Perasaan apa ini?

674 96 6
                                    

Hallo~ Minna

Kepada kalian semua yang sedang membaca book ini maaf karena Kyu harus me-revisi nya.

Dan lebih baik baca kembali dari prologue karena isi-nya berbeda dari sebelumnya.

Terimakasih 💜.

#
#
#
#
#

"Ayah, ayo buka mulut mu!! aaa~" ujar Dave sambil menyodorkan sendok bubur kehadapan mulut Levi, pria ber-marga Ackerman itu tidak bergeming...dia malah terus menatap putranya dengan pandangan kosong dan tangan yang masih memenggang bingkai foto.

Dave yang melihat ayahnya begitu hanya bisa memandangi Levi dengan tatapan bersalah, "maaf~ ayah juga pasti berpikir jika aku salah" ujarnya dengan kepala yang tertunduk, "aku sudah berbuat salah, maafkan aku ayah~" ujarnya dengan mata yang menatap ayahnya penuh harap.

Levi hanya terus memandangi putranya dengan tatapan kosong membuat Dave menggigit bibir bagian bawahnya dan mulai menyendok bubur yang sudah dibuat oleh neneknya, "jika ayah tidak mau memaafkan ku...itu tidak apa-apa!! tapi ayah harus makan agar tubuh ayah kemba-"

"Aku akan makan jika (Name) sudah kembali" ujarnya memotong perkataan anak laki-laki yang duduk disampingnya, "ayah...tiga suap saja dan itu akan selesai, aku mohon~" ujarnya dengan memohon, Levi menggelengkan kepalanya dengan perlahan membuat Dave menghela nafas dengan perlahan.

Dia menyimpan mangkuk berisi bubur dan mulai memeluk tubuh yang lebih besar darinya dengan erat, maniknya terlihat bergetar dan bibir yang mulai melengkuk kebawah, "maafkan aku~" ujarnya dengan lirih.

---

"Dimana Putra ku!?" kedua orang yang tadinya terlihat tampak berfikir dengan sekejap berubah menjadi raut terkejut saat mendengar suara wanita yang sekarang sudah menjadi mantan istri putranya. Kakak-adik itu berdiri dan mulai melangkah secara bersamaan mendekati Petra yang tengah menatap tajam keduanya.

"Dave...dimana dia? aku tahu pasti dia berada disini" ujarnya dengan dahi yang mengkerut cukup dalam, "siapa kau? seenaknya masuk kedalam kediaman kami?" suara Kuchel membuat pandangannya beralih menatap wanita setengah paruh baya yang sedang berkacak pinggang.

"Aku ibunya!! aku berhak masuk kedalam sini tanpa izin kalian jika putraku berada disini" ujarnya dengan nada suara yang cukup tinggi, Kuchel menunjukkan seulas seringai, "huh!! ibunya kau bilang?" Petra menatap ibu dari mantan suaminya dengan dahi yang masih mengekerut, "...ibu macam apa kau ini? kau berani mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak boleh didengar oleh seorang anak kecil?!!" Kuchel terlihat sudah tersulut omesi oleh wanita bersurai caramel yang berdiri dihadapannya.

"Apa kau bilang?! aku...melontar-"

"Dave sendiri yang mengatakannya pada Kuchel" potong Kenny dengan cepat, membuat Petra beralihlah menatap dirinya dengan nafas yang sedikit tidak teratur sama halnya dengan Kuchel, "hahh... sebaiknya kau kembali ke kediaman ayah kandung Dave!! jangan kembali lagi kesini!! biarkan Dave ber-"

"AYAH!!"

Prang!!

---

"AH!!" kejut (Name) saat gelas susu yang dia pegang tiba-tiba terjatuh begitu saja, dia memenggangi dada kirinya... jantungnya terasa berdegup dengan begitu kencang membuatnya membulatkan mata. "Ada apa ini? kenapa perasaan ku tidak enak?" gumamnya dengan nafas yang tiba-tiba menjadi memburu.

"Apa terjadi sesuatu disana?" gumamnya lagi dengan pikiran yang terus tertuju pada keluarganya, 'hahh...aku akan menelpon ayah untuk memastikan' batinnya dan segera berlari kecil menuju kamar tidurnya. Sampai disana (Name) dengan cepat menyambar ponsel yang tergelatak diatas bantal dan segera menekan kontak ayahnya.

Dia berjalan mondar-mandir saat beberapa menit ayahnya sama sekali tidak mengangkat sambungan telponnya, "uh...ayo angkat!! aku mohon~" gumamya sambil mendudukkan dirinya diatas ranjang dengan.

"(Name), ada apa?"

Perempuan bermanik zamrud itu tersenyum lebar saat suara sang ayah menyapa indra pendengarannya, "ayah!! apa terjadi sesuatu di kediaman kita? atau di kediaman Zeke?" tanyanya dengan jantung yang masih saja berdegup dengan kencang.

"Hm...tidak ada yang terjadi, memangnya ada apa?"

Helaan nafas lega keluar dari mulut putri sulungnya, (Name) tersenyum dengan mata yang terpejam, "syukurlah..." ujarnya seperti bisikan.

"... memangnya ada apa?"

Grisha kembali bertanya dengan penasaran membuat (Name) membuka matanya dengan senyum tipis yang berada dibibir nya, "um... perasaan ku tiba-tiba menjadi aneh, aku takut jika terjadi sesuatu pada keluarga ku" ujarnya sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Grisha yang berada diseberang telpon terdiam dengan sebelah tangan yang dia masukan kedalam saku jas nya.

"Hallo...ayah, apa kau masih disana?" tanya (Name) yang bingung dengan ayahnya yang tiba-tiba terdiam.


"Ah!! maaf ya...ayah harus segera mematikan sambungannya"

Beep!!

Sambungan diputus oleh Grisha, perempuan bersurai hazel itu menatap layar ponselnya dengan tatapan yang masih terlihat khawatir.

"Apa ayah berbohong? perasaan aneh ini masih belum hilang" gumamnya dengan kedua tangan yang mencengkram kuat ranjangnya.

---

"Dokter!! pasien kehilangan banyak darah!!" teriak salah seorang perawat, pria dengan kumis tipis menoleh dengan mata yang langsung tertuju pada seorang pria bersurai hitam yang terbaring dengan darah yang hampir memenuhi tubuhnya.

"Apa golongan darahnya?" tanyanya sambil berjalan mendekati dua perawat yang sedang menatap kearahnya, "a!! dia memiliki golongan darah a!!" ujarnya dengan tangan yang sedang menekan perut pria yang terbaring lemah, "ambil beberapa kantung darah, sekarang!!" titahnya dengan suara tegas, kedua perawat pria itu mengangguk lalu segera berjalan keluar dari ruangan itu.

Pria yang adalah Grisha Yeager itu menekan perut pasiennya dengan sedikit kuat, matanya terus tertuju pada pria yang harus segera dia tangani, "hey!! Levi...kau tahu? (Name) tiba-tiba merasakan perasaan aneh atau mungkin tidak enak?" ujarnya, ya...pria yang sekarang tengah berbaring lemah itu adalah Levi.
Tangannya mulai bergerak untuk membuka satu-persatu kancing pakaian yang sudah dilumuri oleh darah dari Levi.  Grisha menyinggung senyum tipis dibibir nya, "dia merasakan perasaan aneh...itu karena dirimu" ujarnya, matanya sekarang beralih menatap wajah pucat Levi, "kau harus kuat, ya!! demi (Name)!!" lanjutnya.

Levi tiba-tiba menggerakkan satu jaringan dan air mata mulai menetes dari sudut matanya membuat pria setengah paruh baya itu kembali tersenyum tipis, "demi (Name), kan?!!" gumamnya lagi dengan mata yang sudah menatap pada luka yang berada di bagian perut pria bersurai hitam tersebut.

#
#
#
#
#

To be continued
#############

Levi, kenapa?Ó╭╮Ò

---

Sampai disini dulu ya Chapter ini

Jangan lupa Voment nya ya

See u

Revisi : 2 Agustus 2021

Complicated Love ( Levi x Reader ) {Modern AU} - [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang