Landung

8 4 0
                                    

kala hujan...
kau bersembunyi di balik atap-atap rumah itu, di antara temaramnya cahaya yang ngeri terlihat oleh sepasang mata.
Kau duduk terkunci oleh diam, mengetuk gerimis yang damai terdengar alunan gemericik nya.
Sedang disebrang sini tandus tak tercium bau hujan.
Sekecil pun celah tak lagi terlihat cerah.

langit yang terlanjur mendung,
hati mu semakin berlandung tak terbendung.
Dari sini, Kau tampak lelah menanti reda,
Kau begitu marah serupa bara pada unggun yang menyala memerah.

Sudah kah aku ada disana..?
menjelma selimut yang mendingin kan amarah, merubah ratap pada kata yang tak terbaca oleh tatap, dan menjadikan rincis sebagai titik bahagia di akhir barisan bait puitis.

Seutas GelabahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang