Demi apa..?
Aku tenggelam dalam bayang, bayang mu menghilang di tikam hitam.
Ulur waktu membuka celah-celah mata mengharap cahaya datang untuk cinta.
Bernaung di kelopak mata bagai sinar berlian yang terang memancang.
Kekasih...
Air mata mu atau milik ku kah yang tak dapat terseka. disekat oleh isak yang lelah merenung di ujung kerung.
Seribu malam datang berpaling pada wajah rembulan yang terang dan tenang, nun menanti penuh pedih di iris sunyi.
Mati...
Mati...
Mati...
Detik ini mati tak bergerik, di hadapan sunyi ia runtuh bagai huruf yang tak lagi hidup utuh, di genggaman seribu fana yang menyapa ku malam itu.
Aku tanpa mu kekasih, tanpa kasih tak mengerti harus ke mana kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seutas Gelabah
Poetry"Pena Beranjak" Mengenal kan puisi kepada kalian yang suka dengan kata-kata indah dan manis. Di sini kalian bisa merasakan apa yang kalian rasakan, karna puisi yang dibuat memang berdasarkan kisah keseharian yang biasa terjadi pada siapapun, termasu...