gak ada harganya." Ujar Kim ketika Aslan keluar dari ruang guru.

"Kenapa sih marah-marah mulu dari tadi? Gua cuman mau bantuin"

"Aku gak ada minta di bantu."

Aslan tertegun, ia sedikit tidak terima ketika orang di depannya ini bukanlah Kim yang ia kenal. Rasanya begitu sakit ketika tidak dapat merasakan aura dari gadis itu lagi.

Andai waktu bisa diulang, Aslan ingin lebih lama lagi menghabiskan waktunya dengan Kim. Dan selalu berharap bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi.

Namun semuanya sudah terjadi.

Kim berjalan melewati Aslan begitu saja tanpa menatap mata cowok itu sama sekali. Aslan pun berteriak, "LO PIKIR LO BISA SEENAKNYA MAIN TINGGAL GUE?!"

"Tapi bukannya lo selalu begitu? Apa-apa diem, pendam sendiri. Mau besarnya masalah lo selalu merasa kalau lo itu baik-baik aja." Kim merasa tertampar dengan perkataan Aslan.

"Pendam aja tuh masalah. Biar orang-orang tau lo itu anggap mereka itu apa."

Kim menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya dan berkata, "ya! Aku emang gak pantes dekat sama siapa-siapa!"

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang