Seseorang yang di benci

1K 119 10
                                    

Hallo~ Minna.

Kepada kalian semua yang sedang membaca book ini maaf karena Kyu harus me-revisi nya.

Dan lebih baik baca kembali dari prologue karena isi-nya berbeda dari sebelumnya.

Terimakasih 💜.

#
#
#
#
#

"kau mau kemana?" tanya (Name) yang sedang menonton televisi, Eren yang mendengar pertanyaan dari sang kakak mendengus kesal.

"Huh!! Kau lupa?" tanyanya balik, lalu menunjuk jam dinding, (Name) segera melihat pada arah tunjuk Eren dan mengangguk kecil.

"Yasudah sana pergi!! Jangan sampai telat!!" ujar sang kakak dengan tangan yang dilambai-lambaikan, pemuda bermanik zamrud yang melihat itu mengepalkan kedua tangannya disampingnya tubuhnya, "huh!! dasar kakak sial-"

"Kakak apa?" Eren menengok kebelakang, dia segera berdiri menghadap ayahnya dengan tangan yang mengelus tengkuknya dan terkekeh pelan, "ahahaha... ti-tidak kok" Grisha hanya mengangkat sebelah alisnya sambil terus menatap putra bungsunya itu.

"Umm...aku pergi sekarang ya, ini sudah hampir telat. Bye~" setelah mengucapkan itu, Eren segera berlari keluar dengan tergesa-gesa, sang ayah hanya bisa-bisa geleng-geleng kepala saja melihatnya dan sekarang pandangan beralih pada (Name) yang tengah menonton televisi dengan mulutnya yang terus mengunyah sesuatu.

"(Name)" panggilnya dan dibalas deheman oleh (Name), Grisha melangkah mendekati putrinya lalu duduk disamping (Name), "ayah dan ibu akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari" (Name) yang mendengarnya segera menoleh menatap pada ayahnya, "huh! pergi keluar kota?" Grisha menganggukkan pelan.

"Ayah ada pekerjaan di luar kota dan ibumu harus ikut untuk membatu ayah. Tidak apa-apa, kan?" (Name) mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengangguk kecil dan kembali fokus pada televisi, "hu'um, tidak apa-apa, lagipula ada Eren dan beberapa pekerja disini. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan ku, aku bukan anak kecil lagi ayah..." jelasnya, Grisha hanya berdehem mengiyakannya ucapan putrinya. Walaupun (Name) sudah bicara begitu tetap saja hatinya merasa khawatir pada anak sulungnya, pasalnya saat (Name) kecil tubuhnya sangat lemah dan membuatnya mudah terserang penyakit.
Itulah sebabnya kenapa Grisha khawatir jika harus pergi jauh dari (Name), ya... walaupun sekarang tubuh perempuan itu sudah berbeda dari saat dia masih kecil.

Suara langkah kaki membuat kedua orang yang tengah duduk disatu tempat menoleh kesamping, "sedang apa kalian?" tanya Carla yang tengah membawa dua koper berwarna hitam dengan ukuran yang cukup besar. "Tidak ada, hanya memberitahu (Name) jika kita akan pergi ke luar kota" ujarnya memberitahu, Carla mengangguk kecil.

---

"Mina Carolina" gumamnya saat membaca tulisan di atas kotak berwarna merah, (Name) membawa kotak tersebut kedalam kamarnya dengan seulas senyum kecil yang terpasang di bibir peach nya.

Sampai dikamar dia segera duduk disofa  samping pintu dan membuka kotak tersebut dengan perlahan. Matanya berbinar saat mendapati cake berwarna merah muda yang berada didalam kotak.

 Matanya berbinar saat mendapati cake berwarna merah muda yang berada didalam kotak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber pinterest)

Dia mengambil sepotong cake dan segera mencobanya, matanya melebar dengan binar-binar yang bertambah. "Uhhmm...enak!!" ujarnya dan kembali melahap cake buatan seorang Mina Carolina.

---

"Bertholdt Hoover... sepertinya aku pernah mendengar nama itu" gumamnya sambil mengingat-ingat pemuda tinggi yang baru saja dia temui di sebuah cafe shop. Eren menghentikan laju mobilnya tepat disebuah taman dengan banyak bunga-bunga berwarna-warni.

Pemuda berparas tampan itu turun dan segera melangkah menuju segerombolan orang yang tengah duduk dengan beralasan kan kain berwarna merah kotak-kotak.

"Hoy!!" - Eren

"Ah!! Eren, kau lama sekali!!" ujar Armin dengan dahi yang sedikit mengkerut, Eren tersenyum menanggapi ucapan dari pemuda bersurai kuning yang adalah temannya, dia mendudukkan dirinya disamping Mikasa.

"HEY!! KENAPA DUDUK DISAMPINGNYA?" tanya seorang pemuda bersurai coklat susu dengan nada yang cukup tinggi, Eren mengangkat kedua alisnya, "menangnya kenapa? Jean-boy..." tanyanya balik dengan mengejek pemuda yang dipanggil 'Jean-boy' itu.

Semua teman-temannya yang mendengar perkataan mengejek dari pemuda bersurai hazel itu mulai tertawa dengan suara yang sedikit kencang. Tapi saat pandangan Eren tiba-tiba melihat pada seseorang bersurai hitam yang tengah berdiri sambil menatapnya, membuat Eren menghentikan tawanya. Mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dia lihat benar atau tidak? Eren membulatkan matanya karena yang dia lihat benar-benar orang yang dia benci.

"Sebaiknya kita pulang!!" ujarnya secara tiba-tiba membuat keempat temannya menatap dirinya dengan pandangan bingung, "kenapa? kita baru saja aka-"

"Ayo!!" potongnya dengan singkat lalu menarik tangan Mikasa untuk berdiri dari duduknya, tapi tiba-tiba suara teriakan memanggil nama pemuda bersurai hazel membuat mereka menengok kebelakang. Pandangannya membulat secara tiba-tiba.

Pria itu berjalan mendekati mereka dengan dahi yang sedikit mengkerut, "Eren-"

Buaghh!!

"EREN!!" teriak teman-temannya dengan terkejut, Eren berjalan mendekati pria yang terduduk dengan sudut bibir yang sedikit berdarah. "Kau...kenapa kau kembali lagi, huh!?" tanyanya sambil menarik kerah baju pria tersebut, "kenapa tidak tetap diam disana?!!" tanyanya lagi dengan mata yang sudah terlihat memerah karena kesal.

"Oi!! jawab kau, siala_apa ini!!? lepaskan aku!!" raung Eren saat dua tangan menarik tubuhnya, mata zamrud nya menatap pada Jean yang tengah menariknya dengan sedikit kasar, "lepaskan kau!! Jean-boy!!" ujaylagi dengan nada yang cukup tinggi, tapi itu dihiraukan oleh Jean dan tetap menarik teman keras kepalanya menuju mobil mereka.

Mereka tidak menyadari jika perempuan bersurai hitam pendek masih berdiri disana dengan kedua tangan yang terkepal kuat dan juga mata yang menatap tajam pria bersurai hitam undercut itu. "Kau...kau, pria brengsek. Levi!!" ujarnya pada pria yang dipanggil 'Levi' itu lalu melangkah mengikuti teman-temannya.

Dia menghela nafas dengan perlahan lalu mengelap sudut bibirnya dengan ibu jari secara kasar, "sialan, aku sama sekali belum mengatakan hal lainnya" gumamnya dengan dahi yang mengernyit.

"Ayah!!" suara panggilan dari seorang anak kecil membuat Levi menoleh kesamping.

#
#
#
#
#

To Be Continued
#############

Sampai disini dulu ya Chapter ini

Jangan lupa Voment nya ya

See u

Revisi : 21 Juli 2021


Complicated Love ( Levi x Reader ) {Modern AU} - [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang