Khawatir

634 77 0
                                    

Hallo~ Minna.

Kepada kalian semua yang sedang membaca book ini maaf karena Kyu harus me-revisi nya.

Dan lebih baik baca kembali dari prologue karena isi-nya berbeda dari sebelumnya.

Terimakasih 💜.

#
#
#
#
#

"Aku akan melapor pada polisi, tenang saja!!" pria setengah paruh baya dengan kumis tipis itu mengusap-usap lembut punggung bergetar milik sang istri, mencoba untuk menenangkan wanita setengah paruh baya, "ibu...kau harus tenang!! aku yakin kakak akan cepat kembali" ujar pemuda bersurai hazel itu.

"Bagaimana ibu bisa tenang?! huks... kakak mu sama sekali belum kembali!! hukss..." balasnya dengan suara yang cukup kecil dan sesekali terisak. Yelena yang berada dikediaman ayah mertuanya juga ikut menenangkan sang ibu dengan mengelus-elus punggungnya, Zeke juga tengah berdiri memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada adik tirinya.
Kedua pasangan suami-istri itu, segera datang ke kediaman Yeager saat Eren mengabari mereka jika (Name) belum kembali.

"Bukankah...dia pergi bersama, Niccolo?" tanya Zeke dan diangguki oleh Eren. "Lalu...dia kemana?" tanyanya lagi dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada bidangnya, Eren menoleh menatap kakaknya dengan dahi yang mengernyit sedikit kesal, "bisakah kau diam-"

"Sudah!, kalian berdua ikut ayah ke kantor polisi!!" mendengar suara Grisha yang sedikit kesal membuat kedua adik-kakak itu terdiam mematung, "Yelena...tolong jaga Car-

"Paman!! apa (Name) sud_ada apa ini?" perkataan Grisha terpotong oleh pria bersurai hitam dengan manik abu-abu itu, dia mengeluarkan ekspresi terkejut saat melihat wanita setengah paruh baya yang tengah menangis didalam dekapan Grisha, "...ada apa ini? kenapa bibi Carla menangis?" tanyanya penasaran.

"Levi!! kakak belum juga kembali dari tokonya!!" beritahu Eren dengan sedikit berteriak. Levi yang mendengarnya membulatkan matanya terkejut, pantas saja sedari tadi hatinya merasakan hal yang tidak enak tentang pujaannya itu. "Sudah melapor pada, polisi?" tanya Levi dengan suara yang terdengar sangat khawatir.

"Kami...baru saja akan pergi menuju kantor polisi" sahut Grisha yang masih mencoba menenangkan istrinya.

---

"Maaf tuan...saya tidak bisa membuat laporan orang hilang jika belum 24 jam, sebaiknya anda tunggu-"

Grisha mengebrak meja kerja berbahan kayu dengan cukup kuat membuat beberapa orang yang berada disekitarnya menatapnya dengan mata yang membulat, "PUTRIKU...BELUM JUGA KEMBALI!! DAN KAU BILANG UNTUK MENUNGGU SELAMA 24 JA-"

"Ayah~ tenanglah!! dia benar...jika belum 24 jam-" Grisha berdecih kesal dengan sebelah tangan yang menutupi sebagian wajahnya, "lalu... untuk apa kita melapor jika begitu?!" gumamnya yang masih dapat didengar oleh dua putranya dan juga Levi.

'Hahh... padahal dia sendiri yang ingin melapor' batin Eren sedikit jengah pada sang ayah. Levi terlihat melipat kedua matanya dengar sebelah kaki yang mengetuk-ngetuk lantai kantor polisi, 'astaga...kenapa disaat-saat begini, aku melupakan kantornya?!' batinnya terkejut, Levi berlari keluar meninggalkan ketiga anggota keluarganya Yeager yang menatapnya dengan sedikit bingung.

Bertepatan dengan keluarnya pria bersurai hitam dengan gaya undercut, seorang pemuda bersurai blonde masuk dengan raut wajah yang terlihat sangat panik.

Levi memasuki mobil miliknya dan mengeluarkan ponselnya yang berada didalam saku sweater dengan sesekali bergumam kesal tentang pemuda bersurai blonde yang dia lihat bersama dengan (Name), "sialan, kenapa laki-laki itu meninggalkan di toko sendirian!?" gumamnya dengan dahi yang mengkerut dalam.

"... cepat angkat!!" gumamnya lagi dengan tidak sabaran.

---

"Ugh!!" perempuan bersurai hazel itu membuka matanya dengan perlahan, dia mengerjapkan matanya beberapa kali tapi sama sekali tidak ada perubahan sama sekali, 'gelap...dan bau' batinnya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi... matanya sama sekali tidak bisa melihat apapun disana.

"Dimana ini?" gumamnya bertanya-tanya, ingatannya kembali pada saat dirinya akan meninggalkan area taman yang dia kunjungi dan tiba-tiba kepala bagian belakangnya terasa sakit juga kegelapan yang mengambil alih dirinya.

Matanya membulat sempurna. 'Ada orang yang menculik ku?' batinnya lagi bertanya-tanya, dia mulai menggerakkan kedua tangannya. 'Ini sulit!!...apa yang terjadi dengan kedua tanganku?...dimana ini sebenarnya?' batinnya dengan tubuh yang mulai sedikit bergetar.

Klak!!

Lampu yang tiba-tiba menyala membuatnya harus memejamkan matanya karena sinar yang memasuki matanya, suara langkah kaki yang mendekatinya. Terpaksa membuat dirinya membuka matanya kembali, walau awalnya pandangan buram untuk sementara.

"Hey...sudah bangun dari tidur nyenyak mu, kah?" tanya suara laki-laki membuat (Name) mendongak, bisa dilihat tiga orang pemuda bertubuh tinggi tengah menatapnya dengan datar. Salah seorang pemuda itu berjongkok tepat dihadapan (Name) yang duduk dengan kedua kaki yang terlipat kesamping.

"Ah...cantik sekali~ enaknya diapakan ya... perempuan seperti dirimu" ujarnya dengan seringai nakal yang terpasang dibibir nya. (Name) mengeryitkan dahinya tidak suka, "dimana ini?...kenapa kalian membawa ku!!" tanyanya dengan geram.

"Huh!!...bisa marah ternyata~ hehehe...kita akan bermain dulu untuk sekarang ini ya...hanya sebentar saja~" ujarnya sambil sedikit memiringkan kepalanya, tangannya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.

"Hohoho~ tubuhnya bergetar hebat!! hey...jangan takut!!" ujar seorang pria bersurai hitam sambil menepuk-nepuk tangannya beberapa kali, pemuda yang tadi berjongkok dihadapan (Name) mengeluarkan sebuah pisau lipat berwarna merah dan menunjukkan pada tepat dihadapan wajah (Name), "lihat ini!!...huhu~ kedua tangan mu diborgol, jadi...tidak mungkin kau bisa melakukan apapun pada ku" ujarnya lalu kembali berjongkok diikuti oleh pemuda bersurai hitam itu. (Name)? die membulatkan matanya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pemuda itu.

"... siapa kalian!!? kenapa membawaku kemari?...apa aku memiliki salah dengan kalian?!!" tanyanya dengan manik yang terlihat sudah sangat bergetar.

"Kau...diam saja, sia-"

"Oi!! jangan melakukan apa-apa dulu!!...belum ada perintah darinya!!" suara pemuda yang tengah berdiri itu menghentikan pergerakan ujung pisau yang akan menggores leher jenjang perempuan bersurai hazel itu, "perintah?...apa ada orang yang menyuruh kalian untuk mencul-"

Plak!!

Wajahnya berpaling kesamping dengan mata yang terpejam dengan sangat kuat, "diam kau, sialan!!" teriak pemuda bersurai hitam tepat didepan wajah (Name). Kedua pemuda yang berjongkok itu berdiri dan mulai meninggalkan tempat tersebut dengan lampu yang kembali dimatikan.

Air mata perempuan bersurai hazel itu keluar dengan bibir bagian bawah yang dia gigit, jantungnya berdegup dengan sangat kencang karena rasa takut pada ketiga pemuda yang baru saja keluar, dia menundukkan kepalanya, 'tolong aku' batinnya ketakutan.

#
#
#
#
#

To be continued
##############

Sampai disini dulu ya Chapter ini

Jangan lupa Voment nya ya

See u

Revisi : 11 Agustus 2021

Complicated Love ( Levi x Reader ) {Modern AU} - [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang