Dave dan Kuchel

755 101 6
                                    

Hallo~ Minna.

Kepada kalian semua yang sedang membaca book ini maaf karena Kyu harus me-revisi nya.

Dan lebih baik baca kembali dari prologue karena isi-nya berbeda dari sebelumnya.

Terimakasih 💜.

#
#
#
#
#

"Benarkah!!? kita akan mengunjungi kediaman kak (Name)??!" tanya Dave antusias pada sang nenek, Kuchel mengangguk kecil dengan seulas senyum tipis. "Ya...Dave tahu? ibu kak (Name) adalah teman nenek" ujarnya memberitahu sang cucu.

"Benarkah!?" tanyanya lagi dan diangguki oleh Kuchel, saat kaki keduanya akan melangkah menuju pintu utama kediamannya. Suara Petra menghentikannya membuat nenek dan cucu itu menoleh.

"Kalian mau kemana?" tanya wanita bersurai caramel dengan kedua tangan yang sudah terlipat didepan dada, matanya menatap bergantian pada putra dan mertuanya. Kuchel tersenyum kecil pada Petra, "kami akan mengunjungi kediaman (Name)" Petra mengernyitkan dahinya dengan kepala yang sedikit dimiringkan.

"Huh!! dia tinggal disekitar sini?" tanyanya pada sang mertua, Kuchel mengangguk masih dengan senyum kecilnya. Kemarin saat dirinya baru saja membeli bahan makanan di supermarket, Kuchel bertemu dengan Carla diperjalanan menuju kediamannya.

"Tidak-tidak!! kalian tidak boleh kesana!! tetap diam disini!!" titahnya sambil menatap keduanya dengan serius, Dave menekuk bibirnya dengan sedih karena sang ibu melarangnya. Kuchel menghela nafas dengan perlahan, "Petra, Levi yang menyuruh ibu untuk mengunjungi kediaman (Name)" balasnya.

"Heh!! untuk apa? tanyanya dengan penasaran, Kuchel hanya diam sambil terus menatap sang menantu lalu mulai melangkah keluar bersama dengan cucunya meninggalkan Petra yang kesal karena pertanyaan tidak dijawab oleh Kuchel.
Saat kejadian kemarin malam, Petra dan Dave tidak mengetahuinya karena keduanya sudah tertidur terlebih dahulu, Levi meminta tolong pada ibunya untuk mengunjungi kediaman mantan tunangannya untuk menyampaikan maafnya.

---

"Permisi, nyonya!" panggil petugas keamanan dari depan pintu ber-cat putih itu, seorang wanita setengah paruh baya keluar dari kediamannya. Matanya tiba-tiba membulat terkejut karena mendapati keberadaan Kuchel dan Dave yang berada dibelakang petugas keamanan.

"Ada tamu untuk anda" ujarnya dan diangguki oleh Carla, nyonya rumah segera menyuruh sang petugas pria itu kembali ke pos nya, matanya terus menatap Kuchel yang berdiri sambil menunjukkan seulas senyum tipis dan kini matanya beralih menatap pada seorang anak laki-laki bersurai caramel yang berada disebelah teman lamanya.

"Jadi...dia cucu mu?" tanyanya dan dibalas anggukan oleh wanita bersurai hitam dengan manik berwarna abu-abu. "Dave, kenalkan dirimu pada bibi Carla!" titahnya dengan lembut, Dave berdehem pelan lalu kembali menatap Carla dengan senyum lebar khas anak-anak.

"Hallo, nama ku Dave" ujarnya memperkenalkan dirinya dengan singkat, Kuchel mengangguk dengan menunjukkan seulas senyum tipis dibibir nya. Dia segera menyuruh keduanya untuk masuk kedalam dan memanggil seorang pembantu untuk membuatkan teh dan satu susu murni untuk Dave.

Carla kembali menatap teman lamanya, menghela nafas dengan perlahan dia mencoba untuk tidak terlalu emosional karena Kuchel membawa seorang anak kecil, "um...ada apa kau datang kemari?" tanyanya dengan kepala yang sedikit dimiringkan.

"Euh...bibi, apa kak (Name) berada dirumah?" tanyanya sambil menatap Carla dengan mata polosnya. Ibu dari (Name) dan Eren mengerjapkan matanya beberapa kali karena Dave tiba-tiba menanyakan tentang putrinya, 'kenapa anak ini bisa tahu?' pikirnya dengan dahi yang sedikit mengekerut.

"Dave, kau tahu (Name)...dari mana?" tanyanya penasaran, anak bersurai caramel itu tersenyum lebar. "Aku bertemu kak (Name) di daycare milik kak Pieck. Aku tahu kakak dari sana" jawabnya dan Carla membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.

"Jadi bibi, apa kakak ada?" tanyanya lagi dengan kepala yang sedikit dimiringkan, Carla memanggil salah satu pembantunya lalu menyuruhnya untuk membawa Dave pada kamar putri sulungnya yang mungkin masih berada di dalam alam bawah sadarnya. Setelah Dave diantar oleh pembantu wanita, Carla kembali menatap pada Kuchel yang masih diam dengan senyum tipis.

"Um...ada apa kau datang kemari?" tanyanya sekali lagi pada wanita bersurai hitam panjang itu, "mmh...begini, aku minta maaf karena putra ku berkelahi dengan menggunakan kekerasan pada Eren" Carla yang mendengarnya mengangguk kecil lalu menyandarkan punggungnya dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada, "seharusnya aku yang meminta maaf...karena Eren yang memukul putra mu lebih dulu" ujarnya ikut meminta maaf pada Kuchel.

Kuchel tersenyum mendengarnya, "bagaimana keadaan (Name)? dia juga terkena pukulan tidak sengaja dari Levi, kan?" tanyanya dengan kedua alis yang sedikit terangkat. Carla mengangguk kecil, "hu'um...dia baik-baik saja, kau tenang saja! tubuhnya tidak lagi lemah seperti saat dirinya masih kecil" ujarnya memberitahu dan membuat Kuchel terkekeh pelan.
Ya...Kuchel tahu keadaan (Name) saat perempuan bersurai hazel itu masih kecil karena dia yang selalu membantu Carla jika putrinya tiba-tiba jatuh sakit.

"Tapi tetap saja!! dia itu perempuan, aku takut jika dia jatuh sakit karena ulah Levi yang tidak sengaja memukulnya" Carla menggeleng kecil dengan senyum tipis yang terpasang dibibir nya.

---

Sementara itu dikamar (Name), Dave tengah menempelkan kantung es pada pipi (Name) yang terlihat lebam, mata anak laki-laki itu terlihat khawatir. "Kenapa pipi kakak bisa begini? apa kakak berkelahi?" tanyanya dengan dahi yang mengernyit lucu membuat (Name) tersenyum geli, "tidak!! pipi kakak hanya terbentur ujung meja makan" jawabnya sambil mengelus surai caramel Dave.

"Benarkah?" (Name) mengangguk kecil masih dengan senyum yang dia pertahankan, "um...ayah juga memiliki luka lebam seperti kakak di pipinya, pasti dia berkelahi!" tebaknya dengan kesal, (Name) yang mendengarnya hanya diam dengan mata yang terus menatap Dave.

"Apa masih sakit?" tanyanya lalu menaruh kantung es itu di nakas samping ranjang milik (Name), "hanya sedikit" jawabnya dengan senyum yang kembali terpasang dibibir nya.

Klik

"Kak!" keduanya menoleh kearah pintu secara bersamaan, mata Dave membulat saat luka yang sama persis seperti milik ayahnya dan (Name) berada di pipi, pemuda yang tengah menatapnya dengan bingung. "Eh!! kenapa kakak juga memiliki luka lebam?" tanyanya bingung. Apa mereka bertiga ini terbentur ujung meja makan secara bersamaan? pikirnya begitu.

Eren melipat kedua tangannya didepan dada dengan kedua mata yang terpejam, "ya...ini karena ulah Lev-

"Eren!!" potongnya dengan cepat, perempuan itu memelototi adiknya membuat si empu mengernyit heran. "Ulah siapa kak?" tanya Dave pada (Name), anak itu masih saja penasaran dengan kelanjutannya, (Name) tersenyum kecil lalu membelai surai milik Dave. "Leviathan, dia bertengkar dengan rekan kerjanya" ujarnya dengan lembut.
Tidak mungkin (Name) memberitahu kebenaran pada Dave, bisa-bisa anak kesal pada sang ayah.

Sementara Eren yang mendengarnya tambah mengernyitkan dahinya bingung, 'apa itu? siapa Leviathan? adanya juga levi!! lalu siapa anak laki-laki ini?' batinnya bertanya-tanya dengan pandangan yang terus menatap wajah lucu milik Dave yang tengah berbincang dengan kakaknya.

#
#
#
#
#

To Be Continued
##############

Sampai disini dulu ya Chapter ini

Jangan lupa Voment nya ya

See u

Revisi : 24 Juli 2021

Complicated Love ( Levi x Reader ) {Modern AU} - [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang