Pertunangan

667 79 7
                                    

Hallo~ Minna.

Kepada kalian semua yang sedang membaca book ini maaf karena Kyu harus me-revisi nya.

Dan lebih baik baca kembali dari prologue karena isi-nya berbeda dari sebelumnya.

Terimakasih 💜.

#
#
#
#
#

Sudah selama satu tahun (Name) berada di Tokyo, dua Minggu yang lalu dia mendapat kabar bahwa Pieck sudah bertunangan dengan Jean...dan pada hari ini Eren dan perempuan bersurai hitam sebahu sedang melangsungkan acara pertunangan, bersama dengan Armin yang juga berpasangan dengan Annie.

Keduanya melangsungkan pertunangan dengan cara bersama-sama, itu semua kemauan Eren dan juga Armin.

Di sebuah kamar yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, seorang perempuan bersurai hazel tengah berbaring dengan ponsel yang menempel di telinganya, "hm... bagaimana dengan hadiah yang kuberikan? apa kalian menyukainya?" tanyanya dengan senyum tipis yang terpasang indah dibibir yang terlihat sedikit pucat.

"Um...kami sangat menyukainya, ini adalah hadiah yang sangat kami sukai!!"

Jawab suara dari seberang sana yang membuat perempuan yang adalah (Name) tambah melebarkan senyumannya, "... maafkan kakak karena tidak bisa datang" ujarnya dengan suara yang cukup kecil dan senyum yang hilang dari bibirnya.

"Tidak! tidak apa-apa, kami sudah merasa senang bisa menerima hadiah dari kakak"

Perempuan bermanik zamrud dengan surai berwarna hazel itu kembali tersenyum, "ah...Eren-"

"Oi!! selamat atas pertunangan kalian!"

(Name) membelalakkan matanya saat mendengar suara seorang pria yang sangat-sangat dia kenali, kantung tiba-tiba berdegup dengan sedikit kencangkan, tidak tahu apa yang terjadi?.

"Ah!! Lev-"

Beep beep!!

Sambungan diputuskan oleh (Name), matanya menatap langit-langit kamarnya, 'kenapa dia ada disana? apa mereka mengundangnya?' batinnya bertanya-tanya dengan dahi yang sedikit mengkerut. Suara ketukan pintu membuatnya kembali tersadar dan mulai menuruni ranjangnya.

"Iya~ tunggu!!" ujarnya dengan sedikit keras, tangannya mulai memutar handle pintu dan menariknya kedalam. "Huh!! Nicco? kenapa kem-"

"Hahh...kau benar-benar demam, ku kira kau berbohong agar tidak masuk untuk ujian terakhir" potongnya membuat dahi perempuan bersurai hazel itu mengkerut cukup dalam, "apa?...aku berbohong untuk tidak mengikuti ujian terakhir?!! kau gila?" balasnya dengan sangat kesal. Niccolo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu tertawa canggung.

"Maaf-maaf" (Name) menghela nafas dengan perlahan lalu mulai melangkah menuju ruang televisi, "Nicco...tolong tutup pintunya" pintanya, Niccolo mengangguk lalu masuk dan mulai menutup pintu apartemen. Matanya menatap (Name) yang sudah membaringkan tubuhnya diatas sofa, "kau sudah pergi ke dok-"

"Sudah!!" potongnya dengan singkat, (Name) menutup matanya karena rasa pusing yang terus-menerus menyerang kepalanya dan rasa panas yang berasal dari tubuhnya.
Perempuan itu tiba-tiba merasakan gejala demam saat kemarin malam karena dirinya sempat terguyur oleh hujan yang turun dengan cukup deras dan...pagi tadi, (Name) sudah memeriksakan dirinya ke dokter karena tubuhnya yang semakin terasa tidak enak.

Niccolo melangkah mendekati (Name) yang tengah berbaring disofa dengan kedua mata yang terpejam, "wajahnya sangat merah, apa karena suhu tubuhnya yang cukup tinggi?" gumamnya, dia berjongkok dan menaruh punggung tangannya di dahi perempuan yang tengah memejamkan matanya, "hahh...panas sekali. (Name)?" panggilnya dengan pelan tapi tidak ada respon dari perempuan bermanik zamrud, pemuda bersurai blonde itu menarik kembali tangannya, "dia tertidur?" gumamnya dengan kepala yang sedikit dimiringkan.

"Aku akan menghubungi, paman Grisha" gumamnya lagi lalu beranjak dari sana.

---

"Hm... terimakasih sudah memberitahu ku"

Beep beep!!

Grisha menghembuskan nafasnya dengan perlahan, kedua matanya terpejam dengan sebelah tangan yang memenggang benda pipih berwarna hitam, "Grisha?" merasa suara sang istri memanggil namanya, dia menengok kebelakang. "Ada apa?" tanyanya sambil memerhatikan raut wajah suaminya.

"(Name), dia sedang demam" ujarnya dengan seulas senyum tipis, Carla membulatkan matanya terkejut. "Apa? apa dia sudah pergi ke dokter untuk pemeriksaan?" tanyanya dengan suara yang terdengar sangat khawatir, Grisha mengangguk sambil mengelus sayang bahu milik istrinya dan matanya yang menatap mata Carla. Seakan mengatakan, 'jangan khawatir' begitu.

"Ada apa?" pasangan suami-istri itu menoleh secara bersamaan, keduanya tersenyum dan menggeleng kecil. "Kami hanya sedang berbicara saja" ujar sang ibu dan diangguki oleh Grisha. "Oh...ku kira ada sesuatu yang sedang terjadi" lanjut Eren.

"Sana-sana!! nikmati acara pertunangan ini~" ujarnya dengan wajah yang kembali girang, kedua pasangan yang sedang bertunangan itu berjalan beriringan menuju stand ice cream.


Levi yang melihat kedua pasangan itu tersenyum kecil, pria dengan manik berwarna abu-abu kembali mengingat saat dirinya dan (Name) sedang melangsungkan acara pertunangan mereka. Jantungnya terasa berdegup dengan sangat kencang karena saking gugupnya.

Kenny yang melihat keponakannya itu segera merangkul Levi membuat si empu sedikit tersentak, "hey!! kau akan kembali bertunangan dengan (Name). Jadi kau tenang saja, oke~" ujarnya dengan senyum pepsodent nya, Levi mengangguk kecil dengan senyum yang kembali terlihat di bibirnya.

"Ayah, aku ingin ice cream" Levi menoleh kesamping, dimana putranya sedang berdiri sambil menggenggam tangannya. Levi mengangguk lalu menggendong tubuh Dave, "ayo~" ujarnya dan berjalan menuju stand ice cream, Eren dan Armin menyapa Dave yang sedang berada didalam gendongan ayahnya.

Sementara itu, wanita bersurai caramel itu tetap berdiam diri dibelakang Kuchel yang sedang berbincang dengan Carla, dia mengkerutkan dahinya cukup dalam dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

#
#
#
#
#

To be continued
##############

Sampai disini dulu ya Chapter ini

Jangan lupa Voment nya ya

See u

Revisi : 8 Agustus 2021

Complicated Love ( Levi x Reader ) {Modern AU} - [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang